Soal Perang Rusia-Ukraina, Syekh Abu Dhabi Yakin Agama Bisa Ambil Peranan Penting

Abdulllah mengatakan, peran agama yang dimainkan tidak terlepas dari cara dari para pemukanya menyampaikan dakwahnya. Menurut dia, perlu ada kerjasama antar pemuka agama agar proses perdamaian dapat dirasakan.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 03 Nov 2022, 13:46 WIB
Ketua Forum Abu Dhabi untuk Perdamaian, Syekh Abdullah bin Bayah meyakini, agama bisa mengambil peran penting dalam penyelesaian Perang Rusia-Ukraina. (M Radityo Priyasmoro)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Forum Abu Dhabi untuk Perdamaian, Syekh Abdullah bin Bayah meyakini, agama bisa mengambil peran penting dalam penyelesaian Perang Rusia-Ukraina. Caranya, dengan memainkan peranan nilai dasar kemanusiaan untuk mengembalikan rasa antikekerasan dan cinta perdamaian.

"Perang Rusia-Ukraina kita lihat juga hari ini harus mencari solusi secepatnya. Agama bisa mengambil peran dalam hal ini. Ini sangat penting," kata Syekh Abdullah saat menjadi pembicara pada Forum Agama G20 (Religion Twenty) melalui rekaman video, Kamis (3/11/2022).

Syekh Abdullah menambahkan, peran agama yang dimainkan tidak terlepas dari cara dari para pemukanya menyampaikan dakwahnya. Menurut dia, perlu ada kerjasama antar pemuka agama agar proses perdamaian dapat dirasakan. 

"Harus ada usaha nyata yang berkaitan dengan agama, berupa ajakan-ajakan yang sangat murni, bahwa perdamaian pada hakikatnya merupakan investasi masa depan seluruh manusia yang direalisasikan untuk umat manusia,” ujar ulama asal dari Mauritania itu.

Syekh Abdullah meyakini, dasar dakwah adalah soal toleransi dan kebersamaan. Sehingga kesepahaman untuk bisa mengakhiri perang Rusia-Ukraina berdasarkan agama dapat terwujud.

"Semua manusia bisa bersaudara dan orang-orang yang beriman meyakini hal tersebut. Pemahaman ini yang harus menjadi dasar kemanusiaan dan dasar toleransi," dia menutup.

 


Apa Itu Religion 20?

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf dan Perwakilan Muslim World League (MWL) atau Liga Muslim Dunia dalam acara Forum Religion 20 (R20) di Bali. (Dok. Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro)

Forum R20 digelar dengan maksud untuk menjembatani konsep dialog tradisional antar agama yang sudah berlangsung sebelumnya selama beberapa dekade, dengan hasil dan tujuan yang dinilai kurang konkrit.

Harapannya, dalam dialog yang berlangsung selama 2-3 November 2022 di Nusa Dua Bali ini, Indonesia dapat memberi solusi yang lebih nyata dalam membangun hubungan antar manusia dan solusi atas hal yang bersinggungan antara Timur dan Barat.

Selain itu, Forum R20 juga dilaksanakan dalam rangka untuk mencegah konsep atau inisiatif yang salah ataupun yang menyebabkan bentrokan antara peradaban dan budaya.

Partisipasi dari R20 sendiri diisi oleh sejumlah peserta dari berbagai negara. Total, ada 464 orang dan 170 di antaranya dari luar negeri yang berasal dari lima benua.

Para pemimpin agama, sekte, dan aliran kepercayaan ini berdiskusi selama dua hari ini dan mencari solusi bagaimana agama bisa efektif berkontribusi bagi perbaikan ekonomi-politik global.

Infografis Indonesia Terima Tongkat Estafet Presidensi G20. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya