Harga Kripto Hari Ini 5 November 2022: Bitcoin Cs Kompak Perkasa

Kripto jajaran teratas kompak menguat pada perdagangan Sabtu (5/11/2022).

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 05 Nov 2022, 08:00 WIB
Ilustrasi bitcoin dan ethereum (Foto: Unsplash/Thought Catalog)

Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang seragam pada perdagangan Sabtu (5/11/2022). Mayoritas kripto kembali menguat setelah sempat melemah tersengat sentimen The Fed.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Sabtu, 5 November 2022 pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) menguat 4,70 persen dan 2,75 persen sepekan.

Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 21.172 per koin atau setara Rp 330,5 juta (asumsi kurs Rp 15.614 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) juga kembali menguat pagi ini. ETH naik 7,66 persen dalam 24 jam dan 6,06 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 1.650 per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) turut naik. Dalam 24 jam terakhir BNB menguat 5,72 persen dan 18,38 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 352,88 per koin. 

Kemudian Cardano, berhasil menghijau. Dalam satu hari terakhir ADA melesat 7,73 persen dan 4,04 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,4213 per koin.

Adapun Solana (SOL) kembali bertengger di zona hijau dengan penguatan satu hari terakhir SOL sebesar 8,85 persen dan 5,47 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 33,85 per koin.

Sedangkan XRP juga berhasil pulih. XRP tumbuh 9,34 persen dalam 24 jam terakhir, dan 5,72 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,4988 per koin. 

Koin Meme Dogecoin (DOGE) pada pagi ini masih melemah. Dalam satu hari terakhir DOGE terkoreksi 0,49 persen, tetapi masih meroket 47,22 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level USD 0,1272 per token.

Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00

Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih berada di level USD 1,00.

Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto dalam 24 jam alami penguatan dan kembali ke level USD 1 triliun dari sebelumnya di level USD 992,7 miliar.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

Bitcoin Ungguli Indeks Kripto Lain Sepanjang Awal November 2022

Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Sebelumnya, pergerakan pasar kripto pada pekan pertama November 2022 masih cenderung datar. Meskipun demikian dalam beberapa hari terakhir, pasar kripto berhasil menguat cukup signifikan. 

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Jumat (4/11/2022), nilai Bitcoin berada di harga USD 20.576 atau sekitar Rp 323,5 juta, naik 1,10 persen selama 24 jam terakhir dan naik 1,36 persen sepekan belakang.

Altcoin lainnya juga mengalami hal yang sama. Nilai Ethereum (ETH) ikut melonjak 1,24 persen ke USD 1.567 sehari terakhir dan naik 3,45 persen dalam sepekan.

Mengenai pergerakan pasar kripto dan Bitcoin keseluruhan pada pekan pertama November 2022, Country Manager Luno Indonesia, Jay Jayawijayaningtiyas mengatakan volume likuidasi short terbesar di pasar kripto sejak 26 Juli 2021 terjadi di minggu terakhir Oktober. Kondisi tersebut membuat harga Bitcoin (BTC) naik sebesar 6 persen.

“Hingga 1 November 2022, Bitcoin masih mengungguli indeks lainnya di pasar aset kripto dan diperdagangkan di zona hijau yaitu di atas USD 20,000 (sekitar Rp 312 juta), mendekati kisaran USD 21,000 (sekitar Rp 328 juta),” ujar Jay dalam siaran pers, dikutip Jumat (4/11/2022).

Meskipun Bitcoin dan token-token exchange telah melampaui kinerja indeks lainnya, namun pengambilalihan Twitter oleh Elon Musk telah berkontribusi dalam mendorong Indeks Kapitalisasi Besar. 

Hal ini membuat kripto berhasil keluar sebagai pemenang dan mencatatkan kinerja terbaik sejak Oktober, dengan kenaikan sebesar 20 persen dalam sebulan terakhir.

“Selain Indeks Kapitalisasi Besar, kinerja indeks-indeks lain pun dipertukarkan di lingkungan yang berkorelasi tinggi, dimana Indeks Token Exchange, Indeks Kapitalisasi Menengah, BTC, dan Indeks DeFi meningkat di kisaran 11 hingga 6 persen,” pungkas Jay.


Pembayaran Bitcoin Global Bakal Sentuh Rp 57,7 Triliun pada 2031

Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Sebelumnya, Allied Market Research menerbitkan sebuah laporan mengenai proyeksi pembayaran Bitcoin global. Dalam laporan tersebut, Allied Market Research mengungkapkan pasar pembayaran Bitcoin global akan mencapai USD 3,7 miliar (Rp 57,7 trillin) pada 2031.

Jumlah ini dilihat dari tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 16,3 persen dari 2022 hingga 2031.  Menurut dokumen tersebut, permintaan operasional untuk efisiensi dan transparansi dalam sistem pembayaran, bersama dengan pertumbuhan layanan keamanan data dan lonjakan permintaan pengiriman uang di negara berkembang.

Ini adalah salah satu faktor utama yang mendukung pertumbuhan di sektor pembayaran bitcoin di tahun-tahun mendatang. 

“Selanjutnya, peningkatan permintaan bitcoin di antara bank, dan lembaga keuangan, serta potensi yang belum dimanfaatkan di negara berkembang diharapkan memberikan peluang yang menguntungkan bagi ekspansi pasar pembayaran bitcoin selama periode perkiraan,” isi laporan tersebut dikutip dari Cointelegraph, Senin (31/10/2022).

Sektor yang Mendorong Pembayaran Bitcoin

Transaksi e-commerce kemungkinan akan mempertahankan relevansinya di sektor ini, tumbuh hampir 20,2 persen pada 2031, menurut laporan tersebut. 

Kawasan Asia-Pasifik diperkirakan akan melanjutkan dominasi pasarnya pada 2031, meskipun pertumbuhan tercepat diperkirakan akan datang dari Amerika Utara, dengan CAGR sebesar 18,6 persen selama periode tersebut.


Hambatan dan Tantangan

Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Mengacu pada hambatan dan tantangan, laporan tersebut mengakui bahwa biaya penyebaran yang tinggi dan kesadaran global yang rendah tentang penggunaan Bitcoin dapat menghambat kemajuan sektor ini.

Teknologi buku besar terdistribusi telah menyebar dari cryptocurrency ke sejumlah besar aplikasi di industri keuangan dan pemerintahan. 

“Namun, banyak orang dan industri keuangan dan pemerintah di negara berkembang seperti India, Afrika, serta Australia kurang menyadari transaksi yang dilakukan menggunakan pembayaran bitcoin, yang menghambat pertumbuhan pasar pembayaran bitcoin di seluruh dunia,” jelas isi laporan.

Di sisi lain, pasar beruang cryptocurrency telah memengaruhi cara orang membayar dengan kripto, tetapi Bitcoin tetap menjadi alat pembayaran utama meskipun ada volatilitas yang sangat besar, menghasilkan lebih dari 50 persen dari semua penjualan di platform penyedia layanan pembayaran BitPay. 

Data mengungkapkan volume penjualan pembayaran BTC di BitPay memuncak hingga 87 persen pada 2021 sebelum menurun selama pasar bearish atau merosot 2022.

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya