Liputan6.com, Singapura - Lantaran kedapatan mencuri, seorang pria di Singapura kehilangan pekerjaannya. Kala itu, upaya mencuri ia susun agar bisa kembali kembali ke China dengan uang tersebut.
Zhao Huipeng (26) mencuri 10.994 dolar Singapura atau setara Rp 121 juta berupa koin dari mesin cuci berbayar.
Advertisement
Dia dijatuhi hukuman penjara 25 minggu pada Rabu (2 November). Dia mengaku bersalah atas delapan tuduhan pencurian dan kecurangan, dengan 13 tuduhan lainnya yang masih dipertimbangkan.
Pengadilan mendengar bahwa Zhao juga mendapat informasi bahwa pria ini memang kerap mencuri. Berawal dari teman serumahnya, yang secara sadar dan percaya membagikan PIN kartu ATM karena dia membutuhkan uang untuk membayar tagihan keluarganya.
Zhao kemudian menggunakan kartu ATM teman serumah untuk menarik 1.000 dolar Singapura dari rekeningnya pada 30 Juni 2021.
Penarikan itu -- yang direkam di kamera -- dilakukan tanpa sepengetahuan dan persetujuan wanita tersebut, dikutip dari Channel News Asia, Rabu (2/11/2022).
Bulan berikutnya, Zhao berada di tempat kerjanya, sebuah perusahaan elektronik, dan melihat loker rekannya tidak terkunci.
Dia melihat isi loker dan mengambil gambar kartu debit di dompet, sebelum mentransfer 293 dolar Singapura ke dompet digital pribadi miliknya.
Rekannya lantas mengajukan laporan polisi empat hari kemudian.
Setelah itu, Zhao kehilangan pekerjaannya. Dia membutuhkan uang dan menyusun rencana untuk mencuri uang tunai dari mesin penukaran koin di tempat mencuci baju umum, sebelum kembali ke China.
Dia akan mengunjungi lokasi itu tiap larut malam, ketika saat pengunjung sepi. Dia akan mengenakan topi hitam dan sarung tangan putih untuk menyembunyikan identitasnya.
Dia juga akan menggunakan obeng untuk membuka mesin penukaran koin untuk mengambil uang kertas dan koin di dalamnya. Zhao biasanya membutuhkan waktu kurang dari lima menit untuk membuka mesin.
Antara Juli 2021 dan September 2021, ia mencuri 10.994 dolar Singapura dari 15 lokasi layanan mesin cuci di sekitar Singapura, di sejumlah lokasi seperti Hougang, Bedok, dan Choa Chu Kang.
Pencurian itu terekam dalam rekaman CCTV, dan tindakan Zhao mencongkel mesin penukaran koin itu menyebabkan kerusakan yang sangat terlihat.
Mencuri Mainan Seks di Kamar Asrama Universitas, Pria Singapura Ditangkap
Sementara itu, ada lagi lulusan dari National University of Singapore (NUS) Chua Chang Rong kembali ke kampus lamanya pada Januari 2019 dan masuk tanpa izin ke kamar asrama mahasiswi. Ia mencuri mainan seks milik mahasiswi tersebut setelah merasa terangsang ketika melihatnya.
Dikutip dari The Straits Times, Chua adalah seorang spesialis produk yang sekarang berusia 27 tahun. Ia kembali masuk tanpa izin ke kamar mahasiswi tersebut pada 18 Juli tahun lalu dan mengembalikannya.
Empat hari kemudian ia mengirim pesan tidak senonoh di Telegram menanyakan apakah mereka bisa menjadi "friends with benefits" -- sebuah ajakan untuk bercinta dengan orang yang baru saja diajak berkenalan.
Chua mengaku bersalah di pengadilan distrik pada Selasa 23 Maret 2021 atas satu dakwaan masing-masing pelanggaran pidana, pencurian, dan pelecehan atas perlakuannya ke mahasiswi yang tidak diidentifikasi.
Wakil Jaksa Penutut Umum, Li Yihong, mengatakan Chua mengenal mahasiswi tersebut melalui Instagram saat masih menjadi mahasiswa di NUS.
Chua mengetahui bahwa mahasiswi tersebut pergi ke luar negeri dari akhir Desember 2018 hingga pertengahan Januari 2019 melalui Instagram dan Chua pergi ke NUS untuk masuk ke blok asramanya dengan membuntuti siswa lain.
Advertisement
Mengirim Pesan Cabul di Telegram
Awalnya, mahasiswi tersebut berasumsi bahwa ia telah salah meletakkan mainan seksnya dan tidak melaporkan ke pihak keamanan NUS. Namun, pada sekitar jam 10 pagi pada 18 Juli 2019, ia mengunggah foto ia sedang bekerja dan Chua kembali ke kamarnya.
Chua mengembalikan mainan seks yang ia ambil sebelumnya dan mengambil foto resume mahasiwi itu sebelum pergi.
Merasa terangsang secara seksual, Chua menghubunginya melalui Telegram dan mengirimnya pesan-pesan cabul.
Pada saat itu, ia tidak mengungkapkan identitas aslinya dan menyebut dirinya sebagai "Bobby".
Ajukan Laporan
Mahasiswi tersebut kembali ke kamarnya malam itu dan menemukan mainan seksnya yang sebelumnya telah hilang dicuri oleh Chua. Ia kemudian memberi tahu keamanan kampus NUS dan mengajukan laporan polisi pada 26 Juli 2019.
Raphael Louis, pengacara Chua, mengatakan kepada pengadilan Selasa bahwa Chua telah didiagnosis dengan "gangguan penyesuaian dengan suasana hati yang tertekan."
Pengadilan meminta laporan untuk menilai kesesuaian Chua untuk melakukan perawatan wajib. Perintah tersebut berarti membuat Chua harus menjalani perawatan untuk mengatasi masalah mental sebagai pengganti hukuman penjara.
Chua dijatuhi hukuman pada 7 Mei dan untuk pencurian, ia dapat dipenjara hingga tujuh tahun serta harus membayar denda.
Advertisement