Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada perdagangan Jumat (4/11/2022). Mayoritas kripto kembali menguat setelah sempat melemah tersengat sentimen The Fed.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Jumat, 4 November 2022 pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) kembali menguat 0,38 persen dalam 24 jam, tetapi masih melemah 0,71 persen sepekan.
Advertisement
Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 20.203 per koin atau setara Rp 318,3 juta (asumsi kurs Rp 15.756 per dolar AS).
Ethereum (ETH) juga kembali menguat pagi ini. ETH naik 1,16 persen dalam 24 jam dan 0,86 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 1.531 per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) turut naik. Dalam 24 jam terakhir BNB menguat 4,19 persen dan 0,98 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 333,43 per koin.
Kemudian Cardano, berhasil menghijau. Dalam satu hari terakhir ADA melesar 1,46 persen dan 0,55 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,3905 per koin.
Adapun Solana (SOL) kembali bertengger di zona hijau dengan penguatan satu hari terakhir SOL sebesar 1,24 persen dan 1,31 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 31,06 per koin.
Sedangkan XRP juga berhasil pulih. XRP tumbuh 0,79 persen dalam 24 jam terakhir, tetapi masih ambles 1,26 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,4561 per koin.
Koin Meme Dogecoin (DOGE) pada pagi ini harus rela mengakhiri reli Dalam satu hari terakhir DOGE terkoreksi 0,30 persen, tetapi masih meroket 64,88 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level USD 0,1277 per token.
Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00
Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih berada di level USD 1,00.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto dalam 24 jam alami penguatan dan kembali ke level USD 1 triliun dari sebelumnya di level USD 992,7 miliar.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Turki Sita Aset Kripto Rp 623 Miliar Terkait Judi Ilegal
Sebelumnya, pihak berwenang Turki dilaporkan telah menyita USD 40 juta atau sekitar Rp 623,1 miliar cryptocurrency dan menahan 46 orang dalam penyelidikan perjudian ilegal.
Penahanan dan penyitaan tersebut merupakan bagian dari penyelidikan perjudian ilegal di delapan provinsi yaitu Ankara, Batman, Bingol, Kayseri, Kırıkkale, Mus, Van, dan Yozgat. Para tersangka diduga menengahi transfer dana yang diperoleh secara ilegal ke rekening kripto dari organisasi kriminal.
Konglomerat perjudian dan kasino, Halil Falyal ditembak mati pada 8 Februari dalam serangan bersenjata di dekat rumahnya di Kyrenia, sebuah kota di pantai utara Siprus. Dia diduga memimpin bisnis perjudian ilegal yang sedang diselidiki, menurut sebuah publikasi pihak berwenang Turki.
“Sekitar USD 40 juta aset kripto, yang terdeteksi ditransfer ke bursa aset kripto di dalam dan luar negeri, disita,” isi publikasi, dikutip dari Bitcoin.com, Selasa (1/11/2022).
Adapun Cryptocurrency senilai USD 134,5 juta telah ditransfer ke akun cryptocurrency dari sekelompok 11 orang, termasuk Falyal dan istrinya.
Menteri Dalam Negeri Turki Süleyman Soylu mengatakan aset kripto senilai USD 40 juta yang disita kemungkinan baru permulaan. Diperkirakan masih ada aset kripto lainnya.
Sedangkan, menurut beberapa outlet berita Turki, beberapa aset yang termasuk dalam USD 40 juta disita berupa bitcoin (BTC) dan tether (USDT).
Advertisement
Pembayaran Bitcoin Global Bakal Sentuh Rp 57,7 Triliun pada 2031
Sebelumnya, Allied Market Research menerbitkan sebuah laporan mengenai proyeksi pembayaran Bitcoin global. Dalam laporan tersebut, Allied Market Research mengungkapkan pasar pembayaran Bitcoin global akan mencapai USD 3,7 miliar (Rp 57,7 trillin) pada 2031.
Jumlah ini dilihat dari tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 16,3 persen dari 2022 hingga 2031. Menurut dokumen tersebut, permintaan operasional untuk efisiensi dan transparansi dalam sistem pembayaran, bersama dengan pertumbuhan layanan keamanan data dan lonjakan permintaan pengiriman uang di negara berkembang.
Ini adalah salah satu faktor utama yang mendukung pertumbuhan di sektor pembayaran bitcoin di tahun-tahun mendatang.
“Selanjutnya, peningkatan permintaan bitcoin di antara bank, dan lembaga keuangan, serta potensi yang belum dimanfaatkan di negara berkembang diharapkan memberikan peluang yang menguntungkan bagi ekspansi pasar pembayaran bitcoin selama periode perkiraan,” isi laporan tersebut dikutip dari Cointelegraph, Senin (31/10/2022).
Sektor yang Mendorong Pembayaran Bitcoin
Transaksi e-commerce kemungkinan akan mempertahankan relevansinya di sektor ini, tumbuh hampir 20,2 persen pada 2031, menurut laporan tersebut.
Kawasan Asia-Pasifik diperkirakan akan melanjutkan dominasi pasarnya pada 2031, meskipun pertumbuhan tercepat diperkirakan akan datang dari Amerika Utara, dengan CAGR sebesar 18,6 persen selama periode tersebut.
Hambatan dan Tantangan
Mengacu pada hambatan dan tantangan, laporan tersebut mengakui bahwa biaya penyebaran yang tinggi dan kesadaran global yang rendah tentang penggunaan Bitcoin dapat menghambat kemajuan sektor ini.
Teknologi buku besar terdistribusi telah menyebar dari cryptocurrency ke sejumlah besar aplikasi di industri keuangan dan pemerintahan.
“Namun, banyak orang dan industri keuangan dan pemerintah di negara berkembang seperti India, Afrika, serta Australia kurang menyadari transaksi yang dilakukan menggunakan pembayaran bitcoin, yang menghambat pertumbuhan pasar pembayaran bitcoin di seluruh dunia,” jelas isi laporan.
Di sisi lain, pasar beruang cryptocurrency telah memengaruhi cara orang membayar dengan kripto, tetapi Bitcoin tetap menjadi alat pembayaran utama meskipun ada volatilitas yang sangat besar, menghasilkan lebih dari 50 persen dari semua penjualan di platform penyedia layanan pembayaran BitPay.
Data mengungkapkan volume penjualan pembayaran BTC di BitPay memuncak hingga 87 persen pada 2021 sebelum menurun selama pasar bearish atau merosot 2022.
Advertisement