Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara telah menembakkan intercontinental ballistic missile (ICBM) atau rudal balistik antarbenua yang dirancang untuk mencapai target di sisi lain benua, kata pejabat Korea Selatan.
Peluncuran ICBM adalah yang ketujuh Pyongyang tahun ini, dan dilakukan di tengah kekhawatiran bahwa mereka akan segera menguji senjata nuklir. Itu terjadi sehari setelah kedua Korea menembakkan rudal dalam eskalasi ketegangan.
Advertisement
Aksi saling balas itu menghasilkan jumlah rudal terbanyak yang diluncurkan oleh Korea Utara dalam satu hari.
Beberapa peluncuran Korea Utara terjadi ketika AS dan Korea Selatan melakukan latihan udara bersama terbesar mereka, yang dikecam keras oleh Pyongyang sebagai "agresif dan provokatif".
Pada Kamis (3/11/2022), Korea Utara menembakkan rudal jarak jauh sekitar pukul 07.40 waktu setempat (23:40 GMT), menurut pernyataan dari Kepala Staf Gabungan Korea Selatan. Sebuah sumber mengkonfirmasi dengan BBC bahwa itu adalah ICBM.
Rudal tersebut terbang sekitar 760 km (472 mil) dan mencapai ketinggian sekitar 1.920 km. Tetapi tampaknya rudal tersebut gagal di tengah penerbangan, menurut kantor berita Yonhap mengutip sebuah sumber.
Pyongyang juga menembakkan dua rudal balistik jarak pendek.
Peluncuran tersebut membuat pemerintah Jepang mengeluarkan peringatan darurat yang langka pada Kamis pagi kepada penduduk di beberapa wilayah utaranya, meminta mereka untuk tetap berada di dalam rumah.
Tokyo awalnya mengatakan rudal itu terbang di atas Jepang, tetapi Menteri Pertahanan Yasukazu Hamada kemudian mengatakan bahwa rudal itu "tidak melintasi kepulauan Jepang, tetapi menghilang di atas Laut Jepang".
Dikecam
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida kemudian mengutuk "peluncuran rudal berulang" Korea Utara, menyebutnya sebagai "kemarahan".
Sementara itu Wakil Menteri Luar Negeri Korea Selatan Cho Hyun-dong dan Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman mengatakan peluncuran itu "menyedihkan, tidak bermoral" selama panggilan telepon pada hari Kamis, menurut Korea Selatan.
Kim Jong-un ingin Perhatian Amerika
Serangan rudal terbaru ini terjadi hanya sebulan setelah Korea Utara meluncurkan rudal balistik di atas Jepang - pertama kali melakukannya dalam lima tahun.
Korea Utara telah menguji rudal tahun ini dalam jumlah rekor karena ketegangan meningkat.
Meskipun sanksi melumpuhkan, Pyongyang melakukan enam uji coba nuklir antara 2006 dan 2017 dan diyakini merencanakan yang ketujuh.
Advertisement
Terus Meningkatkan Kemampuan Militer
Korea Utara diketahui terus meningkatkan kemampuan militernya - yang melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa - untuk mengancam tetangganya dan bahkan berpotensi membawa daratan AS dalam jangkauan serangan.
Peluncuran rudal pada Rabu 2 November, adalah salah satu rudal balistik Pyongyang melintasi Northern Limit Line (NLL) atau Garis Batas Utara , perbatasan maritim yang disengketakan antara Korea.
Rudal itu mendarat di luar perairan teritorial Korea Selatan, tetapi merupakan yang paling dekat dicapai rudal Korea Utara ke perbatasan.
Seoul menanggapi dengan pesawat tempur, menembakkan tiga rudal air-to-ground yang juga melintasi garis demarkasi maritim yang disengketakan.