Karyawan di Cina Mengundurkan Diri karena Dipaksa Bersihkan Toilet pada Hari Pertama Bekerja

Seorang karyawan di Cina berhenti dari pekerjaannya sebagai spesialis media lantaran dipaksa untuk membersihkan toilet di hari pertama bekerja.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 06 Nov 2022, 19:09 WIB
Ilustrasi surat lamaran kerja. (Photo created by yanalya on www.freepik.com)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang karyawan di Cina berhenti dari pekerjaannya sebagai spesialis media lantaran dipaksa untuk membersihkan toilet di hari pertama bekerja. Kejadian itu juga menjadi heboh di media sosial setelah ia berbagi pengalamannya.

Wanita bermarga Chen, asal Shenzhen itu terkejut dengan budaya kerja yang bekas tempat dia bekerja selama dua hari. Pada hari pertamanya, ia diperintahkan untuk membersihkan toilet bersama rekan-rekannya selama seminggu, Bailu Video melaporkan.

Chen bergabung dengan perusahaan pada bulan Oktober sebagai bagian dari sebuah media baru. Sebagai karyawan baru, Chen mengatakan ingin memulai pekerjaan barunya sesegera mungkin.

Namun, dia terkejut ketika seorang wakil presiden perusahaan dan rekan lainnya menyuruh timnya untuk membersihkan kamar mandi untuk seminggu kedepan. Meski bingung dan enggan melakukannya, Chen mengikuti perintah itu.

"Saya tidak tahu mengapa mereka melakukan itu karena itu di luar lingkup tugas saya, jadi keesokan harinya saya mengundurkan diri,” kata Chen.

Chen berharap pengunduran dirinya akan mengakhiri praktik tidak adil di kantor lamanya. Namun, ia dilecehkan secara verbal oleh staf sumber daya manusia ketika meminta gajinya.

Tangkapan layar yang disertakan Chen dalam video online tentang bekas tempat kerjanya menunjukkan staf SDM melakukan serangan pribadi. "Kamu sangat manja dan berharga, bagaimana kamu bisa bekerja?" Staf SDM menulis.

Chen bertanya sebagai jawaban, apakah kontraknya menetapkan bahwa pembersihan adalah bagian dari pekerjaannya. Lalu pihak HR membalas "Kecuali membersihkan toilet, Anda benar-benar tidak menciptakan nilai apa pun." 

 


Curhat di Sosial Media

Kemudian Chen membuat cerita tentang pengalamannya tersebut. Staf HR mengklaim bahwa cerita yang diterbitkan tidak sesuai dengan standar perusahaan.

Reaksi publik terhadap perusahaan begitu cepat setelah cerita Chen beredar luas. "Tuntutan yang berlebihan! Saya pikir tujuan perusahaan adalah untuk menguji kesadaran akan perbudakan pada karyawannya." Seorang komentator menulis.

"Rekan-rekan saya dan saya harus bergiliran membersihkan area umum di kantor, dan saya pikir itu normal. Sekarang saya menyadari bahwa itu salah." warganet lain menulis.

Karyawan perusahaan Cina sering kali mendapati diri mereka diberi tugas yang konyol dan tidak masuk akal. Pada April tahun ini, sebuah perusahaan di Wuhan, Cina tengah, memaksa karyawannya untuk mengirim tangkapan layar status baterai ponsel mereka sebelum menyelesaikan pekerjaan untuk hari itu. Pada 2019, raksasa e-commerce meminta stafnya untuk menyediakan jejaring sosial mereka kepada perusahaan, seperti informasi tentang keluarga, teman, dan bahkan teman sekelas mereka.


Viral Diminta Ganti Rugi

Ilustrasi mengerjakan soal ulangan, ujian (Photo by Andy Barbour: https://www.pexels.com/photo/a-person-writing-on-white-paper-using-pencil-6684265/)

Belum lama ini platform media sosial Twitter tengah dihebohkan sebuah unggahan yang menceritakan tentang puluhan karyawan yang dipaksa mengundurkan diri sebuah brand baju lokal ternama. Tetapi, unggahan yang dibagikan akun Twitter @DiahLarasatiP itu tak menyebut secara spesifik brand yang dimaksud, dan hanya menyebut inisial brand "E". 

"Lebih dari 30 orang karyawan dipaksa Mengundurkan diri atau ganti rugi -+ 30jt/karyawan oleh salah satu brand lokal ternama," ungkap akun Twitter @DiahLarasatiP, dikutip kanal Bisnis Liputan6.com Jumat, 4 November 2022. 

Unggahan yang dibagikan pada Kamis itu lantas menjadi trending topic di Twitter dalam waktu kurang dari 24 jam. Tapi belum jelas merek dimaksud tetapi warganet ada yang menduga brand Erigo dan Goods Dept.

Diceritakan kronologi terjadinya pengunduran diri secara paksa terhadap pekerja brand E. @DiahLarasatiP mengungkapkan, pada 19-20 Oktober 2022 pihak toko melakukan Stock Opname. Lalu, hasilnya keluar 3 hari usai Stock Opname dilakukan. 

"Hasilnya juga membuat kita Tim Operational Store kaget karena terdapat banyak minus. Total minus dari Store kami sebanyak 1000 lebih setelah dicompare dengan data Stock Card di Sistem. Kami selaku Tim Operational Store tidak tinggal diam dengan hasil minus tersebut," ungkapnya


Masalah

tidak jarang, deadline ini sering membuat pegawai stress saat bekerja.

Sementara itu dari beberapa penelurusan ada beberapa barang yang tidak ter-scan dan tidak ada datanya didalam hasil stock opname tersebut. "Terbukti hasil Stock Opname itu tidak maksimal pasti banyak barang yang tidak terscan," sebutnya. 

Singkat cerita karena kesalahan tersebut pihak karyawan justru harus menanggung ganti rugi dengan 1 kali pembayaran. Tapi sayangnya, mereka tidak mampu melunaskan ganti rugi lantaran nilainya yang cukup besar.

"Duit darimana gaji aja kecil, insentif ga dibayar, lemburan ga dibayar," sebut akun @DiahLarasatiP.

Hingga akhirnya, pihak management memberikan solusi untuk mengundurkan diri dan membuat pernyataan mengundurkan diri tanpa paksaan dan dalam keadaan sadar. "PIC kami tidak terima dan tidak mau membuat pernyataan mengundurkan diri. PIC kami meminta Management membuktikan Tim Operational Store yang mengambil barang - barang tersebut," tambah akun itu. 

"Lagi pula apabila terbukti salah satu tim Kami mencuri barang tersebut, kenapa tidak yang bersangkutan saja diproses. Kenapa semua disamaratakan. dan kenapa semua harus terkena imbas nya," ujarnya. Dia melanjutkan, "Tetapi management tidak mempunyai bukti apapun, baik bukti cctv atau bukti lainnya. Mereka hanya menekankan dari data minus tersebut bahwa minus tersebut terjadi karena kelalaian Tim Operational store".

 

Infografis Sudah Vaksinasi Covid-19? Jangan Kendor 5M! (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya