Bukalapak Bertahan di Tengah Kenaikan Suku Bunga dan Inflasi

Manajemen PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) menanggapi dampak kenaikan suku bunga dan inflasi.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 04 Nov 2022, 19:03 WIB
Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi ekonomi saat ini tengah bergerak dinamis, menyusul tren inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga. Meski begitu, PT Bukalapak.com (BUKA) malah mencatatkan kinerja yang solid dan relatif resilien pada kondisi ini.

"Kalau suku bunga, berhubung Bukalapak memiliki posisi cash yang cukup besar secara relatif terhadap kebutuhan perusahaan. Sehingga kenaikan suku bunga secara tidak langsung berimbas pos terhadap performa perusahaan karena kita dapatkan bunga deposito yang lebih tinggi,” kata Presiden Bukalapak, Teddy Oetomo dalam Temu Media Virtual, Jumat (4/11/2022).

Sementara dengan kenaikan inflasi, Teddy mencermati beberapa tren yang bisa diidentifikasi. Pertama, yakni adanya kenaikan harga komoditas terlihat memberikan manfaat bagi masyarakat yang ada di luar pulau Jawa, utamanya pada daerah penghasil komoditas. Bersamaan dengan itu, terjadi pergeseran pola konsumsi kepada produk substitusi yang lebih murah.

Hal ini memberikan dampak positif bagi kelangsungan usaha Mitra Bukalapak. “Untuk daerah yang terimbas terutama inflasi energi maupun pangan kita lihat tren down trading utamanya di barang-barang yang murah,” imbuh Teddy.

Sebagai gambaran, Bukalapak menunjukkan pertumbuhan yang positif hingga kuartal III 2022. Di mana Total Processing Value (TPV) selama kuartal III tumbuh sebesar 32 persen menjadi Rp 41,3 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

 

 


Pertumbuhan TPV

Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)

Sebanyak 74 persen TPV perseroan berasal dari luar daerah tier 1 di Indonesia, di mana penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi warung serta toko ritel tradisional terus menunjukan pertumbuhan yang kuat.

Secara akumulatif, TVP sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 111,96 triliun, naik 27 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 87,89 triliun.

Sementara TPV Mitra Bukalapak pada kuartal III 2022 bertambah sebesar 23 persen menjadi Rp 19,7 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Secara akumulatif, TPV Mitra Bukalapak sampai dengan September 2022 tumbuh sebesar 37 persen menjadi Rp 54,7 triliun dari periode yang sama pada tahun lalu.

"Pertumbuhan Mitra ini didukung oleh berkembangnya variasi produk dan jasa yang ditawarkan oleh Bukalapak kepada para Mitra. Pada akhir bulan September 2022, jumlah Mitra yang telah terdaftar mencapai 15,2 juta, meningkat dari 11,8 juta pada akhir Desember 2021,” beber Teddy.

 


Pendapatan Mitra Bukalapak Tembus Rp 54,7 Triliun hingga September 2022

Juragan Adiwitari, Mitra Bukalapak dari Bali yang memanfaatkan kemudahan layanan Grocery di aplikasi Mitra Bukalapak. (Foto: Bukalapak)

Sebelumnya, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) membukukan kinerja cemerlang pada kuartal III 2022. Total Processing Value (TPV) selama kuartal III 2022 (3Q22) tumbuh 32 persen menjadi Rp 41,3 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan itu salah satunya ditopang kinerja Mitra Bukalapak juga tumbuh positif. TPV Mitra Bukalapak pada kuartal III 2022 bertambah sebesar 23 persen menjadi Rp 19,7 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Secara akumulatif, TVP Mitra Bukalapak pada September 2022 tumbuh sebesar 37 persen menjadi Rp 54,7 triliun dari periode yang sama pada tahun lalu.

"Pertumbuhan Mitra ini didukung oleh berkembangnya variasi produk dan jasa yang ditawarkan oleh Bukalapak kepada para Mitra. Pada akhir September 2022, jumlah Mitra yang telah terdaftar mencapai 15,2 juta, meningkat dari 11,8 juta pada akhir Desember 2021," ungkap Sekretaris Perusahaan Bukalapak, Teddy Oetomo dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (1/11/2022).

Dari sisi pendapatan yang dicatatkan Bukalapak pada kuartal III 2022 tumbuh sebesar 86 persen menjadi Rp 898 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya. Secara akumulatif, pendapatan Bukalapak hingga September 2022 meningkat sebesar 92 persen dari periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 2,59 triliun. Pendapatan Mitra pada kuartal III 2022 meningkat 131 persen menjadi Rp 477 miliar.

Secara year to date hingga September 2022, pendapatan Mitra tumbuh sebesar 191 persen dari September 2022 menjadi Rp 1,45 triliun. Kontribusi Mitra Bukalapak terhadap pendapatan perseroan menunjukkan peningkatan dari 43 persen pada kuartal III 2021 menjadi 53 persen pada kuartal III 2022.

Hingga September 2022, Bukalapak membukukan laba operasional sebesar Rp 3,53 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 391 persen dari rugi operasional sebesar Rp 1,21 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Sejalan dengan itu, perseroan berhasil mengantongi laba bersih sebesar Rp 3,62 triliun pada September 2022, atau meningkat sebesar 421 persen dari rugi bersih sebesar Rp 1,13 triliun pada September 2021.


Pimpin Pasar O20, Mitra Bukalapak Topang Pertumbuhan Bukalapak

Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)

Sebelumnya, Mitra Bukalapak mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin pasar o2o di Indonesia dengan tingkat penetrasi tertinggi.

Menurut hasil riset terbaru yang dilakukan oleh Nielsen pada Mei 2022 terhadap 2.736 warung dan kios pulsa di 14 kota di seluruh Indonesia, tercatat baru 25 persen warung kelontong yang sudah terdigitalisasi.

Mitra Bukalapak memimpin digitalisasi ini dengan penetrasi sebesar 56 persen. Di kalangan warung yang menggunakan platform o2o, Mitra Bukalapak memimpin penetrasi di kategori grocery atau bahan makanan sebesar 68 persen dan kategori produk virtual sebesar 46 persen.

"Pencapaian ini juga diikuti oleh pertumbuhan bisnis Mitra Bukalapak yang konsisten meningkat. Mitra Bukalapak merupakan penggerak utama pertumbuhan Bukalapak,” ungkap CEO Buka Mitra Indonesia, Howard Gani mengatakan dalam keterangan resmi, Jumat (28/10/2022).

Pada kuartal II 2022, TPV (Total Processing Value) Mitra Bukalapak naik sebesar 25 persen menjadi Rp 17,7 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Secara kumulatif, TVP Mitra Bukalapak naik 46 persen pada paruh pertama 2022 menjadi Rp 35 triliun dibanding semester I 2021. Pada akhir Juni 2022, jumlah warung dan UMKM lainnya yang terdaftar sebagai pengguna Mitra Bukalapak mencapai 14,2 juta, meningkat dari 11,8 juta pada akhir Desember.


Selanjutnya

Pemilik warung Mitra Bukalapak bisa belajar bahasa inggris yang berkaitan dengan voucher games melalui buku saku khusus atau mengakses www.akademijagoan. com untuk materi bahasa inggris yang lebih mendalam. (Foto:Bukalapak)

Dengan posisi nomor 1 di pasar o2o, Mitra Bukalapak berkomitmen untuk terus mendigitalisasi warung dan berbagai UMKM lainnya di seluruh tanah air, khususnya di kota-kota Tier 2 dan 3.

 Sebanyak 75 persen transaksi di Bukalapak berasal dari luar daerah Tier 1 dan ini menunjukan besarnya potensi dari kota-kota kecil di Indonesia. Namun, warung dan UMKM lainnya di daerah-daerah ini kerap mengalami kendala seperti keterbatasan akses ke infrastruktur, teknologi dan permodalan.

Hal inilah yang mendorong Mitra Bukalapak untuk terus memberdayakan UMKM dengan kemampuan untuk menjual berbagai produk fisik serta produk dan layanan virtual.

Hasilnya, para Mitra Bukalapak tercatat berhasil meningkatkan pendapatan mereka hingga 3 kali lipat sejak bergabung jadi Mitra Bukalapak.

"Kami ingin dampak yang diciptakan oleh Mitra Bukalapak dapat dirasakan secara merata dan inklusif oleh pelaku bisnis kecil di seluruh Indonesia. Karena itu, kami akan terus memperluas akses bagi para Mitra kami ke berbagai layanan dari vertikal-vertikal bisnis Bukalapak. Dengan begitu, kapabilitas bisnis mereka akan terus tumbuh dan bisa terus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” ucap dia. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya