Deretan Hoaks Penanganan Gigitan Ular Berbisa, Simak Faktanya

Hoaks terkait penanganan saat digigit ular berbisa kerap beredar di masyarakat. Hoaks ini sangat berbahaya karena bisa merugikan bagi korban.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 05 Nov 2022, 14:00 WIB
ilustrasi hoaks penanganan ular berbisa.

Liputan6.com, Jakarta - Hoaks terkait penanganan saat digigit ular berbisa kerap beredar di masyarakat. Hoaks ini sangat berbahaya karena bisa merugikan bagi korban.

Lalu apa saja hoaks terkait penanganan gigitan ular berbisa? Berikut beberapa di antaranya:

1. Cek Fakta: Tidak Benar Mengonsumsi Kulit Pohon Jambu Mete Bisa Menetralisir Racun Akibat Gigitan Ular

Klaim tentang mengonsumsi kulit pohon jambu mete bisa menetralisir racun akibat gigitan ular beredar di media sosial. Klaim tersebut disebarkan salah satu akun Facebook.

Akun Facebook tersebut mengunggah narasi berisi cara mengonsumsi kulit pohon jambu mete untuk menetralisir racun akibat digigit ular.

"ANTI-POISON.

There are many snakes with a very poisonous venom that kills within some hours

If you are a victim of snakes bites or poison, just look for a cashew tree, use your cutlass to get the bark of the cashew tree, and chew the bark of the tree

As you chew, swallow the juice, don't swallow the chaff. It will neutralize every poisonous substance from the snake even if it's a black mamba bite.

Very effective and powerful to destroy snake venoms.

You can keep the bark for any emergency, even if it's a dry one, just soak it in water. it doesn't spoil, it can be kept for years

God has blessed us with so many herbs but many don't know it," tulis salah satu akun Facebook.

Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 13 kali dibagikan dan mendapat 6 komentar dari warganet.

Benarkah mengonsumsi kulit pohon jambu mete bisa menetralisir racun akibat digigit ular? Simak dalam artikel berikut ini...

2. Cek Fakta: Tidak Benar Bawang Merah Bisa Mengobati Luka Gigitan Ular Kobra

Klaim tentang bawang merah bisa mengobati luka gigitan ular kobra beredar di media sosial. Klaim tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 11 September 2022 lalu.

Akun Facebook tersebut mengunggah video seorang wanita yang membagikan tips mengobati luka akibat gigitan ular kobra dengan bawang merah. Video itu diberi judul "BILA DIPATUK ULAR JANGAN PANIK".

"Apabila kita tergigit ular berbisa, anda secepatnya lari ke rumah terdekat, minta bawang merah, enggak usah dikupas guys.

Langsung aja dikunyah sampai lembut, terus tempelkan saja pada bagian yang tergigit Insya Allah, sembuh seketika.

Ini penangkal oleh-oleh loh dari orang dayak Kalimantan Timur. Pengalaman teman pernah digigt kobra dan terkena bisanya sampai sudah membengkak.

Begitu aku tanya, katanya terkena ular kobra dan ambil bawang terus dikunyah lembut dan balurkan ke bagian yang luka. Alhasil guys, lima menit kemudian langsung kempes. Nah, semoga bisa membatu untuk semua orang ya. Terima kasih," demikian pernyataan seorang wanita dalam video tersebut.

"Bila digigit ular...," tulis salah satu akun Facebook.

Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 20 ribu kali ditonton dan mendapat 13 komentar dari warganet.

Benarkah bawang merah bisa mengobati luka gigitan ular kobra? Simak dalam artikel berikut ini...

3. Cek Fakta Kesehatan: Ikat Titik Gigitan, Cara Atasi Gigitan Ular Berbisa?

Di tengah ramainya pemberitaan mengenai temuan ular kobra di kawasan pemukiman, muncul pesan berantai tentang cara penanganannya.

Dalam pesan berantai salah satunya disebutkan cara menangani gigitan ular berbisa dengan mengikat titik tersebut kencang- kencang. Benarkah cara tersebut?

Berikut pesan broadcast tersebut:

"Info utk waspada

Untuk wilayah Tangsel (Bintaro, Ciputat, Depok, BSD dan sekitarnya) lagi BANYAK ULAR.Tips seputar cara pencegahan sbb :1. SABU (Serum Anti Bisa Ular) terdekat komplek:

- Rs.Eka,Serpong

- Rs. Suyoto, Veteran

- Rs. Fatmawati

- Rs. Dr. Cipto M

Dan Semua RSUD

2. Agar warga persiapkan keset IJUK pada pintu masuk utama juga samping. Ada di Acehardware atau pasar Ciputat, pasar Jombang.Ular takut dengan IJUK bukan garam.

