Liputan6.com, Jakarta - Tidak ada penghiburan yang bisa sepenuhnya menghilangkan duka seorang ibu yang kehilangan anaknya. Ibu dari mendiang aktor Lee Jihan, yang meninggal dalam tragedi pesta Halloween di Itaewon, mengungkap rasa frustasinya.
Siaran MBC News Desk pada Rabu, 2 November 2022, melaporkan berita tentang "Bencana Itaewon" dari Gymnasium Indoor di Wonhyo-ro, Yongsan-gu, Seoul, seperti dilansir dari KBIZoom, Jumat (4/11/2022). Pada hari itu, keluarga dan kerabat yang berduka datang ke tempat itu setelah pemakaman.
Baca Juga
Advertisement
Ibu mendiang Jihan juga muncul. Ia keluar sambil memegang erat sepatu putranya. "Apa yang harus saya lakukan sekarang? Jika putra Perdana Menteri (Korea Selatan) Han Deok Soo menelepon 112 (nomor darurat untuk meminta bantuan polisi di Korea Selatan), ratusan polisi akan dikerahkan. Mengapa 112 mengabaikan panggilan dari orang normal?" ratapnya.
Ia terisak dan berkata, "Setelah berkeliling rumah sakit, saya akhirnya menemukan tubuh anak saya. Saya mencoba melakukan CPR, tapi ia tidak bangun. Putra kami sangat menawan. Ia adalah harta saya."
Jihan meninggal dunia dalam pesta Halloween yang menyesakkan di Itaewon, Yongsan-gu, Seoul pada Sabtu malam, 29 Oktober 2022. Mengumumkan berita duka itu, agensinya 935 Entertainment menulis, "Aktor Lee Jihan adalah teman yang ramah dan hangat untuk semua orang."
Mereka juga menambahkan, "Kami masih tidak percaya bahwa kami tidak akan dapat melihat aktor kami yang cerdas dan berhati baik Lee Jihan, yang selalu tersenyum cerah dan menyapa kami dengan percaya diri."
Bukan untuk Menghadiri Pesta Halloween
Sementara, belakangan muncul kabar yang menyebut bahwa Lee Jihan meninggal setelah menyelamatkan seorang gadis kecil di keramaian itu. Disebutkan bahwa finalis Mnet "Produce 101 Season 2" pada 2017 ini sebenarnya tidak pergi ke Itaewon khusus untuk merayakan Halloween.
Sebaliknya, aktor berumur 24 tahun itu baru saja pulang syuting dan kebetulan rumahnya berada di daerah Itaewon. Dari kabar yang beredar, seorang original poster alias OP yang berada di tempat kejadian mengatakan bahwa Jihan sedang berjalan ketika melihat seorang gadis terjebak di antara kerumunan dan datang untuk membantunya.
Gadis cilik itu akhirnya berhasil diselamatkan, tapi sang aktor meninggal dalam tragedi itu. Sebuah sumber juga mengatakan bahwa keluarga gadis kecil itu telah memberitahu keluarga Jihan dan mengucapkan terima kasih.
Jumlah korban meninggal dunia akibat insiden berdesakan dilaporkan mencapai 156 jiwa. "Insiden desak-desakan yang terjadi pada Sabtu malam, 29 Oktober (2022), waktu setempat di Distrik Itaewon di Seoul, ibu kota Korea Selatan, saat perayaan Halloween sebagian disebabkan manajemen kerumunan yang tidak memadai," Perdana Menteri (PM) Korea Selatan Han Duck Soo mengatakan, seperti dikutip kanal Global Liputan6.com dari Xinhua.
Advertisement
Transkrip Panggilan Darurat
Han menyambung, "Tampaknya salah satu penyebab utama (dari insiden itu) pada akhirnya adalah manajemen kerumunan, yang tidak memiliki dukungan institusional dan upaya sistematis yang memadai di Korea Selatan."
Ia menuturkan bahwa bahkan jika lebih banyak petugas polisi dikerahkan ke Itaewon, akan ada keterbatasan dalam pengendalian kerumunan besar itu, mengingat negara tersebut tidak memiliki regulasi yang memadai soal manajemen kerumunan.
Insiden itu diyakini disebabkan kerumunan besar yang bergerak ke sebuah gang sempit menanjak dan kemudian saling tindih. Transkrip dari 11 panggilan darurat yang dilakukan dalam beberapa jam dan menit sebelum kejadian mengungkap ketakutan yang berkembang dari orang-orang yang berada di Itaewon dan bagaimana mereka mendesak polisi segera campur tangan.
Mengutip CNA, transkrip panggilan darurat yang dirilis polisi menunjukkan peringatan pertama tentang kemungkinan lonjakan kerumunan mematikan dilakukan pukul 18.34 Sabtu lalu, kira-kira empat jam sebelum kerumunan itu berubah jadi mematikan.
Komisaris Jenderal Polisi Nasional Yoon Hee Keun mengakui pengendalian massa di tempat kejadian "tidak memadai." Ia juga mencatat bahwa polisi telah menerima banyak laporan yang memperingatkan kemungkinan kecelakaan pada malam bencana.
Berdampak Lebih Luas
Transkrip yang dirilis ke media memberikan prediksi mengerikan tentang bagaimana peristiwa nahas itu terjadi. "Sepertinya orang bisa tertindih sampai meninggal (karena) orang-orang terus datang ke sini, sementara tidak ada ruang bagi orang untuk turun," kata seorang warga dalam panggilan pertama itu.
"Saya nyaris tidak berhasil keluar. Ada terlalu banyak orang, sepertinya Anda (polisi) harus mengendalikannya," imbuhnya.
Kecelakaan kerumunan paling mematikan dalam sejarah negara itu tampaknya memengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakatnya. Orang Korea, yang telah terbiasa dengan kepadatan kota dan kepadatan di jalan-jalan, sekarang tiba-tiba menyadari betapa berbahayanya kondisi ini.
Melansir Korea Times, seorang pekerja kantoran berusia 30 tahun bermarga Lee, yang melakukan perjalanan di Seoul Metro Line 9 dalam perjalanan paginya dari Stasiun Dangsan ke Stasiun Sinnonhyeon, turun dari kereta pada Senin pagi, 31 Oktober 2022, merasa sesak napas.
"Saya tidak bisa bernapas. Ini bukan pertama kalinya saya merasa seperti tercekik selama perjalanan kereta bawah tanah pagi saya, tapi itu sangat serius, seperti serangan panik," katanya. Lee naik kereta ekspres di Jalur 9 yang terkenal karena kepadatannya selama jam sibuk.
Ketika orang-orang terus berdesakan di dalam kereta yang sudah penuh sesak, Lee tidak bisa berhenti membayangkan seperti apa jadinya selama lonjakan massa yang mematikan di Itaewon dua hari sebelumnya. "Meski saya tidak ada di sana malam itu, saya merasakan sesuatu yang mengerikan seperti itu bisa terjadi di kereta bawah tanah juga," tuturnya.
Advertisement