Liputan6.com, Jakarta PT PAL Indonesia diketahui tengah melakukan pengembangan terhadap kapal selam tanpa awak atau autonomos. Bahkan, perusahaan pelat merah ini juga menggandeng perusahaan asal Jerman.
Adanya kapal selam tanpa awak ini disebut sebagai respons dalam menjaga keamanan di bawah laut. Nantinya, kapal selam ini juga akan dilengkapi dengan senjata.
Advertisement
"Dalam upaya menjaga kedaulatan negara dan memenuhi kebutuhan pertahanan bawah laut Indonesia, PT PAL Indonesia tengah mengembangkan produk terbaru yakni Kapal Selam Autonomous (KSOT) atau dikenal dengan kapal selam tanpa awak," tulis perusahaan melalui akun Instagram-nya, dikutip Minggu (6/11/2022).
Sementara itu, dalam pengembangannya, PT PAL Indonesia menggandeng perusahaan asal Jerman Diehl Defense. Kerja sama ini dilakukan melalui penandatanganan MoU antara Direktur Utama PT PAL Kaharuddin Djenod dengan CEO Diehl Defense, Helmut Rauch.
Kerja sama ini dalam bidang sistem senjata utama yakni torpedo bagi Kapal Selam Autonomous (KSOT). Pengembangan kapal selam tanpa awak sendiri merupakan jawaban bagi kebutuhan pertahanan maritim, khususnya pertahanan bawah laut," seperti tertulis.
Untuk diketahui, pengembangan desain dan rencana pembangunan kapal selam autonomous sendiri tengah berlangsung di PT PAL Indonesia. Kendati begitu, belum ada keterangan pasti kapan proyek ini rampung dan kapal selam tanpa awak bisa mulai operasi.
Kapal Selam Canggih
Industri pertahanan Indonesia terus berkembang. Salah satu yang menjadi skala prioritas adalah pembangunan industri kapal selam dalam negeri.
Kapal selam menjadi salah satu poin penting dalam menjaga kedaulatan wilayah Indonesia. Untuk itu PT PAL Indonesia (Persero) terus meningkatkan inovasinya dalam memproduksi kapal selam.
"Singapura memiliki kapal selam yang bisa bertahan 10 hari tanpa muncul ke permukaan," kata Direktur Produksi PT PAL Iqbal Fikri dikutip dari Antara,Kamis (22/9/2022).
Iqbal mengatakan, ada keyakinan dari para pemerhati militer bahwa negara ini tidak mengetahui seberapa banyak kapal selam yang lalu lalang melintasi di perairan Indonesia.
"Itu karena penginderaan bawah air kita tidak mampu melihat kapan, berapa banyak, dan dari negara mana saja kapal selam itu. Ketika orang lain mengetahui, sedangkan kita tidak tahu, maka cenderung semena-mena," kata dia.
Menurut dia, hal ini perlu disampaikan karena ada kaitannya dengan pertahanan yang tidak hanya ada di darat, udara, laut, tapi juga ada di bawah tanah dan laut. Itu potensi yang harus kita jaga," kata dia.
Advertisement
Butuh Investasi
Sementara itu, Pengamat Militer, Connie Rahakundini Bakrie yang juga menjadi narasumber seminar, mengatakan, posisi strategis Indonesia atau potensi kelautan harus dipersiapkan ke dalam lahirnya investasi.
"Terdapat kelindan pada alur diplomatik di mana kerja sama internasional akan membawa penguatan keunggulan komparatif," kata dia.
Connie mengatakan, kerja sama pertahanan akan menguntungkan bagi strategi pertahanan karena akan berimplikasi pada penambahan sumber daya pertahanan.
Gandeng Naval Group
Naval Group bersama PT PAL Indonesia dan mitra lokal tengah bekerjasama di bidang litbang teknologi perkapalan. Kerjasama ini mencakup pembentukan lembaga bernama Energy Research Lab di Indonesia untuk membuat mesin kapal selam terkini. Lembaga ini nantinya akan mengumpulkan para ahli yang berasal dari industri maupun universitas.
Dalam kerangka kemitraan strategis antara Indonesia dengan Prancis di sektor kapal selam yang ditandatangani pada Februari 2022, Naval Group dan PT PAL Indonesia berkomitmen untuk membuat Indonesia mandiri dalam menjaga kedaulatan maritimnya, serta membuat dampak positif berupa penciptaan lapangan kerja berkualitas tinggi dalam jangka panjang.
Selain itu, Naval Group dan PT PAL Indonesia juga telah menandatangani nota kesepahaman dengan PT Garda pada 2 November untuk pengembangan dan pemeliharaan baterai di Indonesia melalui lembaga Energy Research Lab. Hal ini dapat terjadi berkat adanya transfer teknologi dan pengetahuan dari Naval Group.
“Kami mengetahui Naval Group merupakan perusahaan yang memiliki alutsista terkemuka dunia, khususnya kapal selam kelas Scorpène. Kerjasama strategis dengan Naval Group ini akan memberikan manfaat bagi Indonesia, khususnya PT PAL Indonesia, dalam penguasaan teknologi pertahanan. Dengan adanya dukungan pemerintah, kelak Indonesia akan memiliki kemampuan teknologi pembangunan kapal selam secara mandiri, tidak hanya terbatas pada satu jenis kapal selam, yang setara dengan negara maju.” ujar CEO PT PAL Indonesia, Dr. Kaharuddin Djenod pada acara penandatanganan kesepakatan.
"Kami bangga dapat terlibat dalam proyek penting ini demi masa depan ketahanan laut Indonesia. Misi kami adalah membangun kemitraan jangka panjang dengan Indonesia di sektor kapal selam, baik itu di tahap pembangunan maupun tahap pemeliharaan, serta bekerjasama di bidang litbang.” tutup Vice President Naval Group untuk Wilayah India dan Asia-Pasifik, Nicolas de La Villemarqué.
Advertisement