3. Taburkan KARBOL-OBAT PEL SEREH pada setiap LUBANG SALURAN AIR bagian dalam (kamar mandi, tempat cuci piring, dll) dan luar rumah (drainase) tersedia di pasar Modern.

4. Pasang TALI IJUK (ada di toko bangunan yang biasa dipakai sbg pengikat bambu dan anggrek) di sepanjang Tembok Pembatas dengan warga sebelah komplek.

5. Bila ketemu dengan ular lebih baik diam jangan bergerak sampai menjauhi kita lalu ambil ember, ditutup dan tekan dengan benda yang berat.

6. Bila *terkena gigitan berbisa, ikat segera bagian atas dr titik gigitan tsb sekencangnya/ Ikatan tidak boleh kencang, tapi cukup utk memperlambat aliran bisa dalam darah. Jika diikat kencang khawatir akan menimbulkan pembengkakan atau bahkan matinya aliran darah dan menimbulkan necrosis. Usahakan jangan panik... Sambil mencari RS terdekat.Dan bila memungkinkan, tempelkan isi dr batang pohon pisang muda (ares)

7. POTONG semua dahan pepohonan yang sudah melewati tembok pembatas dengan warga sebelah komplek dan yang MENEMPEL pada tembok rumah masing masing agar tidak sbg PENGHANTAR atau JALUR masuk ular.

8. BUANG atau SINGKIRKAN semua sisa barang apapun khususnya luar rumah agar tidak menjadi tempat pemberhentian ular.

9. Periksa kembali bawah TABUNG GAS 12 kg, karenq dari pengalaman pawang, bisa bersembunyi dibawanyaANGKAT dan periksa sebelum dibeli

10. Bila BISA' TERKENA MATA JANGAN DIKUCEK. Rendam Mata dalam air sambil DIKEDIP-KEDIPKAN berulang selama 1 jam*

11. TUTUP SEMUA LUBANG DRAINASE atau.SALURAN LAINNYA dengan kawat nyamuk dan atau ijuk

Ular bertelur sebanyak 9-15 butir.Setahun bisa sampai 3x bertelur.Telurnya tidak akan menetas bila sudah tersentuh tangan Ular mencari makan pada sore-malam hari.

Semoga kita senantiasa didalam perlindunganNya.

Yayasan Sioux Ular Indonesia mengucapkan ikut Bela Sungkawa atas meninggalnya Pak Satpam di Cluster Gading Serpong karena gigitan ular beberapa hari lalu saat bertugas.

Beberapa hal yg kami analisa dari kejadian ini adalah :

1. Korban tidak paham spesies ular, menganggap itu gak berbahaya, ular Bungarus candidus (weling) ini memang mulai aktif di senja hingga malam hari untuk mencari makan. Salah satu ciri khas ular berbisa tinggi adalah nocturnal.

2. Korban berusaha pegang tanpa alat, sehingga jarinya kegigit. Statement tiba - tiba di berita kronologis itu memang menujukkan karakter si ular yg melakukan gerakan patah patah dan mengejutkan. Korban berusaha pegang kepala saat si ular diam, padahal dia sedang siap2 menyerang dan bertahan.Mengamati teknik pak satpam memegang kepala di video yg viral ini menunjukan korban belum pernah mendapatkan pelatihan yg benar ttg teknik handling ular bungarus. Beda spesies, beda teknik handling nya.

3. Luka di sedot oleh korban, hal yg justru mempercepat fase lokal menjadi fase sistemik yg mematikan.

4. Korban merasa hanya gatal, krn ini venom neurotoxcyn tidak langsung merasa sakit kalo kena gigit. Tapi Venom nya lgsg serang saraf termasuk mematikan fungsi jantung.

5. Cek RS sekitar tidak menemukan yg ready stock serum anti bisa ular. Sehingga terlambat penanganan medisnya. Saran mulai saat ini Warga cluster/kompleks/ siapa pun perlu mendata RS terdekat ready stock SABU (Serum Anti Bisa Ular). Dan atau akses lgsg ke biofarma bandung.

Hal yang perlu dipahami tentang Ular ini :

1. Ular Bungarus candidus ini memang masih banyak di alam dan di lingkungan rumah karena ular ini merupaka predator alami ular lain.

2. Tanpa ular weling / welang, akan ada ledakan populasi ular spesies lain di ekosistem.

3. Memahami karakter sifat dan teknik handling yg benar perlu dilakukan.

Semoga tidak adalagi korban gigitan ular karena salah menerapkan teknik handling/ menangkapnya. Amin..

Salam Ular Indonesia

Yayasan Sioux Ular Indonesia IG ular_indonesia

WA 08176800446"

Lalu benarkah pesan berantai tersebut? Simak dalam artikel berikut ini...


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya