First Pacific Capital Kini Genggam 78,24 Persen Saham OMRE

First Pacific Capital Group Limited membeli 390 juta saham OMRE atau setara 22,35 persen secara bertahap pada 19-27 Oktober 2022.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Nov 2022, 22:26 WIB
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - First Pacific Capital Group Limited, perusahaan holding investasi asal Hong Kong menambah kepemilikan saham di PT Indonesia Prima Property Tbk (OMRE).

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (2/11/2022), First Pacific Capital Group Limited membeli 390 juta saham OMRE atau setara 22,35 persen secara bertahap pada 19-27 Oktober 2022.

Direktur First Pacific Capital Group Limited, Khoo Chin Inn menulis, dalam rangka investasi kepemilikan saham telah melaksanakan pengalihan kepemilikan saham melalui transaksi di BEI sejumlah 390.000.000 saham atau sebesar 22,35 persen. Dengan demikian, setelah transaksi kepemilikan saham pada OMRE menjadi 1.365.272.972 saham atau sebesar 78,24 persen.

Rincian transaksi pembelian saham OMRE tersebut yaitu pada 19 Oktober 2022 dengan pembelian 82 juta saham seharga Rp 535 per saham. Total pembelian saham OMRE itu sekitar Rp 43,87 miliar. Kemudian pada 21 Oktober 2022, pembelian saham OMRE sebanyak 61 juta saham dengan harga Rp 515 per saham sehingga pembelian Rp 31,41 miliar. Selanjutnya pada 24 Oktober 2022, pembelian saham OMRE sebanyak 124 juta saham dengan harga Rp 510 per saham sehingga pembelian Rp 63,24 miliar.

Pada 26 Oktober 2022, pembelian saham OMRE sebanyak 72 juta saham dengan harga Rp 505 per saham sehingga nilai pembelian Rp 36,36 miliar. Pada 27 Oktober 2022, pembelian saham OMRE sebanyak 51 juta saham dengan harga Rp 510 per saham sehingga pembelian saham Rp 26,01 miliar. Dengan demikian, total pembelian saham OMRE sebanyak Rp 200,89 miliar. Adapun status kepemilikan saham itu langsung.

 


Jadi Pengendali

Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

"Peningkatan kepemilikan saham, pelaksanaan investasi dengan membeli saham melalui perdagangan di pasar modal di Indonesia tersebut di atas akan menjaga First Pacific Capital Group Limited sebagai pengendali OMRE,” tulis Khoo Chin Inn.

Berdasarkan data RTI, pemegang saham OMRE per 28 Oktober 2022 antara lain First Pacific Capital Group Limited sebesar 78,24 persen, masyarakat sebesar 21,76 persen.

Pada penutupan perdagangan Rabu, 2 November 2022, saham OMRE melonjak 9,17 persen ke posisi Rp 595 per saham. Saham OMRE dibuka naik 50 poin ke posisi Rp 595 per saham. Saham OMRE berada di level tertinggi Rp 595 dan terendah Rp 595 per saham. Total frekuensi perdagangan delapan kali dengan volume perdagangan 71 saham. Nilai transaksi Rp 4,2 juta


Grup Salim Masuk Bumi Resources Lewat Private Placement Rp 24 Triliun

Layar informasi pergerakan harga saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) akan menerbitkan saham maksimal 200 miliar saham biasa seri C tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD/private placement).

Mengutip keterbukaan informasi di laman perseroan, ditulis Senin (10/10/2022), PT Bumi Resources Tbk menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 200 miliar saham seri C dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Perseroan telah menetapkan harga pelaksanaan Rp 120 per saham.

Penerbitan harga tersebut ditentukan berdasarkan kesepakatan para pihak dilaksanakan dengan wajar, tidak melanggar undang-undang yang berlaku dan dilaksanakan dengan tidak merugikan pemegang saham bukan pengendali dan pemegang saham utama,

Dengan demikian, total nilai private placement tersebut mencapai Rp 24 triliun atau setara USD 1,6 miliar (asumsi kurs Rp 15.000 per dolar AS) yang telah disepakati antara perseroan dan pemodal.

Pemodal tersebut terdiri dari Mach Energy Limited (MEL) dan Treasure Global Investments Limited (TGIL).

Adapun pemegang saham MEL antara lain PT Bakrie Capital Indonesia (BCI) dengan kepemilikan 42,50 persen, yang merupakan pihak dalam pengendali oleh kelompok usaha Bakrie, Clover Wide Limited dengan kepemilikan saham 15 persen merupakan pihak yang dikendalikan oleh Agoes Projosasmito, dan Mach Energy (Singapore) Pte Ltd dengan kepemilikan saham 42,50 persen merupakan pihak yang dikendalikan Anthoni Salim. MEPL merupakan perusahaan yang tergabung dalam kelompok usaha Salim.

 


Selanjutnya

Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Setelah pelaksanaan rencana PMTHMETD, BCI dengan MEPL akan bersama-sama mengendalikan MEL dan semua keputusan yang diambil oleh MEL sehubungan dengan saham perseroan yang dimiliki MEL dan hak yang melekat pada saham Perseroan yang dimiliki MEL akan disepakati bersama oleh BCI dan MEPL

Sementara itu, pemegang saham TGIL antara lain PT Aswana Pinasthika Investasi dengan kepemilikan saham 16,15 persen yang merupakan pihak yang dikendalikan Agoes Projosasmito dan Mach Energy (Singapore) Pte Ltd dengan kepemilikan saham 83,85 persen merupakan pihak yang dikendalikan oleh Anthony Salim.

MEL akan mengambil bagian atas 85 persen dari seluruh saham yang akan diterbitkan dalam private placement dan TGIL akan mengambil bagian atas 15 persen dari seluruh saham yang akan diterbitkan dalam private placement.

“Hubungan afiliasi dengan perseroan, khusus pemodal yang merupakan entitas kelompok usaha Bakrie, pemodal tersebut memiliki hubungan afiliasi dengan perseroan karena pemodal tersebut merupakan pihak terafiliasi dari pemegang saham pengendali perseroan,” tulis manajemen BUMI.


Dana Rights Issue

Pejalan kaki duduk di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perseroan akan memakai dana rights issue ini antara lain sebesar USD 1,55 miliar untuk menyelesaikan kewajiban perseroan berupa pembayaran utang PKPU kepada kreditur PKPU, sebesar USD 16 juta untuk membayar biaya terkait pelaksanaan private placement, dan minimum USD 24,56 juta untuk tambahan modal kerja.

Adapun persentase kepemilikan saham seluruh pemegang saham perseroan akan terdilusi hingga 58,17 persen setelah pelaksanaan rencana private placement dilaksanakan.

Sementara itu, BUMI akan meminta persetujuan melalui RUPSLB yang akan diselenggarakan pada 11 Oktober 2022 dengan memperhatikan ketentuan yang diatur dalam anggaran dasar perseroan. 

Lebih lanjut, mata acara dari RUPSLB antara lain persetujuan atas perseroan untuk melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) untuk memperbaiki posisi keuangan perseroan, dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 200 miliar saham.

Pada penutupan perdagangan Senin, 10 Oktober 2022, saham BUMI turun 5,38 persen ke posisi Rp 176 per saham. Saham BUMI dibuka naik 13 poin ke posisi Rp 199 per saham. Saham BUMI berada di level tertinggi Rp 199 dan terendah Rp 173 per saham. Total frekuensi perdagangan 72.076 kali dengan volume perdagangan 77.404.096. Nilai transaksi Rp 1,4 triliun

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya