Samudera Indonesia Bakal Stock Split dengan Rasio 1:5,Cek Jadwalnya

PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) sampaikan tiga alasan lakukan stock split.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 02 Nov 2022, 19:34 WIB
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) berencana melakukan pemecahan nilai nominal saham atau stock split dengan rasio 1:5. Perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham untuk stock split dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dilaksanakan pada 9 November 2022.

Direktur Kepatuhan dan Sekretaris Perusahaan Samudera Indonesia Farida Helianti Sastrosatomo menyampaikan, nilai nominal saham sebelum stock split Rp 25 per saham dan nilai nominal saham setelah stock split Rp 5 per saham.

Kemudian, jumlah saham sebelum stock split sebanyak 3.275.120.000 lembar saham. Sedangkan, jumlah saham setelah stock split menjadi 16.375.600.000 lembar saham.

“Tanggal persetujuan prinsip Bursa Efek Indonesia mengenai rencana stock split pada 30 September 2022,” tulis Farida, dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Rabu (2/11/2022).

Sementara itu, terdapat tiga alasan Samudera Indonesia melakukan stock split, yakni untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan, meningkatkan jumlah saham perseroan yang beredar di masyarakat serta membantu meningkatkan daya tarik investor atas saham perseroan dengan menjadikan harga saham menjadi lebih terjangkau terutama bagi para investor ritel dan juga dapat meningkatkan eksposur perseroan.

"Selain itu merujuk dari data-data pada aksi korporasi pemecahan saham perseroan (stock split) yang telah dilakukan oleh perseroan pada 2017 sebelumnya dengan rasio 1:20, di mana setelah dilakukannya stock split tersebut volume perdagangan harian saham perseroan meningkat dari rata-rata 2 juta transaksi saham per hari menjadi 6 juta transaksi saham per hari,” tulis Farida.

 Stock split dilakukan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan di BEI, bagi masyarakat, hal ini akan memberikan kesempatan untuk memiliki saham perseroan akan menjadi semakin luas.

Dengan rencana stock split, Samudera Indonesia akan meminta persetujuan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 9 November 2022.

Jadwal Pemecahan Nilai Nominal

Tanggal Efektif: 9 November 2022

Akhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama di seluruh pasar: 20 Desember 2022 

Mulai perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar reguler dan negosiasi: 21 Desember 2022 

Mulai perdagangan Saham dengan nilai nominal baru di pasar tunai: 23 Desember 2022

 


Samudera Indonesia Lanjutkan Rencana Stock Split

Paparan publik PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR), Senin (1/8/2022). (Foto: tangkapan layar/ Pipit I.R)

Sebelumnya, PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) akan melanjutkan rencana pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1:10. Semula, Samudera Indonesia berencana menggelar RUPSLB untuk meminta persetujuan rencana stock split pada 29 Juni 2022, tetapi ditunda sampai batas waktu yang belum diketahui.

"Update terakhir adalah kami diminta untuk melakukan valuasi berdasarkan laporan keuangan audited terakhir. Sehingga ini yang memang membutuhkan waktu," kata Direktur Utama PT Samudera Indonesia Tbk, Bani Maulana Mulia dalam paparan kinerja perseroan, Senin, 1 Agustus 2022.

Dia menuturkan, jika menggunakan laporan keuangan per Desember 2021, tenggat waktunya sudah lewat enam bulan. Sehingga perseroan akan menggunakan laporan keuangan teranyar per Juni 2022. Sehingga diperlukan waktu untuk menelaah laporan tersebut.

"Oleh sebab itu proses stock split ini tentu masih membutuhkan sedikit waktu untuk kita bisa memenuhi semua persyaratan bursa dan OJK untuk bisa melakukan eksekusi stock split nantinya," imbuh Bani.

 


Rencana Stock Split

Direktur Utama PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR), Bani Maulana Mulia saat paparan publik perseroan, Senin (1/8/2022) (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)

Sebelumnya, perseroan menyampaikan pemecahan nilai nominal saham diharapkan dapat meningkatkan likuiditas perdagangan saham dan menjadikan harga saham lebih terjangkau bagi investor ritel. Sebagai acuan, perseroan merujuk pada aksi serupa yang digelar 2017 dengan rasio 1:20.

Saat itu, volume perdagangan harian perseroan meningkat rata-rata 2 juta transaksi saham per hari menjadi 6 juta transaksi saham per hari. Harga saham perseroan juga berhasil naik 26 persen per akhir 2017 sejak pemecahan saham yang efektif pada Agustus 2017.

Selain stock split, perseroan juga membuka kemungkinan untuk melakukan aksi lain seperti pembelian kembali saham atau buyback jika diperlukan. Namun, rencana itu belum menjadi fokus perseroan dalam waktu dekat.

"Sampai hari ini kami belum ada rencana untuk melakukan buyback saham. Justru kami sangat senang dengan porsi saat ini, dengan tingkat floating dari pemegang saham publik saat ini. Kami tidak menutup kemungkinan di masa depan untuk mempertimbangkan apabila itu memang akan menjadi hal yang baik,” ujar dia.


Target 2022

Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya, PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) menargetkan pendapatan hingga akhir tahun bisa mencapai USD 1 miliar atau sekitar Rp 14,86 triliun (asumsi kurs Rp 14.860 per dolar AS).

Keyakinan itu merujuk pada kinerja perseroan pada paruh pertama 2022 yang mampu mengantongi pendapatan senilai USD 551,2 juta, naik 101 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Direktur Utama PT Samudera Indonesia Tbk, Bani Maulana Mulia mengatakan, dengan asumsi aktivitas perdagangan yang dilayani Samudera Indonesia sama dengan semester I, pendapatan yang diperoleh sudah lebih dari USD 1 miliar.

"Tren perdagangan yang kami layani selama ini, di semester kedua biasanya lebih tinggi dibandingkan semester pertama. Sehingga kalau saja Kita juga membukukan revenue yang sama dengan semester I, maka USD 1 miliar sangat realistis bisa dicapai,” kata Bani dalam paparan kinerja perseroan, Senin, 1 Agustus 2022.

Diakui Bani, perseroan sempat terdampak kebijakan larangan ekspor sejumlah komoditas beberapa waktu lalu. Namun, mengingat wilayah operasional perseroan tidak hanya di dalam negeri, dampak tersebut masih bisa diatasi. Terbukti dari pendapatan yang tetap mencatatkan pertumbuhan.


Tangkap Peluang

Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel

Pada saat bersamaan, juga terjadi ketegangan geopolitik Rusia—Ukraina yang menyebabkan gangguan logistik dan ketersediaan komoditas global. Mulanya, hal ini dinilai jadi hambatan bagi perseroan. Nyatanya, perseroan bisa menangkap peluang dari situasi yang terjadi.

"Kadang ada perkembangan global yang awalnya adalah risiko tapi jadi peluang. Contoh, wilayah konflik yang selain memang ada risiko operasional tapi tumbuh peluang bisnis yang bisa kami ambil alih,” imbuh Bani.

Pada penutupan perdagangan saham Senin, 1 Agustus 2022, saham SMDR melonjak 13,13 persen ke posisi Rp 2.930 per saham.

Saham SMDR dibuka stagnan Rp 2.590 per saham. Saham SMDR berada di level tertinggi Rp 2.980 dan terendah Rp 2.590 per saham. Total frekuensi perdagangan 14.900 kali dengan volume perdagangan 405.251 saham. Nilai transaksi Rp 115,5 miliar.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya