Pasar Kripto Lesu Tersengat Pernyataan Ketua Fed Powell Soal Inflasi

Ketua The Fed Jerome Powell menyebut akan terus menaikkan suku bunga sampai inflasi turun.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 03 Nov 2022, 08:17 WIB
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Liputan6.com, Jakarta - Bitcoin dan pasar kripto secara umum dengan cepat mengikuti saham dalam aksi jual pada Kamis (3/11/2022) setelah Ketua Federal Reserve, Jerome Powell mengatakan bank sentral mungkin melanjutkan kebijakan moneter agresifnya.

The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga sesuai yang diharapkan investor yaitu sebesar 75 basis poin dan para pedagang menafsirkan berita itu sebagai kenaikan suku bunga yang terakhir oleh The Fed.

Hal itu membuat Bitcoin, Ethereum, dan pasar kripto yang lebih luas naik dengan saham menyusul pengumuman tersebut. 

Tetapi Ketua Fed Jerome Powell mengatakan tak lama setelah itu dalam konferensi pers, bank sentral akan terus menaikkan suku bunga sampai inflasi turun. Ini tentunya menakutkan Wall Street dan para trader kripto yang membuat harga pasar turun.

“Catatan sejarah sangat memperingatkan terhadap kebijakan pelonggaran prematur. Kami akan tetap di jalur sampai pekerjaan selesai,” ujar Powell dikutip dari Decrypt, Kamis (3/11/2022).

Bitcoin pada saat penulisan diperdagangkan seharga USD 20.237 (Rp 317,8 juta) per koin, penurunan 1 pesen 24 jam. Ethereum, cryptocurrency terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar, juga tidak melakukan jauh lebih baik turun 2,5 persen pada hari terakhir, diperdagangkan di kisaran USD 1.538 (Rp 24,1 juta).

Kripto dengan mengikuti pergerakan saham yang menunjukkan S&P 500 turun 2 persen setelah komentar Powell, sementara The Dow Jones Industrial Average turun 416 poin, atau 1,3 persen, dan Nasdaq Composite juga turun 2,8 persen.

Pasar kripto telah mengikuti pasar saham tahun ini karena mereka yang berurusan dengan ekuitas telah menjual aset yang dianggap berisiko.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Harga Kripto Kamis 3 November 2022

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Sebelumnya, harga bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang seragam pada perdagangan Kamis (3/11/2022). Mayoritas kripto kembali melemah setelah sempat menguat dalam beberapa hari.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Kamis, 3 November 2022 pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) melemah 1,62 persen dalam 24 jam dan 3,40 persen sepekan.

Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 20.131 per koin atau setara Rp 315,7 juta (asumsi kurs Rp 15.684 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) juga kembali melemah pagi ini. ETH ambles 3,82 persen dalam 24 jam dan 3,52 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 1.513 per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) turut melemah. Dalam 24 jam terakhir BNB turun 1,44 persen, tetapi masih menguat 10,04 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 320,05 per koin. 

Kemudian Cardano, masih terkoreksi. Dalam satu hari terakhir ADA turun 4,11 persen dan 4,73 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,3846 per koin.

 

 


Harga Kripto Lainnya

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Adapun Solana (SOL) kembali bertengger di zona merah. Sepanjang satu hari terakhir SOL melemah 5,14 persen dan 2,20 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 30,64 per koin.

Sedangkan XRP juga harus terkoreksi. XRP merosot 2,66 persen dalam 24 jam terakhir dan 3,72 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,4519 per koin. 

Koin Meme Dogecoin (DOGE) pada pagi ini harus rela mengakhiri reli Dalam satu hari terakhir DOGE terkoreksi 8,55 persen, tetapi masih meroket 77,32 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level USD 0,1273 per token.

Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00

Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih berada di level USD 1,00.

Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto dalam 24 jam alami pelemahan ke level USD 992,7 miliar dari sebelumnya di level USD 1 triliun.


Pembayaran Bitcoin Global Bakal Sentuh Rp 57,7 Triliun pada 2031

Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Sebelumnya, Allied Market Research menerbitkan sebuah laporan mengenai proyeksi pembayaran Bitcoin global. Dalam laporan tersebut, Allied Market Research mengungkapkan pasar pembayaran Bitcoin global akan mencapai USD 3,7 miliar (Rp 57,7 trillin) pada 2031.

Jumlah ini dilihat dari tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 16,3 persen dari 2022 hingga 2031.  Menurut dokumen tersebut, permintaan operasional untuk efisiensi dan transparansi dalam sistem pembayaran, bersama dengan pertumbuhan layanan keamanan data dan lonjakan permintaan pengiriman uang di negara berkembang.

Ini adalah salah satu faktor utama yang mendukung pertumbuhan di sektor pembayaran bitcoin di tahun-tahun mendatang. 

“Selanjutnya, peningkatan permintaan bitcoin di antara bank, dan lembaga keuangan, serta potensi yang belum dimanfaatkan di negara berkembang diharapkan memberikan peluang yang menguntungkan bagi ekspansi pasar pembayaran bitcoin selama periode perkiraan,” isi laporan tersebut dikutip dari Cointelegraph, Senin (31/10/2022).

Sektor yang Mendorong Pembayaran Bitcoin

Transaksi e-commerce kemungkinan akan mempertahankan relevansinya di sektor ini, tumbuh hampir 20,2 persen pada 2031, menurut laporan tersebut. 

Kawasan Asia-Pasifik diperkirakan akan melanjutkan dominasi pasarnya pada 2031, meskipun pertumbuhan tercepat diperkirakan akan datang dari Amerika Utara, dengan CAGR sebesar 18,6 persen selama periode tersebut.


Hambatan dan Tantangan

Perkembangan pasar aset kripto di Indonesia. foto: istimewa

Mengacu pada hambatan dan tantangan, laporan tersebut mengakui bahwa biaya penyebaran yang tinggi dan kesadaran global yang rendah tentang penggunaan Bitcoin dapat menghambat kemajuan sektor ini.

Teknologi buku besar terdistribusi telah menyebar dari cryptocurrency ke sejumlah besar aplikasi di industri keuangan dan pemerintahan. 

“Namun, banyak orang dan industri keuangan dan pemerintah di negara berkembang seperti India, Afrika, serta Australia kurang menyadari transaksi yang dilakukan menggunakan pembayaran bitcoin, yang menghambat pertumbuhan pasar pembayaran bitcoin di seluruh dunia,” jelas isi laporan.

Di sisi lain, pasar beruang cryptocurrency telah memengaruhi cara orang membayar dengan kripto, tetapi Bitcoin tetap menjadi alat pembayaran utama meskipun ada volatilitas yang sangat besar, menghasilkan lebih dari 50 persen dari semua penjualan di platform penyedia layanan pembayaran BitPay. 

Data mengungkapkan volume penjualan pembayaran BTC di BitPay memuncak hingga 87 persen pada 2021 sebelum menurun selama pasar bearish atau merosot 2022.

 

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya