Liputan6.com, Jakarta - Pernyataan Ade Armando terus menuai pro dan kontra. Terakhir, pernyataannya di YouTube CokroTV dengan judul 'Ade Armando: Bila Suara Umat Kristen Terbelah, Anies Akan Menang' menuai kontroversi.
Ade menyebut bahwa suara pemilih Kristen akan menjadi penentu utama hasil pemilihan presiden dan kemungkinan Anies Baswedan terpilih jadi presiden.
Advertisement
"Kalau umat Kristen kompak, Anies akan gagal. Sekarang semua bergantung pada umat Kristen. Kekompakan pemilih Kristen akan menentukan apakah pada akhirnya Indonesia akan dipimpin Anies atau Ganjar," ujar Ade Armando dalam video yang diunggah CokroTV pada 1 November 2022.
Menanggapi hal tersebut, Deputi Bappilu DPP Demokrat, Kamhar Lakumani menyatakan pernyataan Ade Armando itu sama saja mengeksploitasi politik identitas secara berlebihan dan sangat berbahaya.
“Sangat berbahaya sekali. Narasi yang dipresentasikan menjadi toxic bagi demokrasi dan ancaman bagi kerukunan antar umat beragama. Sangat disayangkan para buzzerRp peliharaan seperti Ade Armando dan kawan-kawannya ini terus diberi keleluasaan untuk terus menerus menghadirkan post truth politik yang terbaca sesuai kehendak dan dilindungi oleh penguasa,” kata Kamhar pad wartawan, Jumat (4/11/2022).
Kamhar menyebut pernyataan Ade sangat provokatif dan bertendensi untuk melanggengkan pembelahan di masyarakat.
“Hanya demi keuntungan politik pada Pilpres 2024. Betapa mahalnya harga yang mesti ditanggung sebagai bangsa jika tenun kebangsaan koyak akibat ulah benalu demokrasi seperti Ade Armando. Isu seperti ini terlalu sensitif, apalagi bangsa ini punya pengalaman yang tidak menyenangkan mengalami konflik berlatarbelakang agama seperti di Poso dan Ambon, jangan sampai pengalaman pahit seperti ini terulang lagi,” kata dia.
Lawan Penyataan Provokatif
DPP Demokrat, kata Kamhar, menegaskan melawan pernyataan provokatif dan memecah belah bangsa lewat politik identitas seperti yang disampaiakan Ade.
“Partai Demokrat secara tegas oleh Mas Ketum AHY telah menyampaikan di berbagai kesempatan untuk melawan segala bentuk praktek post truth politik seperti ini,” pungkasnya.
Advertisement