Liputan6.com, Jakarta - Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, 15-16 November 2022.
G20 atau yang dinamakan Group of Twenty adalah sebuah forum utama kerja sama ekonomi internasional yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia terdiri dari 19 negara dan 1 lembaga Uni Eropa.
Advertisement
Dikutip dari laman Kemenkeu, Rabu (2/11/2022), negara anggota dari G20 ini terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.
Adapun pembahasan utama G20 adalah penanganan krisis global, pemulihan dan kontribusi penanganan Covid-19, serta kebijakan pajak. Tapi apakah ada pembahasan tentang resesi global yang terus membayangi dunia pada 2023?
Menurut Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong, pembahasan resesi di acara G20 ini akan dirundingkan secara bersama dengan negara-negara yang hadir.
"Ada satu peristiwa geopolitik di dunia yang terjadi yang membuat kita harus memperluas lagi cakupan. Rencana yang tadi hanya 3 tema tapi enggak bisa," Kata Usman dalam acara diskusi bersama Gen Z dan G20 yang diselenggarakan Liputan6.com, pada Rabu (02/11/2022).
Menurut Usman, resesi yang dibahas dilihat dari cakupan seperti krisis pangan dan energi yang terjadi akibat faktor geopolitik dunia.
"Jelas resesi kita akan bahas, dalam hal ini kita perluas misalnya kita juga akan membicarakan soal parahnya krisis pangan, ancaman krisis, maupun bagaimana kita menghadapinya? Bagaimana kita menghadapi soal krisis energi juga?" kata Usman.
Resesi Dibahas di Leader Summit KTT G20
Menurut Usman pembahasan resesi ini dibahas dengan negara-negara yang terlibat di KTT G20 nanti dan melihat apa yang kita bisa hadapi bersama-sama.
"Bagaimana kita menghadapi? Ini akan menjadi bahan pembicaraan di leader summit atau KTT G20 nanti," kata Usman.
Agenda yang awalnya hanya membahas tentang pemulihan pasca Covid-19, menjadi ada agenda tambahan yang membahas tentang situasi geopolitik, termasuk perang yang terjadi.
"Ya, jadi (pembahasannya) lebih luas dari yang diagendakan, ada situasi geopolitik dunia yang ternyata menyebabkan ancaman krisis dunia," kata Usman.
Jadi, pembicaraan G20 jelas akan membahas juga tentang bagaimana negara-negara di dunia menghadapi krisis ekonomi.
"Jadi ada pembicaraan, bagaimana kita ke depannya menghadapi krisis ekonomi atau mungkin (krisis) bisa kita hindari, itu caranya seperti apa ya? Saya kira perangnya disudahi," ujar Usman, menambahkan.
"Tapi sekali lagi ini adalah forum kerjasama multilateral di bidang ekonomi, sehingga kita akan fokus dari dampak ekonominya yang kita bicarakan," tutup Usman.
Advertisement
Tujuan Utama Pembahasan KTT G20
Dikutip dari situs Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia, G20 atau Group of Twenty merupakan sebuah forum utama kerja sama multilateral ekonomi internasional yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia terdiri dari 19 negara dan 1 lembaga Uni Eropa.
G20 merupakan representasi lebih dari 60 persen populasi bumi, 75 persen perdagangan global, dan 80 persen PDB dunia.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, mengambil tema dalam konferensi kali ini "Recover Together, Recover Stronger." Melalui tema tersebut, Indonesia ingin mengajak seluruh dunia untuk bahu-membahu, saling mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.
Dengan mengikuti forum G20 ini, Indonesia dapat mendorong sektor perekonomian dan mengantisipasi dampak krisis.
"Bisa mendapatkan manfaat dari informasi dan pengetahuan lebih awal tentang perkembangan ekonomi global, potensi risiko yang dihadapi, serta kebijakan ekonomi yang diterapkan negara lain terutama negara maju. Dengan demikian, Indonesia mampu menyiapkan kebijakan ekonomi yang tepat dan terbaik," dikutip dari djkn.kemenkeu.
Pembahasan Tentang Y20
Dalam KTT G20 selain membahas tentang kerjasama internasional dalam bidang ekonomi, juga ada agenda mengenai Y20 yang memiliki fokus untuk peningkatan ekonomi generasi muda.
Y20 merupakan salah satu bentuk kerjasama multilateral yang ditujukan kepada generasi muda dalam membangun ekonomi di suatu negara. Menurut Usman Kansong, tujuan dari Y20 adalah menjadi enterpreuner dan pembuka lapangan kerja.
"Y20 ini khususnya pemuda Indonesia untuk menjadi enterpreuner, pengusaha, untuk menjadi suatu negara maju kita harus memperbanyak pengusaha, saya kira anak-anak muda generasi Z dan milenial, itu menjadi pengusaha kecenderungannya lebih tinggi dibandingkan generasi saya," kata Usman.
Menurut Usman umumnya anak-anak sekarang ingin mandiri dan salah satunya dengan menjadi pengusaha.
"Tetapi juga di Youth 20 (Y20) mendorong anak-anak muda menjadi leader dan pemimpin di masa depan, karena yang saya sampaikan tadi di 2030 kalian adalah pemimpin," tambah Usman.
"Kita dorong untuk UMKM di kalangan anak muda, UMKM sekarang menjadi usaha milenial bukan usaha mikro lagi," tutup Usman.
Advertisement