Strategi Semen Baturaja Tingkatan Pendapatan Saat Tren Penurunan Penjualan

Di tengah kondisi demand semen nasional menurun, Semen Baturaja melakukan berbagai strategi untuk meningkatkan pendapatan.

oleh Nefri Inge diperbarui 04 Nov 2022, 16:14 WIB
Semen Baturaja memasarkan produknya ke Pontianak (Dok. Humas Semen Baturaja / Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Tantangan besar dihadapi PT Semen Baturaja (Persero) Tbk dalam memasarkan produknya. Seperti kondisi yang oversupply semen nasional hingga kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Dari data yang diperoleh, permintaan semen di tingkat nasional hingga September 2023 di wilayah Sumatra, mengalami penurunan hingga 3,1 persen. Bahkan di Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel), penurunan merosot hingga di angka 4,8 persen.

Di tengah kondisi demand semen nasional menurun, Semen Baturaja melakukan berbagai strategi untuk meningkatkan pendapatan.

Daconi Direktur Utama PT Semen Baturaja (Persero) Tbk mengatakan, Semen Baturaja terus menjalankan program efisiensi, untuk menjaga produktivitas perusahaan dan meningkatkan daya saing.

Bahkan manajemen juga memiliki komitmen untuk menerapkan program keberlanjutan, seperti pemanfaatan limbah sebagai bahan bakar alternatif, pengurangan konsumsi energi karbon, dan program konservasi keaneragaman hayati di area tambang.

Hingga Semen Baturaja mampu mencatatkan kenaikan volume penjualan sebesar 3 persen, yang diikuti dengan tumbuhnya pendapatan sebesar 9 persen.

“Pertumbuhan ini menjadi titik balik semangat manajemen bersama karyawan, di saat penurunan pandemi bahwa target tahun ini dapat tercapai,” ujarnya, Rabu (2/11/2022).

Peningkatan penjualan memberikan dampak positif bagi laba bersih perusahaan, yang melonjak naik 260 persen. Yakni dari tahun lalu yang senilai Rp 16,7 miliar menjadi Rp 43,1 miliar untuk periode sampai dengan September 2022.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Triwulan III Perseroan

Produksi Semen Baturaja (SMBR) (Dok. Humas SMBR / Nefri Inge)

Sejalan dengan pertumbuhan kinerja penjualan, arus kas bersih dari operasi mampu mencatat kenaikan 3 persen terhadap tahun lalu. Terutama untuk periode sampai dengan September 2022 atau senilai Rp 283,1 miliar.

Dengan kondisi arus kas yang positif, pada Triwulan III Perseroan melakukan pembayaran dipercepat sebagian pinjaman KI, sebesar Rp 127 miliar untuk mengurangi beban bunga.

“Keputusan tersebut kami ambil setelah melihat potensi kenaikan suku bunga kedepan," ujarnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya