Liputan6.com, Jakarta - Bahan Bakar Minyak (BBM) produksi PT Vivo Energy Indonesia jenis Revvo 89 diklaim punya nilai oktan atau research octane number (RON) lebih tinggi dari Pertalite. Hal tersebut diungkap oleh Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto yang menyatakan bahwa Revvo 89 punya kadar RON 90,7 sementara Pertalite RON 90,4.
Badan Pengatur Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPH) Migas menegaskan, produk BBM yang boleh diperjualbelikan pada tahun depan hanya yang punya spesifikasi RON 90 ke atas.
Advertisement
"Yang penting spec-nya RON 90 ke atas," ujar Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman kepada Liputan6.com, Rabu (2/11/2022).
Hal ini sesuai dengan ketentuan Keputusan Menteri ESDM Nomor 245.K/MG.01/MEM.M/2022, tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis BBM Umum Jenis BBM dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui SPBU dan atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan.
Dalam aturan itu, ditegaskan mulai 1 Januari 2023, BBM jenis RON 88 dan RON 89 sudah tidak boleh lagi dijual di Indonesia.
Saat ditanya apakah BPH Migas bakal melakukan uji ulang untuk produk BBM Revvo 89, Saleh belum menjawab lebih lanjut, seraya menegaskan kembali hanya bahan bakar sesuai ketentuan saja yang bisa diperdagangkan.
"Tahun depan harus RON 90. Produk yang dijual harus RON 90," sebut dia.
Hasil Uji Oktan: Produk Revvo 89 SPBU Vivo Lebih Baik dari Pertalite Pertamina
Anggota DPR fraksi PKS Mulyanto, menyoroti hasil uji coba Research Octane Number (RON) bahan bakar Vivo Revvo 89 dan Pertamina Pertalite. Dimana oktan Revvo 89 lebih tinggi dibanding Pertalite.
Adapun hasil uji coba terhadap dua bahan bakar tersebut dilakukan oleh laboratorium milik Sucofindo. Uji coba sampel dilakukan pada pertengahan 10-13 Oktober 2022. Hal itu diungkapkan Mulyanto melalui akun twitter pribadinya @pakmul63.
“Tweps berikut hasil akhir pengukuran kualitas Pertalite dan Revvo-89. Termasuk pengukuran RON dan nilai kalor. Mohon dicermati data tersebut,” cuit Mulyanto, dikutip Rabu (2/11/2022).
Dari hasil uji coba tersebut, Mulyanto memberikan enam catatan analisis data, diantaranya:
1. Kandungan Pb masih ada baik pada Pertalite maupun Revvo 89.
2. Pengukuran RON Revvo 89, cukup baik, bahkan sedikit di atas 90.
3. Parameter lainnya yang diuji, secara umum masuk dalam standar.
4. Dari data yang diuji, tidak ditemukan indikasi menyimpang.
5. Secara umum dalam pengujian ini tidak ditemukan indikasi penyebab Pertalite boros atau akselerasinya lamban.
6. Untuk pengujian lebih lanjut perlu dilakukan uji performa. Namun, untuk keperluan kami, maka cukup dengan uji ini.
“Cukup menarik, RON Revvo-89 ini yang angka hasil ujinya sedikit lebih baik dari Pertalite,” pungkasnya.
Advertisement
Komentar Netizen
Sontak postingan itu mengundang komentar netizen di twitter. Rata-rata yang berkomentar, sependapat dengan Mulyanto. Mereka menilai jika seandainya Pemerintah tidak membatasi harga RON Revvo 89 milik Vivo, maka produk milik Vivo akan banyak digunakan masyarakat dibanding produk Pertalite milik Pertamina.
“Jadi....buat apa Pertalite yg konon Ron90 ternyata masih kalah dgn Revvo89? Revvo lebih murah dan kualitas lebih baik. Say bye Pertalite,” cuit akun @MasAdiSus.
“YESS.... Lebih baik pakai swasta, nilai mutu yang lebih real, gak ikutan jadi beban subsidi pemerintah, biar gak rugi terus Pertamina,” cuit @sobatatap.
“Betul, seandainya Revvo diatas pertalite tdk banyak pun saya akan beli Revvo , tp sayang lokasi blm merata di setiap daerah,” cuit @Mujayadi8.