Menengok Koleksi Utama Museum Sri Baduga Bandung

Selama tiga hari, Museum Sri Baduga menggelar Museum Expo 2022 untuk menumbuhkan minat masyarakat akan museum.

oleh Dikdik Ripaldi diperbarui 08 Nov 2022, 04:00 WIB
Bokor emas 18 karat yang beratnya mencapai 1,4 kilogram dipamerkan saat Museum Expo 2022 Museum Sri Baduga, Kota Bandung, 3 November 2022. (Liputan6.com/Dikdik Ripaldi)

Liputan6.com, Bandung - Peninggalan Kerajaan Islam di Cirebon pada abad 16 masehi silam di antaranya ialah bokor emas 18 karat yang beratnya mencapai 1,4 kilogram. Benda itu ditemukan penduduk Desa Gebang Hilir Kabupaten Cirebon.

Konon, digunakan sebagai wadah air dalam upacara keagamaan Keraton Cirebon pada masanya.

Kini, bokor emas tersimpan di Museum Sri BadugaLiputan6.com berkesempatan melihat langsung salah satu koleksi utama museum itu saat dipamerkan pada acara Museum Expo 2022, dihelat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud), 3 November 2022.

Bokor berwarna kuning legam tersebut tersimpan dalam kotak kaca. Permukaan wadah maupun tutupnya masih menampakan relief vandal berbentuk kubah, suluran, motif kawung dan ceplok bunga.

Menurut Erick Henriana, Kepala UPTD Pengelolaan Kebudayaan Disparbud Jawa Barat, bokor dan sejumlah koleksi utama lainnya tak selalu ditampilkan di ruang pameran tetap. Melihat langsung bokor, katanya, termasuk momen yang cukup langka.

"Tidak bisa kita pamerkan di ruang tetap. Jadi, kita menghadirkan Museum Expo 2022 untuk memamerkan koleksi-koleksi utama Museum Sri Baduga. Kurang lebih ada 250 koleksi utama," kata Erick.

Seorang jurnalis tengah melintas di antara koleksi kain tenun dan batik di Museum Sri Baduga, Kota Bandung, 3 November 2022. (Liputan6.com/Dikdik Ripaldi)

Selain bokor emas, pada pameran bertajuk Ngaguar Titingal Karuhun atau Hidden Gem Uniqueness of West Java itu turut ditampilkan koleksi lain seperti kain tenun, kain batik, barong karpet, pistol VOC, prasasti para kuwu, penggilingan kedelai, telepon sentral, dan lainnya.

Secara keseluruhan, hingga 2022 ini, museum yang terletak di Jalan BKR Nomor 185 Bandung itu tercatat memiliki koleksi hingga 6.978 benda yang diklasifikasikan dalam 10 jenis yakni geologika/geografi, biologika, etnografi, arkeologi, historika, numismatika/heraldika, filologika, keramologika, seni rupa, dan teknologika.

Erick mengatakan, Museum Expo 2022 masih rangkaian peringatan Hari Museum Nasional pada Oktober lalu. Harapannya, bisa turut menarik minat masyarakat agar mau berkunjung ke museum.

Seorang petugas tengah berdiri di hadapan sejumlah koleksi Seni Rupa di Museum Sri Baduga, Kota Bandung, 3 November 2022. (Liputan6.com/Dikdik Ripaldi)

"Memupuk ketertarikan. Sehingga lewat acara ini masyarakat bisa melihat dulu koleksi utama, agar suka dulu sehingga bisa memunculkan kesadaran tentang pentingnya sejarah, pentingnya mengetahui peninggalan-peninggalan lampau kita," katanya.

Expo Museum 2022 berlangsung pada tanggal 3-6 November. Tidak hanya pameran, tapi juga diimbuhi dengan acara lainnya seperti "kegiatan bedah naskah, pertunjukan wayang, seminar wayang purwa, dan perlombaan-perlombaan," imbuh Erick.

"Jadi, kami mengajak kepada masyarakat, khususnya generasi muda untuk datang ke museum. Mari bersama menengok peninggalan budaya bangsa yang ada di Jawa Barat ini," dia menambahkan.

Bangbarongan karpet menjadi salah satu koleksi Museum Sri Baduga yang ditampikan saat Museum Expo 2022. (Liputan6.com/Dikdik Ripaldi)

Menurut Iwan Hadiwijaya, Pamong Budaya Ahli Muda Disparbud Jawa Barat, selain untuk melihat koleksi-koleksi utama, gelaran Museum Expo 2022 juga terselenggara bagi mereka berminat bekerja di museum.

"Banyak hal yang bisa dipelajari dengan datang ke museum termasuk bagi mereka yang memang tertarik berkecimpung di dunia museum," katanya. Pengunjung bisa mendapat informasi tentang proses kerja di museum, contohnya tugas konservasi koleksi.

Di samping itu, lanjut Iwan, Museum Sri Baduga juga diakui terus mengembangkan digitalisasi museum. "Ke depan", katanya, "Museum Sri Baduga akan mencoba kembangkan augmented reality. Namun, sekarang kita masih melihat dan mengumpulkan raw materialnya lalu kita masukan ke digital. Memang saat ini baru beberapa persen yang sudah terdigitalisasi". 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya