Liputan6.com, Jakarta - Akhir-akhir ini, ada beragam istilah psikologi yang banyak disebut dalam kehidupan masyarakat, terutama di media sosial. Salah satu istilah yang cukup sering disebut oleh berbagai kalangan adalah burnout. Lalu, apa ciri-ciri burnout dan penjelasan lainnya?
Sering kali, burnout dikaitkan dengan rasa stres yang diakibatkan oleh pekerjaan. Namun, saat ini penggunaan kata burnout menjadi semakin luas hingga dapat digunakan oleh setiap kalangan, jadi bukan hanya golongan pekerja saja.
Advertisement
Siapa saja bisa mengalami burnout. Namun, kondisi ini lebih banyak terjadi pada orang yang sering memaksa diri untuk terus bekerja, kurang mendapatkan apresiasi pekerjaan dari atasan, memiliki beban kerja yang berat, atau memiliki pekerjaan yang monoton.
Dilansir Health.clevelandclinic.org, Senin (7/11/2022), burnout dipicu oleh stres kerja tidak teratasi sehingga membuat penderitanya kehilangan semangat bekerja, bahkan kehilangan minat untuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.
Ciri-Ciri Burnout:
Setiap orang tentu pernah merasa kelelahan dan stres dalam bekerja. Akan tetapi, seorang yang mengalami burnout cenderung akan merasakan atau menampakkan ciri-ciri berikut ini:
1. Hilangnya semangat bekerja dan kelelahan
Salah satu ciri burnout adalah hilangnya semangat bekerja dan minat terhadap pekerjaan yang sedang dikerjakan. Tetap bekerja tanpa adanya semangat dapat menguras banyak energi sehingga memicu kelelahan.
2. Mudah Marah
Ciri-ciri orang yang mengalami burnout yang pertama yakni mudah marah. Rasa marah ini tidak hanya dilampiaskan pada rekan kerja, tetapi bisa juga kepada orang terdekat, seperti sahabat atau keluarga.
Perkara-perkara kecil yang sebelumnya tidak pernah dipermasalahkan mampu menjadi hal yang menyulut amarahmu. Selain itu, kamu juga akan mudah merasa kesal jika aktivitas yang telah disusun tidak berjalan sesuai rencana.
3. Sering Sakit
Orang yang mengalami burnout berkepanjangan akan mudah terserang oleh penyakit. Tidak hanya menyerang mental, burnout juga dapat memengaruhi kondisi fisik seseorang. Tanda orang yang burnout secara fisik yaitu mudah terserang flu dan insomnia.
Beberapa orang juga merasa sering pusing ataupun sakit perut. Masalah kesehatan ini dapat terjadi karena burnout dapat membuat sistem kekebalan atau imunitas dalam tubuh menurun. Dampaknya, tubuh kamu lebih mudah terjangkit virus, bakteri, ataupun patogen lainnya.
4. Benci dengan pekerjaan yang digeluti
Burnout bisa menyebabkan stres dan frustrasi saat bekerja. Ini membuat seseorang menjadi sulit berkonsentrasi, merasa tidak kompeten, terbebani, dan akhirnya membenci pekerjaan yang sedang ia geluti.
5. Menarik diri dari lingkungan sosial
Stres dan frustrasi akan pekerjaan membuat penderita burnout bersikap sinis terhadap orang-orang yang bekerja dengan mereka.
Pekerjaan yang digelutinya dianggap sebagai beban hidup sehingga membuat mereka enggan atau berhenti bersosialisasi dengan rekan kerja, teman, maupun anggota keluarga yang terlibat dalam pekerjaan tersebut.
Advertisement
Cara Mengatasi Burnout
Terjadinya burnout dapat menjadi penanda bahwa kamu membutuhkan istirahat untuk sementara waktu. Jika tidak dilakukan, burnout bisa mempengaruhi banyak aspek kehidupanmu. Bukan hanya pekerjaan, tetapi juga kehidupan pribadi, bahkan lingkungan sosial.
Jika kamu mulai merasakan ciri-ciri burnout, segeralah mengatasinya dengan cara-cara di bawah ini:
1. Ambil Waktu Relaksasi
Cara mengatasi burnout yang pertama adalah dengan mengambil waktu relaksasi. Relaksasi yang dimaksud di sini bisa dilakukan dengan menonton film, meditasi, membaca buku, mendengarkan musik, berjalan-jalan atau bahkan mengunjungi kawan lama.
Relaksasi sangat penting untuk dilakukan karena dapat mengendurkan emosi akibat burnout. Tujuan lain melakukan relaksasi adalah untuk mendukung kesehatan dan pemulihan diri secara tepat dan efektif.
2. Cari kesibukan di luar kantor
Langkah berikutnya yang bisa dilakukan untuk meminimalisir ciri-ciri burnout yaitu dengan menemukan kesibukan lain di luar jam kerja. Temukan hobi atau aktivitas yang bisa membuat kamu lebih bergairah di dan menikmati hidup.
Misalnya dengan bergabung pada organisasi pecinta hewan, mendaki gunung, fitness, jogging, atau menjadi volunteer pada kegiatan sosial. Berbagai kegiatan tersebut dapat membawa pengaruh positif dan meningkatkan semangat kamu dalam menjalani hidup.
3. Buat prioritas
Buatlah prioritas pekerjaan dari yang penting ke yang kurang penting. Dengan begitu, kamu tahu mana yang perlu dikerjakan terlebih dahulu, sehingga energi yang terkuras tidak terlalu banyak.
4. Bicarakan dengan atasan
Komunikasikan dengan atasan mengenai kerisauan yang kamu rasakan. Saat kamu diberikan pekerjaan yang terlalu banyak, ungkapkan bahwa pekerjaan tersebut membuat kamu terbebani dan membutuhkan bantuan orang lain untuk menyelesaikannya.
Jika atasanmu yang menjadi pemicu burnout di tempat kerja, coba ajak bicara bagian departemen sumber daya manusia (HRD) mengenai hal tersebut. Mereka mungkin akan mencarikan solusi yang tepat, misalnya memindahkan kamu ke tim yang lain.
5. Dapatkan tidur yang cukup
Menurut riset medis, orang yang tidurnya kurang dari 6 jam berisiko lebih besar untuk mengalami ciri-ciri burnout. Bukan hanya itu, waktu tidur yang tidak sehat juga dapat membahayakan kesehatan kamu.
Telah banyak kasus yang menunjukkan bahwa seseorang mengalami koma atau bahkan meninggal karena buruknya kualitas tidur. Pastinya, jam tidur yang tidak dipenuhi juga dapat menurunkan produktivitas.
Advertisement