Liputan6.com, Jakarta - Acara pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 akan dilaksanakan pada 15 sampai 16 November 2022 mendatang di Indonesia. Pada tahun ini, acara G20 dilaksanakan di Bali.
Baca Juga
Advertisement
KTT G20 merupakan pertemuan puncak yang dihadiri oleh seluruh Kepala Pemerintahan/Negara anggota G20. Adapun KTT berikutnya akan dilaksanakan pada tanggal 21–22 November 2020 di kota Riyadh, ibu kota Arab Saudi.
Saat ini, Bali juga menjadi lebih cantik dan ramah lingkungan dalam kegiatan pembenahan infrastruktur kawasan yang didukung dengan penghijauan yang masif.
Beberapa kawasan juga sudah ditingkatkan infrastrukturnya. Termasuk penataan mangrove di Tahura Ngurah Rai yang akan menjadi salah satu kawasan untuk diperlihatkan kepada para pimpinan serta delegasi negara yang hadir dalam acara KTT G20.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Azwar Anas bahkan sudah mempersiapkan skenario penyesuaian operasional di Bandara I Gusti Ngurah Rai pada saat acara berlangsung.
Penyesuaian tersebut juga berdasarkan dari surat edaran Dirjen Perhubungan Udara Nomor SE 11 tahun 2022 tentang Pengaturan Operasional Penerbangan selama Penyelengaraan KTT Presidensi G20 Indonesia 2022 di Bandara Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali.
Berikut sekilas informasi tentang Bali yang akan jadi tuan rumah KTT G20.
Profil Bali
Bali atau dikenal juga sebagai Pulau Dewata merupakan salah satu pulau di Bali yang tidak hanya terkenal oleh warga lokal. Namun juga terkenal oleh wisatawan asing karena pantai dan kawasannya yang sangat indah.
Maka tidak heran daerah ini menjadi salah satu kawasan wisata di Indonesia yang turut dibanggakan.
Dikutip dari tarubali.baliprov.go.id, dijelaskan bahwa pada 1958, Bali resmi menjadi provinsi sendiri dengan ibu kota Singaraja. Namun kemudian pada 1960 berpindah ke daerah Denpasar.
Secara keseluruhan Bali terdiri dari pulau-pulau kecil di sekitarnya seperti Nusa Penida, Nusa Lembongan, Nusa Ceningan, dan Pulau Serangan. Bali mempunyai pulau secara keseluruhan sekitar 85 pulau termasuk dengan pulau yang tidak berpenghuni.
Sebagian besar masyarakat di Bali menganut agama Hindu. Bali juga disebut sebagai Pulau Seribu Pura karena di setiap sudut wilayah terdapat pura peribadatan. Pura-pura tersebut mulai dari pura yang besar untuk tempat upacara bersama ataupun pura kecil yang ada di setiap rumah.
Ritual dan kebudayaan adat Bali sangatlah kental sampai saat ini. Setiap ritual keagamaannya juga mempengaruhi hampir setiap unsur serta gerak kehidupan dari masyarakat Bali.
Hal itu menjadikan Bali sebagai lokasi yang dipenuhi tidak hanya oleh alamnya yang indah, tetapi juga kebudayaannya yang khas sebagaimana Indonesia dengan sejuta kebudayaannya.
Advertisement
Geografis Bali
Provinsi Bali terletak di antara 8°3’38” – 8°50’56” Lintang Selatan dan 114°25’53” – 115°42’39” Bujur Timur. Mengutip dari laman bkpm.go.id, wilayah Provinsi Bali terdiri dari wilayah daratan serta wilayah laut yang mempunyai luas wilayah sampah 5.636,66 km atau sebesar 0,29% dari luas kepulauan Indonesia.
Ibu kota Bali ada di Denpasar dan mempunyai delapan kabupaten serta satu kota yaitu Kabupaten Jembrana, Badung, Gianyar, Tabanan, Bangli, Klungkung, Buleleng, Karangasem dan Kota Denpasar.
Wilayah yang paling luas di Bali adalah di Kabupaten Buleleng dengan luas 1.365,88 Km (24,23%) dan Kota Denpasar menjadi wilayah yang luasnya terkecil yaitu 127,78 Km.
Bali juga dikelilingi oleh perairan yang menjadi batas wilayah provinsi mulai dari sebelah utara ada Laut Bali, sebelah selatan dan Samudera Hindia, sebelah Barat ada Selat Bali, dan sebelah Timur ada Selat Lombok.
Pulau Bali mempunyai garis pantai sekitar 633,35 km dan terdapat gunung berapi, sungai-sungai, hingga danau. Kehadiran gunung berapi di Bali membuat Bali mempunyai tanah yang subur terutama untuk pertanian. Gunung ini adalah Gunung Batur dan Gunung Agung.
Titik tertinggi dari gunung yang ada di Bali adalah Gunung Agung yang mempunyai tinggi sekitar 3.148 m dan terakhir meletus pada 1963. Adapun Gunung Batur letusannya pernah menghasilkan bencana besar di Bumi sekitar 30.000 tahun yang lalu.
Destinasi dengan Pertumbuhan Tercepat di Dunia
Analisis penelusuran Google terkait perjalanan wisata mengungkapkan bahwa sejak dicabutnya kebijakan pembatasan perjalanan dan karantina pada Maret 2022, minat wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia naik hingga 94 persen dari yang dicapai pada 2019.
Dalam keterangan tertulis Google Indonesia yang diterima Liputan6.com, secara global, Bali merupakan destinasi dengan pertumbuhan tercepat. Sementara Kuta dan Ubud, menjadi destinasi yang mencatat tingkat penelusuran paling tinggi.
Sebagian besar peminat berasal dari Australia, Amerika Serikat, India, Inggris, dan Singapura. Pencarian untuk pariwisata outbound dari Indonesia mencapai hampir 70 persen dari posisi di tahun 2019 sebelum merebaknya pandemi.
Singapura, Paris, Kuala Lumpur, Dubai, dan Sydney adalah lima destinasi wisata teratas yang paling banyak dicari. Penelusuran untuk "vacation rentals" melonjak 1.400 persen dari Maret 2021 hingga Maret 2022. Hal ini menunjukkan potensi terjadinya masa kunjungan yang lebih lama di luar negeri dan preferensi terhadap akomodasi yang lebih eksklusif.
Advertisement
Pintu Masuk Bali Dibuka Jadi Ajang Kebangkitan Ekonomi
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, dibukanya pintu masuk penerbangan internasional ke Bali akan menjadi salah satu upaya pemulihan ekonomi Pulau Dewata. Selain itu, juga akan menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih luas.
"Tidak hanya bagi masyarakat Bali, tapi Indonesia secara keseluruhan," kata Sandiaga Uno dalam keterangan pers yang diterima Liputan6.com, Jumat (4/2/2022).
Menurutnya, perekonomian Bali menjadi sangat terdampak dengan adanya pandemi Covid-19. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Bali pada pada kuartal I hingga kuartal III tahun 2021, mengalami kontraksi sedalam 3,43 persen.
"Sudah hampir dua tahun Bali mengalami kontraksi yang sangat signifikan. Mengingat pertumbuhan ekonomi Bali sebagai salah satu tulang punggung pariwisata kita," ujarnya.
Untuk diketahui, pada 2019 penerimaan devisa pariwisata Bali mencapai 5,59 miliar dollar AS atau sekitar 28,8 persen dari penerimaan devisa nasional sebesar 19,35 miliar dollar AS.