Mayoritas Kebutuhan Mesin Perkakas untuk Pabrik dari Impor

Untuk mengoptimalkan pengembangan teknologi industri mesin perkakas, Kemenperin telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Korea Institute of Advancement of Technology (KIAT).

oleh Tira Santia diperbarui 03 Nov 2022, 14:45 WIB
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Taufiek Bawazier. (Dok Kemenperin)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus meningkatkan kemampuan industri mesin perkakas (machine tools) dalam negeri. Industri ini memiliki peran yang sangat penting bagi sektor manufaktur.

Mesin perkakas merupakan barang modal yang sangat penting dalam mendukung pembangunan industri permesinan karena berfungsi memproduksi komponen mesin dan peralatan yang bernilai tambah tinggi.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika KemenperinTaufiek Bawazier menjelaskan, kebutuhan mesin perkakas untuk pabrik, workshop dan pendidikan hampir semuanya masih dipenuhi dengan impor. Hingga saat ini, produsen mesin perkakas dalam negeri masih memproduksi mesin perkakas sederhana skala light dan medium duty.

“Faktor-faktor yang perlu didorong dari industri mesin perkakas adalah penguasaan teknologi dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dua hal faktor ini amat penting untuk dapat meningkatkan kemampuan produksi subsektor tersebut, ungkap Taufiek Bawazier, Kamis (3/11/2022).

Untuk mengoptimalkan pengembangan teknologi industri mesin perkakas, pada tahun 2020 Direktorat Jenderal ILMATE telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Korea Institute of Advancement of Technology (KIAT) terkait komitmen kedua belah pihak untuk mengembangkan dan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas industri dan akademisi mesin perkakas Indonesia melalui proyek kerjasama MTIDC (Machine Tools Industry Development Center).

Kesepakatan tersebut kemudian diwujudkan dalam bentuk kerja sama antara KIAT, CAMTIC Advance Mechatronics Technology Institute for Commercialization, dan Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung.

Kerja sama tersebut diimplementasikan dalam bentuk peningkatan kapasitas SDM Industri melalui pelatihan dan pendidikan bidang industri mesin perkakas dengan tenaga ahli dari Korea Selatan, perakitan dan pengembangan bersama mesin perkakas untuk menstimulasi produksi mesin perkakas maupun komponennya di dalam negeri, serta pemberian hibah mesin general lathe dan peralatan pendukungnya.

 


Transfer Knowledge

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier. (Foto: Kemenperin)

Pada saat penyelenggaraan Seremonial Kerja sama Machine Tools Industry Development Center (MTIDC) tersebut di Bandung, Selasa (1/11) lalu, Taufiek menyatakan optimismenya, bahwa dengan kemampuan COE ITB dan transfer knowledge pihak Korea Selatan, akan lahir inovasi-inovasi baru yang dapat diserap oleh Kementerian/Lembaga.

“Machine tools berperan penting untuk memperkuat industri nasional. Dengan kerja sama ini, peralatan tersebut dapat mengisi pengadaan pemerintah serta digunakan di Sekolah Menengah Khusus. Kami juga mengharapkan ITB dapat mengembangkan variasi machine tools untuk makin memajukan produksi nasional," ujarnya.

Direktur Jenderal KIAT Park Cheon Kyo menyatakan, pihaknya mendukung pengembangan mesin-mesin lain seperti mesin bubut CNC. Menurutnya, hal ini dapat membantu pengembangan industri mesin perkakas Indonesia. Proyek ini merupakan simbol teknologi dan kerjasama bilateral antara Korea Selatan dan Indonesia untuk meningkatkan kerukunan dan kebersatuan antar negara.

 


Jadi Model

Vice President CAMTIC Song Ki Jung menambahkan, pusat mesin perkakas di Indonesia ini diharapkan dapat menjadi model. Ke depan, Indonesia diharapkan tidak hanya menjadi pusat mesin, namun juga pusat di bidang-bidang lainnya.

"Semoga kerja sama kedua negara ini dapat terus berlangsung dengan baik dan tidak menutup kemungkinan untuk membangun kerja sama kembali untuk proyek-proyek lainnya, kata Song.

Sementara itu, Rektor Institut Teknologi Bandung, Reini Wirahadikusumah menyampaikan terima kasih kepada Kemenperin yang telah mendorong dan memfasilitasi terwujudnya kerjasama antara KIAT, CAMTIC, dan FTMD ITB.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya