Liputan6.com, Jakarta Kawasan Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) memiliki potensi ekonomi yang besar. Untuk itu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus mendorong dan memperkuat perekonomian nasional dengan mengoptimalkan potensi ekonomi wilayah tersebut. Salah satunya lewat pemberdayaan ekonomi masyarakat di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan bahwa hal ini menjadi salah satu strategi menciptakan nilai ekonomi dan sosial bagi masyarakat di seluruh penjuru negeri. Program-program BRI yang dirancang terbukti mengangkat ekonomi masyarakat dan memiliki dampak positif terhadap aspek sosial yang besar.
Advertisement
“Kami sudah memiliki framework pemberdayaan yang baku, yang sudah menunjukan hasil yang signifikan. Model pemberdayaan BRI tersebut cocok dengan perilaku usaha mikro dan ultra mikro. Kami sudah punya modul dari literasi basic sampai digital,” kata Supari.
Salah seorang ysng berhasil dibantu dalam program pemberdayaan BRI di NTT adalah Agen BRILink Afentinus Janor di Pasar Inpres Batu Cermon Labuan Bajo. Mulanya ia merasa kesulitan terhadap akses layanan keuangan di wilayahnya.
Afentius yang merupakan nasabah BRI ini sudah menjadi AgenBRILink sejak tahun 2019. Selanjutnya ia pun mengakses KUR dari Kantor BRI Unit Labuhan Bajo sebesar Rp10 juta.
Hingga sekarang telah naik kelas dan mendapatkan pinjaman/kredit komersial sebesar Rp650 juta. Pinjaman tersebut digunakan untuk modal membeli barang dagangan dan keperluan menjadi agen.
Transaksi yang dilakukan utamanya adalah pencairan program bantuan pemerintah, tarik tunai, transfer BRI, transfer antarbank, pembayaran cicilan, dan pembayaran tagihan.
Adapun transaksi tarik tunai yang dilakukan mulai dari Rp100.000 hingga Rp60 juta, sedangkan untuk transfer kisaran Rp50.000 sampai dengan lebih dari Rp50 juta.
Agen BRILink Afentinus juga menyediakan mesin EDC dan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) sehingga masyarakat dapat melakukan pembayaran nontunai. Ke depan, ia ingin terus memacu usahanya dengan dukungan BRI melalui pembinaan dari Mantri BRI.
“BRI telah membantu saya mengembangkan usaha sehingga dapat bermanfaat untuk masyarakat di Batu Cermin melalui peran saya sebagai Agen BRILink,” ujar Alfentinus optimistis.
Ia melanjutkan, jumlah transaksi yang dilakukan bisa lebih dari 1000 transaksi. Saat ini Alfentinus juga telah menjadi agen mitra program Ultra Mikro (UMi) dan telah merekomendasi beberapa calon nasabah.
Capai 23,5 Juta Nasabah
BRI telah membuktikan keberhasilan program Ultra Mikro-nya. Hal tersebut tercermin dari data per akhir Agustus 2022, jumlah nasabah yang telah diintegrasikan ketiga entitas Holding Umi telah mencapai 23,5 juta nasabah dengan total outstanding pembiayaan mencapai Rp183,9 triliun.
Pencapaian ini selaras dengan salah satu agenda prioritas dalam Presidensi G20 di Indonesia, yakni inklusi keuangan utamanya terkait teknologi digital dan akses pembiayaan bagi UMKM.
Sebagai pahlawan dalam hal meningkatkan Financial Inclusion, BRI juga turut berperan menaikkelaskan 1,8 juta nasabah KUR mikro ke komersial, serta pada tahun 2022 diprediksikan nasabah yang berhasil dinaikkelaskan dapat mencapai 2,2 juta nasabah.
Tak hanya dari sisi pembiayaan, hingga Agustus 2022 integrasi layanan ketiga entitas atau co-location melalui Gerai Senyum sudah mencapai 1.003 lokasi. Sedangkan target awal adalah 978 lokasi Gerai Senyum.
Penabung baru UMi telah mencapai 6,85 juta, dari target awal sebanyak 3,3 juta. Nasabah PNM Mekaar yang tergabung sebagai Agen BRILink sudah mencapai 40.121.
(*)
Advertisement