Liputan6.com, Jakarta - Negara bagian Gujarat India berduka atas kematian 135 orang akibat ambruknya jembatan akhir pekan lalu.
Bendera setengah tiang lantas dikibarkan di gedung-gedung pemerintah, dan acara-acara publik, resepsi, dan program hiburan dibatalkan.
Advertisement
Petugas penyelamat akan melanjutkan pencarian korban yang belum ditemukan untuk hari keempat, kata juru dari pemerintah.
Jembatan gantung era kolonial di kota Morbi, di atas sungai Machchhu, dipenuhi wisatawan yang merayakan festival Diwali dan Chhath Puja.
Namun, jembatan itu ambruk pada Minggu malam dan membuat orang-orang terjatuh ke air sungai, dari jembatan dengan tinggi sekitar 10 meter.
Ketua Menteri Gujarat Bhupendra Patel telah mengimbau orang-orang di negara bagiannya untuk berdoa bagi jiwa-jiwa yang meninggal dan keluarga mereka.
Warga Morbi bernama Ashok Bhai Jindani, menyalakan dupa di hadapan patung dewa.
"Untuk orang-orang yang telah meninggal, saya akan berdoa agar Tuhan membawa kedamaian bagi mereka dan keluarga mereka," kata Jindani.
Tragedi jembatan runtuh di Morbi, India, menyisakan duka yang mendalam. Namun, rekaman yang beredar justru menunjukkan sejumlah pemuda yang sengaja menggoyang-goyang jembatan.
Pada video yang viral di Twitter, para kawula muda itu tampak menggoyang jembatan secara ritmis ke kanan-kiri. Mendadak jembatan gantung itu putus dan lebih dari seratus orang tewas.
Sejumlah Pemuda Pelakunya
Para pengunjung juga mengakui bahwa sejumlah pemuda memang sengaja menggoyang-goyang jembatan. Hal itu sudah terjadi beberapa jam sebelum jembatan yang baru operasional itu putus.
"Ada kerumunan besar di jembatan. Keluarga saya dan saya berada di jembatan itu ketika sejumlah anak muda menggoyangkannya dengan sengaja," ujar Vijay Goswami kepada The Hindustan Times, dikutip Selasa (1/11/2022).
"Sebelum meninggalkan spot tersebut, saya sudah memperingatkan kepada staf yang bertugas untuk menghentikan orang-orang yang menggoyang jembatan, namun mereka hanya tertarik menjual tiket dan memberitahu kita bahwa tidak ada sistem untuk mengendalikan kerumunan," kata Goswami.
Beberapa jam kemudian jembatannya putus.
Profesor Sewa Ram dari School of Planning and Architecture di India menjelaskan bahwa menggoyang jembatan seperti itu bisa menjadi salah satu penyebab jembatannya putus.
"Pertama dan yang paling awal adalah beban titik (point load) yang pada dasarnya adalah ketika terlalu banyak orang berkumpul di satu titik," ujar Profesor Ram kepada India Today, Selasa (1/11).
"Alasan kedua adalah oskilasi yang berarti ketika banyak orang bergoyang, melompat, mengayunkan jembatan itu. Itu memberi tekanan pada kabel-kabel yang bisa memutuskan mereka. Ketiga tentunya adalah beban yang melebihi kapasitas," jelasnya.
Advertisement
Sembilan Orang Ditangkap
Korban tewas akibat jembatan ambruk di India dilaporkan terus bertambah. Kini mencapai 133 jiwa.
Mengutip laporan VOA Indonesia, Selasa (1/11), pihak berwenang di India mengatakan pihaknya telah menangkap sembilan orang sehubungan dengan robohnya sebuah jembatan gantung di negara bagian Gujarat.
Menurut polisi, mereka yang ditangkap termasuk staf manajerial di perusahaan yang mengoperasikan jembatan yang baru saja direnovasi itu. Polisi mengatakan kemungkinan ada lebih banyak pihak yang akan ditangkap.
Media setempat melaporkan pada Senin 31 Oktober bahwa jembatan berusia hampir 150 tahun yang melintasi Sungai Machchu itu dibuka lima hari lalu, setelah menjalani perbaikan selama tujuh bulan oleh sebuah perusahaan swasta. Meski demikian, laporan-laporan itu mengatakan, jembatan Kota Morbi itu belum menerima sertifikat kelayakan atau keselamatan dari pemerintah lokal.
Banyak korban luka dirawat setelah insiden runtuhnya jembatan hari Minggu 30 Oktober, sementara polisi mengatakan mereka khawatir jumlah korban jiwa masih akan bertambah.
"Ratusan orang memadati jembatan itu selama perayaan festival Hindu Diwali," kata pihak berwenang.
Rekaman CCTV dari lokasi menunjukkan sekelompok pemuda mencoba menggoyangkan jembatan itu dari kedua sisi sebelum akhirnya kabel yang menopang jembatan terputus, menurut laporan kantor berita Reuters.
Korban Anak-Anak
Jembatan di atas sungai Machchhu yang berjarak sekitar 200 kilometer dari kota utama di Gujarat, Ahmedabad, itu baru buka beberapa hari setelah perbaikan berbulan-bulan.
Seorang saksi mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa ada banyak anak-anak di jembatan penyeberangan ketika jembatan itu runtuh.
Prateek Vasava adalah salah satu dari mereka yang berada di jembatan pada saat itu. Dia mengatakan kepada saluran berita berbahasa Gujarat 24 Jam bagaimana dia berenang ke tepi sungai setelah jatuh ke air.Beberapa anak jatuh ke sungai, katanya, menambahkan: "Saya ingin menarik beberapa dari mereka bersama saya tetapi mereka telah tenggelam atau hanyut."
Petugas gawat darurat dan tentara dikerahkan untuk melakukan operasi penyelamatan.
Para pejabat mengatakan, mereka masih mencari orang-orang yang mungkin masih terperangkap di bawah reruntuhan jembatan, namun air yang keruh mempersulit upaya tersebut.
Perdana Menteri India Narendra Modi, yang berada di Gujarat saat peristiwa itu terjadi, mengatakan dirinya “sangat sedih akan tragedi” di kampung halamannya itu. Kantornya telah mengumumkan kompensasi bagi keluarga korban yang meninggal dunia.
Advertisement