Liputan6.com, Yogyakarta - Angkringan dan Warung Makan Indomie (warmindo) yang dulunya hanya berupa kedai atau warung sempit dan remang-remang, kini menjelma menjadi tempat tujuan utama para mahasiswa. Tak lagi sempit dan remang-remang, angkringan dan warmindo kini menjelama menjadi kafe tempat nongkrong favorit atau hanya sebagai tempat mengisi perut.
Meski telah mengubah tampilannya menjadi lebih modern, berbagai menu ikonik angkringan dan warmindo pun tetap eksis. Sebut saja Indomie, mi dok-dok, dan magelangan ala warmindo masih menjadi menu yang banyak diminati.
Sementara di angkringan, menu nasi kucing, aneka sate, dan aneka gorengan juga masih menjadi menu yang banyak dicari. Tak lupa, menu-menu tambahan yang agak modern juga ikut disandingkan dengan menu-menu ikonik tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Bahkan, beberapa angkringan dan warmindo kini memiliki lahan yang cukup luas. Tentu saja, hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri karena pengunjung bisa bebas memilih tempat untuk bercakap bersama teman dan kerabat.
Beberapa angkringan dan warmindo juga memasang internet gratis atau wifi yang bisa diakses tanpa batas. Berbagai fasilitas ini pun menarik para mahasiswa untuk datang tak hanya sekadar makan, tetapi juga mengerjakan berbagai tugas perkuliahan.
Di Yogyakarta, sudah tak terhitung banyaknya jumlah angkringan dan warmindo. Dua tempat tersebut sangat mudah di temukan di berbagai sudut Kota Yogyakarta.
Kehadiran angkringan dan warmindo seolah menjadi 'pesaing' bagi kafe-kafe estetik yang jumlahnya juga tak sedikit. Meski demikian, masing-masing tempat ini telah memiliki pasarnya masing-masing.
Kehadirannya yang semakin menjamur ini justru menjadi keuntungan bagi banyak orang. Tak hanya mahasiswa, para pekerja pun juga akan memiliki lebih banyak pilihan untuk mencari tempat makan sekaligus mengerjakan deadline pekerjaan.
Bisa dikatakan, warmindo dan angkringan memiliki nilai lebih karena menghadirkan menu dengan harga yang terjangkau. Dengan menu yang lebih murah dan fasilitas yang sama, perlahan kehadiran angkringan dan warmindo pun akan menggeser kafe-kafe estetik.
Penulis: Resla Aknaita Chak