Program Bersih Indonesia, Perkuat Literasi Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang

Tim Bersih Indonesia akan bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk membangun layanan pengumpulan sampah di tingkat rumah tangga serta fasilitas pemilahan, pemrosesan, dan daur ulang untuk penduduk yang tinggal di luar Kota Malang.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 03 Nov 2022, 13:16 WIB
Ilustrasi sampah plastik (dok.unsplash/ Nick Fewings)

Liputan6.com, Jakarta - The Alliance to End Plastic Waste bersama dengan Pemerintah Kabupaten Malang dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi telah meluncurkan program Bersih Indonesia: Eliminasi Sampah Plastik.

Inisiatif multitahun ini akan dimulai di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Program ini bertujuan untuk memberikan pelayanan persampahan terintegrasi untuk lebih dari 2,6 juta penduduk ketika beroperasi penuh pada 2025.

Tim Bersih Indonesia akan bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk membangun layanan pengumpulan sampah di tingkat rumah tangga serta fasilitas pemilahan, pemrosesan, dan daur ulang untuk penduduk yang tinggal di luar Kota Malang.

Pemerintah telah mengalokasikan lahan untuk membangun lima Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dan empat Stasiun Peralihan Antara (SPA), dan pembangunan dijadwalkan dimulai pada paruh kedua 2022.

Sebagai persiapan untuk menyambut sistem baru ini, program pelibatan masyarakat dan pendidikan di sekolah akan dimulai tahun depan untuk membantu memperkuat literasi pengelolaan sampah dan daur ulang masyarakat setempat.

Ketika program ini sudah beroperasi sepenuhnya, sistem ini mempunyai target untuk mengalihkan lebih dari 50 ribu ton sampah plastik setiap tahunnya, dengan tingkat daur ulang lebih dari 60%.

Sistem ini diharapkan dapat menciptakan 3 ribu lapangan pekerjaan baru. Adapun tahap satu Bersih Indonesia akan dikembangkan dengan biaya 29 juta dolar AS dan akan didanai sepenuhnya oleh The Alliance.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan turut menghadiri peluncuran program Bersih Indonesia secara virtual.

Program yang dibahas bersama the Alliance pada Februari lalu disepakati untuk dijadikan program nasional Indonesia, dengan pemilihan lokasi piloting pertama di Kabupaten Malang.

“Untuk menyelesaikan masalah persampahan, sudah tidak bisa lagi dilakukan dengan cara yang biasa, tetapi harus dengan inovasi dan dilakukan dengan cara kolaborasi berbagai pihak,” kata Menko Luhut dalam pidatonya mengenai program Bersih Indonesia pada upacara penandatanganan Nota Kesepahaman di tingkat pusat dan Kesepakatan Bersama di tingkat kabupaten.

“Program ini harus bisa menggabungkan model pengelolaan sampah dengan prinsip ekonomi sirkular sehingga bisa meningkatkan nilai ekonomi sampah plastik, dan memfasilitasi pengembangan ekosistem hilir untuk mengambil daur ulang (termasuk daur ulang bernilai lebih rendah) dari Kabupaten Malang dan mengubahnya menjadi bahan baru untuk industri,” sambungnya.


Kolaborasi Multipihak

Ilustrasi membuang sampah/credit: Freepik.com

Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Dr. Nani Hendiarti yang merupakan pihak penandatangan nota kesepahaman dari Kemenko Marves, menegaskan bahwa kolaborasi multipihak, seperti program Bersih Indonesia ini merupakan langkah yang sangat strategis untuk membantu pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam upaya memperbaiki tatakelola persampahan.

“Kolaborasi seperti ini merupakan cerminan tanggung jawab semua pihak, mulai dari industri hingga pemerintah dan masyarakat, untuk bersama-sama memperbaiki kualitas lingkungan. Sangat penting bagi pelaku industri untuk mengenali perannya dalam memenuhi tanggung jawab produsen,” ujarnya.

Bupati Malang Drs H M Sanusi mengatakan, visi Kabupaten Malang untuk mewujudkan kabupaten bersih dari sampah menjadi semangat untuk terus berinovasi dalam pengelolaan sampah.

Sinergitas lintas lembaga pemerintah, donor, dan dukungan masyarakat adalah kunci untuk mengembangkan pengelolaan sampah yang lebih holistik di Kabupaten Malang yang harapannya dapat menjadi model penanganan sampah dengan mengoptimalkan kinerja pelayanan pemerintah daerah.

“Melalui program Bersih Indonesia, Kabupaten Malang optimis untuk dapat memberikan pelayanan sampah yang optimal dan pengolahan sampah yang berkelanjutan. Demi mewujudkan ini, inovasi kelembagaan, pelayanan, regulasi, dan dukungan serta partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan,” ujar Sanusi.

Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen besar terhadap pengelolaan sampah dengan menetapkan target untuk memastikan bahwa 70% sampah negara dikelola dengan baik pada 2025 dan pengurangan sampah plastik laut sebanyak 70% pada tahun yang sama. Program Bersih Indonesia akan membantu mendukung komitmen ini.

The Alliance bekerja sama dengan Mott MacDonald, konsultan teknik dan manajemen proyek, dan SYSTEMIQ, konsultan lingkungan, untuk memastikan kelancaran implementasi di lapangan.

The Alliance telah bermitra dengan SYSTEMIQ sejak 2019 untuk mengembangkan sistem pengelolaan sampah di Bali bagian barat. Bersih Indonesia mengambil pembelajaran dari upaya tersebut, yang dikenal sebagai Project STOP Jembrana.

Jacob Duer, Presiden dan CEO the Alliance mengatakan, program Bersih Indonesia: Eliminasi Sampah Plastik adalah hasil pembelajaran yang diperoleh dari pelaksanaan proyek selama dua tahun terakhir.

“Kami berkomitmen penuh untuk memastikan implementasi rahap satu yang kuat dan lancar di Malang. Kami sangat antusias untuk memulai program ini dan berharap dapat terus menjalin kerja sama yang erat dengan pemerintah pusat dan daerah, serta mitra proyek kami dan sektor swasta, untuk menghadirkan sistem pengelolaan sampah yang dapat mendukung pencapaian target Indonesia bebas sampah plastik,” tuturnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya