Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi berdiskusi dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen melalui saluran telepon. Jokowi sangat menghargai dukungan yang diberikan Komisi Eropa terkait Presidensi KTT G20 di Bali.
"Had a good discussion over the phone with President von der Leyen @vonderleyen of European Commission. Appreciate full support of the EC on Indonesia's G20 Presidency," kata Jokowi melalui akun twitternya @jokowi, Jumat 4 November 2022.
Adapun Indonesia akan menjadi tuan rumah KTT G20 di Bali yang digelar pada 15 dan 16 November 2022. Jokowi pun menantikan kehadiran Presiden Komisi Eropa di KTT G20 Bali mendatang.
"See you in Bali, President von der Leyen," ucap Jokowi.
Baca Juga
Advertisement
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan tingkat kehadiran para pemimpin negara ke Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Bali pada 15-16 November 2022, sangat tinggi. Menurut dia, para pemimpin negara G20 akan mulai tiba di Indonesia pada 13 November.
"Kalau dilihat dari jadwal kedatangan, kedatangan para pemimpin sudah akan mulai terjadi pada tanggal 13 November, sebagian besar per data hari ini akan tiba di tanggal 14 November," kata Retno kepada wartawan di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (31/10/2022).
Menurut dia, para pemimpin negara G20 sebagaian akan meninggalkan Bali pada 16 November 2022 sore. Pasalnya, beberapa pemimpin negara harus menghadiri KTT APEC di Thailand pada 18 dan 19 November 2022.
"Rata-rata (pemimpin negara) akan meninggalkan Bali pada tanggal 16 sore atau 16 November karena sebagian dari pemimpin itu juga akan terbang menuju Bangkok untuk hadiri KTT APEC," ujarnya.
Pertemuan Bilateral
Retno menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi juga diagendakan melakukan pertemuan bilateral, disela-sela KTT G20. Dia mengaku banyak negara yang ingin melakukan pertemuan bilateral dengan Jokowi.
"Selain KTT, banyak sekali kegiatan yang akan dilakukan Bapak Presiden termasuk pertemuan bilateral. Nah, banyaknya pertemuan ini kita sikapi dengan baik karena ini tunjukan antusiasime dan harapan terhadap G20, ternyata masih sgt tinggi," jelas dia.
"Jadi keinginan negara untuk engagement satu sama lain juga masih sangat tinggi," sambung Retno.
Advertisement