Transaksi Kripto di Indonesia Sentuh Rp 260 Triliun hingga September 2022

Bappebti menyatakan jumlah investor kripto saat ini meningkat hampir dua kali lipat dari investor bursa efek.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 02 Nov 2022, 19:54 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Plt. Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Didid Noordiatmoko mengungkapkan jumlah transaksi kripto di Indonesia dari Januari hingga September 2022 telah mencapai Rp 260 triliun. 

“Transaksi kripto pada 2021 menyentuh Rp 859 triliun. Sedangkan hingga September 2022 sekitar Rp 260 triliun,” ungkap Didid dalam diskusi publik bertajuk Arah Pengaturan Aset Kripto di Indonesia, Rabu (2/11/2022). 

Dari total jumlah transaksi sebesar Rp 260 triliun, sebesar 70 persen adalah transaksi dengan nominal di bawah Rp 500 ribu. Bappebti juga mencatat nilai transaksi aset kripto pada 2021 tembus di angka Rp 859,4 triliun, naik dari nilai transaksi pada 2020 yang hanya berada di posisi Rp 64,9 triliun.

Sementara itu, nilai transaksi perdagangan kripto sepanjang Januari hingga Agustus 2022 tercatat turun 56,35 persen dibandingkan tahun lalu menjadi Rp 249,3 triliun. 

Dari sisi jumlah investor, Bappebti mencatat jumlah investor kripto di Indonesia hingga akhir Oktober 2022 sentuh 16,1 juta. Didid mengungkapkan jumlah investor kripto saat ini meningkat hampir dua kali lipat dari investor bursa efek. 

“Dari total 16,1 juta investor kripto di Indonesia, sekitar 48 persen investor dengan rentang usia dari 18 hingga 35 tahun,” ujar Didid.

Peningkatan ini terjadi di tengah kondisi pasar yang secara global sedang berada di fase penurunan. Tetapi ini tidak menunjukkan minat masyarakat untuk berinvestasi kripto.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 


Jumlah Investor

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Sebelumnya, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) melaporkan data terbaru dari jumlah investor kripto di Indonesia. Data Bappebti menunjukkan, jumlah investor kripto di Indonesia hingga akhir Oktober 2022 sentuh 16,1 juta. 

Plt. Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Didid Noordiatmoko mengungkapkan jumlah investor kripto saat ini meningkat hampir dua kali lipat dari investor bursa efek. 

"Dari total 16,1 juta investor kripto di Indonesia, sekitar 48 persen investor dengan rentang usia dari 18 hingga 35 tahun,” ungkap Didid dalam diskusi publik bertajuk Arah Pengaturan Aset Kripto di Indonesia, Rabu (2/11/2022). 

Peningkatan ini terjadi di tengah kondisi pasar yang secara global sedang berada di fase penurunan. Namun, ini tidak menunjukkan minat masyarakat untuk berinvestasi kripto.

Sedangkan untuk transaksi kripto di Indonesia Didid mengatakan sejak Januari-September 2022 telah mencapai Rp 260 triliun. Sebesar 70 persen adalah transaksi di bawah Rp 500 ribu. 

Bappebti mencatat nilai transaksi aset kripto pada 2021 tembus di angka Rp 859,4 triliun, naik dari nilai transaksi pada 2020 yang hanya berada di posisi Rp 64,9 triliun.

Sementara itu, nilai transaksi perdagangan kripto sepanjang Januari hingga Agustus 2022 tercatat turun 56,35 persen dibandingkan tahun lalu menjadi Rp 249,3 triliun. 

Melihat transaksi kripto yang anjlok lebih dari setengahnya, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan PBK Bappebti, Tirta Karma Senjaya menjelaskan penyebabnya adalah pelemahan ekonomi global. 

"Kenaikan suku bunga dari The Fed, perang Rusia Ukraina, crypto winter berdampak pada pasar investasi baik saham, futures komoditi, kripto dan perusahaan startup juga banyak yang collapse,” ujar Tirta.

Tirta menambahkan, pelemahan harga kripto terutama yang kapitalisasi besar seperti Bitcoin, Etherium, USDT, berdampak pada penurunan Altcoin lainnya membuat investor menahan untuk lebih banyak bertransaksi dan pasar lebih sepi dari periode sebelumnya.

 


Intip Kinerja Kripto Dogecoin yang Menguat 139 Persen dalam Sepekan

Sebelumnya, Dogecoin (DOGE) adalah kripto yang didasarkan pada meme Internet "doge" yang populer dan menampilkan anjing Shiba Inu pada logonya. 

Mata uang digital open-source ini diciptakan oleh Billy Markus dari Portland, Oregon dan Jackson Palmer dari Sydney, Australia, dan bercabang dari Litecoin pada Desember 2013. 

Pencipta Dogecoin membayangkannya sebagai mata uang kripto yang menyenangkan dan ringan yang akan memiliki daya tarik lebih besar. audiens inti Bitcoin, karena didasarkan pada meme anjing.

Dogecoin menjadi salah satu kripto deretan teratas berdasarkan kapitalisasi pasarnya dan menjadi meme coin paling populer di dunia. Sebagai salah kripto yang banyak diminati investor, pergerakan harga DOGE sering diamati. 

Belum lama ini harga Dogecoin meroket tinggi terdampak sentimen Elon Musk yang telah resmi akuisisi Twitter. 

Dogecoin juga mengalami lonjakan pada April ketika Musk pertama kali melontarkan gagasan untuk menambahkan dogecoin sebagai metode pembayaran untuk layanan berlangganan Twitter, Blue. Berikut kinerja harga DOGE pada Selasa (1/11/2022).

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Dogecoin berhasil menguat 18,02 persen dalam 24 jam terakhir dan 139,28 persen sepekan. Harga Dogecoin saat ini berada di level Rp 2.244 dengan volume perdagangan 24 jam terakhir sebesar Rp 105,8 triliun. 

Sedangkan untuk peringkat Coinmarketcap saat ini adalah 8, naik dari posisi 11. Dogecoin memiliki kapitalisasi pasar sekitar Rp 301,5 triliun. Hingga saat ini telah terjadi peredaran suplai sebanyak 132,6 miliar Dogecoin dari maksimal suplai tidak tersedia. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya