Menakar Prospek IHSG di Tengah Sentimen Kenaikan Suku Bunga The Fed

Bank sentral AS atau the Fed kembali menaikkan suku bunga acuan. Bagaimana dampaknya ke IHSG?

oleh Elga Nurmutia diperbarui 04 Nov 2022, 06:00 WIB
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Analis menilai kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserce (the Fed) mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hal ini lantaran ada potensi aliran dana investor asing kembali ke AS.

"The Fed telah menaikkan suku bunga 75 basis poin (bps) pada Kamis dini hari tadi. Dampak untuk negara berkembang seperti Indonesia, yaitu investor asing berpotensi mengalihkan dananya kembali ke AS karena imbal hasil investasi yang lebih menarik dan posisi dolar AS yang lebih kuat. Hal tersebut dapat mempengaruhi pergerakan IHSG," kata Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Jumat, (4/11/2022).

Jono menuturkan, terdapat sektor yang masih unggul di tengah kenaikan suku bunga the Fed, antara lain sektor perbankan dan komoditas. 

"Sementara, IHSG masih bergerak di kisaran 7,000-7,100. Sektor yang masih unggul perbankan dan komoditas seperti batubara dan migas,” kata dia.

Dia menyebutkan, bagi pelaku pasar bisa mencermati saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), PT Indika Energy Tbk (INDY) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). 

“Perbankan bisa diperhatikan BBTN, komoditas INDY, PGAS,” kata Jono.

Sementara itu, Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis menuturkan, IHSG masih berpotensi positif mengingat adanya rilis laporan keuangan kuartal III bisa menjadi sentimen positif terlebih beberapa emiten seperti perbankan mencatatkan kinerja yang baik.

"Sektor transportasi, ritel, dan consumer masih menarik untuk dicermati mengingat beberapa emiten di sektor tersebut sudah mencatat kinerja laporan keuangan yang baik,” kata Abdul.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 


Dampak Kenaikan Bunga The Fed

Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Abdul mengatakan, kenaikan suku bunga the Fed bisa berdampak negatif bagi laju IHSG. 

"Bisa berdampak negatif ketika The Fed menaikan suku bunganya, tetapi perlu dicermati juga hasil dari laporan keuangan emiten kuartal III jika positif maka kemungkinan indeks bisa tutup positif,” kata dia.

Dia memprediksi IHSG berada di level resistance 7.081 – 7.104 dan support  6.962 – 6.976.

"Jika menguat resistance IHSG berada 7.081 – 7.104, dan area support 6,962 – 6,976,” kata Abdul.

Untuk rekomendasi saham, Abdul memilih saham antara lain, PT Blue Bird Tbk (BIRD) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).

“Saham-saham yang bisa dicermati ada BIRD dengan rekomendasi trading buy dengan target price 1.600 – 1.630 dan support 1.515 –1.535, atau TOWR dengan target price  1.175 – 1.190, dan support 1.115 – 1.135.

Sedangkan, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM menilai IHSG sudah diperhitungkan dampak kenaikan suku bunga the Fed 75 basis poin.

“Nampaknya IHSG sudah mem price-in kan dampak kenaikan FFR 0,75 persen sehingga hari ini IHSG bisa melaju di jalur hijau saat ini. Efek dari the Fed memang terlihat pada pelemahan rupiah yang saat ini mendekati Rp 15700 per dolar AS (1 USD),” kata Roger.

Roger menyebutkan, pelemahan dari Rupiah tersebut bisa menjadi keuntungan bagi sektor yang terkait dengan ekspor.

 

 

 


Sektor Saham

Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG menguat 0,34 persen atau 21 poin ke level 6.296 pada penutupan perdagangan Senin (13/1) sore ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

“Tentunya beberapa sektor yang menarik yang terkait dengan ekspor karena dampak pelemahan rupiah bisa menjadi "keuntungan" dari selisih kurs,” kata Roger.

Dengan demikian, Roger memprediksi IHSG berada di rentang 6.980 - 7.130 untuk seminggu ke depan.

"IHSG berada di rentang 6.980 - 7.130 untuk seminggu depan,” kata dia.

Kemudian, untuk saham yang bisa dicermati investor, Roger memilih saham antara lain, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).

Selain itu, Roger juga merekomendasikan saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dan PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA).

“Saham saham pilihan masih bank bank besar seperti BMRI BBNI dan BBRI. Kemudian AKRA ESSA,” pungkasnya. 


Penutupan IHSG Kamis 3 November 2022

Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau meski naik tipis pada perdagangan saham Kamis, (3/11/2022).  Sektor saham yang menguat dan melemah pun hampir berimbang.

Mengutip data RTI, IHSG ditutup naik 0,27 persen ke posisi 7.034. Indeks LQ45 menanjak 0,22 persen ke posisi 1.001,30. Sebagian besar indeks acuan menghijau. Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.050,38 dan terendah 6.952,85. Sebanyak 248 saham menguat dan 280 saham melemah. 164 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.155.665 kali dengan volume perdagangan 21,9 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 12,2 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.646.

Mayoritas sektor saham menghijau. Indeks sektor saham IDXenergy naik 1,04 persen, indeks sektor saham IDXindustry menanjak 0,56 persen, indeks sektor saham IDXfinance menanjak 0,69 persen, indeks sektor saham IDXproperty menguat 0,12 persen. Selain itu, indeks sektor saham IDCtechno bertambah 1,06 persen dan indeks sektor saham IDXtransportasi naik 0,87 persen.

Sementara itu, indeks sektor saham IDXbasic melemah 0,22 persen, indeks sektor saham IDXnonsiklikal tergelincir 0,17 persen, indeks sektor saham IDXsiklikal susut 0,12 persen, indeks sektor saham IDXhealth melemah 0,17 persen, dan indeks sektor saham IDXinfrastruktur melemah 0,36 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya