Joe Biden: Jika Tak Terima Kekalahan dalam Pemilu Paruh Waktu Semua Bisa Kacau

Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa ketidakterimaan terhadap hasil pemilu midterm atau paruh waktu AS.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 03 Nov 2022, 18:06 WIB
Presiden Joe Biden mendengarkan saat ia bertemu secara virtual dengan Presiden China Xi Jinping dari Ruang Roosevelt Gedung Putih di Washington, Senin (15/22/2021). Pertemuan dimaksudkan untuk menurunkan ketegangan antara AS dan China selaku dua negara adidaya dunia saat ini. (AP Photo/Susan Walsh)

Liputan6.com, Washington - Presiden AS Joe Biden telah memperingatkan setiap kandidat yang menolak untuk menerima kekalahan dalam midterm election di AS atau pemilihan paruh waktu dapat membuat negara itu berada di "jalan menuju kekacauan".

Dilansir BBC, Kamis (3/11/2022), ia juga mendesak Amerika untuk bersatu menentang "kekerasan politik" dalam pemungutan suara pada 8 November.

Biden, seorang Demokrat, mengatakan mantan Presiden Donald Trump dan para pendukungnya menjajakan "kebohongan konspirasi dan kedengkian".

Kontrol kedua kamar Kongres dan gubernur negara bagian kunci tergantung pada keseimbangan dalam pemilihan minggu depan. Sebagian besar perkiraan menunjukkan Partai Republik akan memenangkan kendali Dewan Perwakilan Rakyat, sementara Senat bisa memilih jalan mana pun. 

Biden berbicara dalam pidato yang disiarkan secara nasional pada Rabu malam di Union Station Washington DC - hanya beberapa meter dari tempat para pendukung Trump menyerbu US Capitol tahun lalu dalam upaya untuk membatalkan hasil pemilihan 2020.

Biden menyalahkan Trump - yang tidak dia sebutkan namanya, tetapi disebut sebagai "mantan presiden yang kalah" - karena menginspirasi ancaman oleh beberapa kandidat Partai Republik untuk menolak menerima hasilnya jika mereka kalah minggu depan.

"Itulah jalan menuju kekacauan di Amerika," kata Biden. 

"Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Ini melanggar hukum. Dan itu bukan Amerika."


Merujuk pada Donald Trump

Presiden Amerika Serikat Joe Biden berbicara tentang berakhirnya perang di Afghanistan dari Ruang Makan Negara Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, Selasa (31/8/2021). "Perang di Afghanistan sekarang sudah berakhir," kata Joe Biden. (AP Photo/Evan Vucci)

Presiden juga berusaha menghubungkan retorika pemilihan Trump dengan serangan pekan lalu terhadap suami Ketua DPR AS Nancy Pelosi.

Dia berpendapat bahwa "kebohongan besar Trump bahwa pemilihan tahun 2020 telah dicuri" adalah kekuatan pendorong di balik serangan terhadap Paul Pelosi yang berusia 82 tahun dan kerusuhan Capitol AS.

"Itu adalah kebohongan yang memicu peningkatan berbahaya dalam kekerasan politik dan intimidasi pemilih selama dua tahun terakhir," kata Biden.


Ancaman Meningkat

Presiden Amerika Serikat Joe Biden melepas maskernya saat mulai berbicara di Taman Mawar Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 27 Juli 2022. Biden harus diisolasi di kediamannya di Gedung Putih sejak positif COVID-19 pada Kamis lalu. (AP Photo/Susan Walsh)

Presiden berbicara ketika hakim federal di Arizona mengeluarkan perintah penahanan terhadap sekelompok pendukung Trump, yang telah dituduh melecehkan pemilih di dekat kotak suara di negara bagian perbatasan.

Pemerintah AS pekan lalu mendistribusikan buletin kepada lembaga penegak hukum yang memperingatkan "ancaman yang meningkat" dari ekstremisme kekerasan domestik, menambahkan bahwa kandidat dan petugas pemilu dapat menjadi sasaran individu dengan "keluhan ideologis".

Partai Republik bereaksi terhadap pernyataan Biden dengan berargumen bahwa dia mencoba mengalihkan perhatian orang Amerika dari peringkat persetujuannya yang rendah dan inflasi AS.


Dugaan Kecurangan Meluas

Presiden AS Joe Biden di sidang Majelis Umum PBB Rabu 21 September 2022. (AP)

Sebuah jajak pendapat Reuters/Ipsos minggu ini menemukan bahwa setengah dari orang Amerika percaya kecurangan pemilih adalah masalah yang meluas, meskipun kasus seperti itu sangat jarang terjadi. 

Menurut mitra BBC AS, CBS, dari 595 Partai Republik yang mencalonkan diri untuk jabatan di seluruh negara bagian, lebih dari setengahnya yakni 306, telah menimbulkan keraguan tentang pemilihan presiden 2020.

Infografis Vaksin Covid-19 Berdampak pada Kesuburan Pria dan Perempuan? (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya