Liputan6.com, Sukoharjo - Burung hantu atau serak jawa (tyto alba) adalah sahabat petani. Burung tyto alba adalah jenis burung yang menjaga ekosistem alam, dengan cara memakan hama tikus sawah.
Tyto alba kemudian dikembangkan dan dilestarikan di wilayah Kabupaten Sukoharjo, lantaran burung jenis ini banyak berkembangbiak di kabupaten yang dikenal dengan sebutan kota jamu itu.
Penyuluh Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo, Sriwijastuti mengatakan untuk mengantisipasi berkembangnya hama tikus di area persawahan pihaknya bekerja sama dengan kelompok tani menjaga habibat tyto alba.
Baca Juga
Advertisement
"Tyto alba sebagai predator hama tiku. Di sini kan ada serangan tikus musuh alami burung itu. Walaupun ada ular, tapi karena populasi tyto alba di sini banyak jadi diberdayakan burung itu sebagai pembasmi hama," Katanya kepada Liputan6.com di area karantina tyto alba, Sukoharjo, Minggu (6/11/2022).
Saksikan Video Pilihan Ini:
Populasi Tyto Alba 500 Ekor
Menurutnya, tyto alba adalah burung yang memang memiliki ekosistem yang terhubung erat dengan tikus. Karena itu, petani membuat rumah-rumah untuk burung tyto alba tersebut.
"Kebetulan ada populasi yang awalnya masih sedikit, kita buatkan rubuha (rumah burung hantu). Rubuha itu ditempati lima sampai sembilan tyto alba, jadi membuat mereka nyaman di area sini dulu," tuturnya.
Dia menyebut, Dia juga membuat tempat khusus untuk burung hantu yang terjatuh dari rubuha atau yang tengah sakit. Burung-burung itu dipindahkan ke tempat karantina yang sudah disediakan.
"Kita buatkan rubuha di beberapa titik area persawahan untuk memantau perkembangan burung atau populasi tyto alba di sekitar sini. Awalnya cuma 300-an sekarang populasinya sudah mencapai 500 tyto alba," ucapnya.
Sementara itu, perwakilan petani milenial yang juga pengurus PPPP Harmoni Kabupaten Sukoharjo, Adi Narendra menjelaskan manfaat dari pelestarian tyto alba di area persawahan di Kabupaten Sukoharjo tersebut.
"Cara mengendalikan hama tikus bisa dilakukan berbagai cara mulai dari racun, jala dan salah satunya adalah burung hantu yang memang siklusnya adalah memakan tikus. Menjaga ekosistem alam mulai dari tikus, musang, ular dan burung hantu tito alba," tutur Adi.
Dia menjelaskan, pihaknya melakukan pengembangan dan pelestarian tyto alba digunakan untuk predator tikus untuk membantu petani membasmi hama yang menyerang tanaman padi mereka.
"Kita buatkan karantina untuk anakan atau burung-burung yang sakit yang jumlahnya di satu kandang itu banyak makanya kita bawa ke karantina. Populasi mereka bisa mengendalikan hawa tikus dan kami bisa panen dengan maksimal," ucap Adi.
Baca Juga
Advertisement