Liputan6.com, Jakarta - Memasuki akhir 2022, proses penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) makin ramai. Ada sekitar 11 calon emiten yang jalani proses IPO.
Dari 11 perusahaan tersebut, enam perusahaan sudah selesaikan masa penawaran. Bahkan enam perusahaan tersebut akan mencatatkan saham perdana bersamaan pada 8 November 2022. Enam calon emiten itu antara lain PT Global Digital Niaga Tbk (BELI), PT Jayamas Media Industri Tbk (OMED), PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR), PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk (PRAY), PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT), dan PT Wulandari Bangun Laksana Tbk.
Advertisement
Sementara itu, empat perusahaan masih masa penawaran yaitu PT Primadaya Plastisindo Tbk (PDPP), PT Bersama Zatta Jaya Tbk (ZATA), PT Ketrosden Triasmitra Tbk (KETR), dan PT Puri Sentul Permai Tbk (KTDN). Selain itu, PT Tecno9 Indonesia Tbk (NINE) masih book building atau masa penawaran awal.
Bicara mengenai book building,kali ini Trivia Saham membahas mengenai book building dalam IPO.
Mengutip laman Ajaib.co.id, book building istilah dalam e-ipo. Book building merujuk pada penawaran awal dari sebuah saham dari calon emiten yang go public. Book bulding tersebut menjadi kesempatan bagi calon investor karena harga saham perdana yang ditawarkan oleh calon emiten masih berupa rentang harga.
Pada masa book building, calon investor dapat memesan saham perdana dengan menentukan harga saham sesuai keinginan.
Namun, hal itu masih dalam rentang harga yang sudah ditentukan sebelumnya. Calon emiten dan underwriter menjadikan minat investor pada masa book building sebagai dasar penentuan harga penawaran perdana.
Korelasi dengan Antusiasme Masyarakat
Harga saham perdana umumnya memiliki korelasi positif dengan antusiasme masyarakat saat book building. Hal ini berarti bila minat masyarakat cukup tinggi pada masa book building, harga saham perdana yang ditawarkan juga akan tinggi.
Demikian sebaliknya, harga saham perdana bisa rendah jika minat masyarakat saat book building juga rendah. Sedangkan masa book building berlangsung 7-21 hari kerja.
Jika seorang calon investor hendak memesan saham yang ditawarkan saat book building, harus memenuhi jumlah minimal pemesanan. Dengan demikian, calon investor tersebut harus menyiapkan dana yang cukup untuk memenuhi batas jumlah minimal.
Di sisi lain, calon investor juga sebaiknya mempertimbangkan potensi permintaan yang tinggi dan jumlah lembar saham terbatas selama masa book building.
Calon investor baru bisa mengetahui jumlah slot saham yang dipesannya setelah masa book building selesai. Kemudian calon investor bisa menyiapkan dana sesuai dengan jumlah slot yang berhasil didapatnya. Penjatahan slot saham ini dilakukan oleh penerbit atau perusahaan yang melakukan IPO. Bila tertinggal atau tidak mendapatkan jatah pada masa book building, maka calon investor bisa menunggu sampai masa pooling dibuka.
Calon investor perlu memperhatikan harga pesanan dalam masa book building. Jika memesan di bawah harga pembentukan, maka pesanan calon investor akan dibatalkan (dropped) oleh sistem e-IPO secara otomatis.
Advertisement
Hal yang Dapat Dilakukan Saat Book Bulding
Selain itu, ada sejumlah hal yang dapat dilakukan oleh investor saat book bulding:
1. Mempelajari prospektus perusahaan
Hal pertama yang dapat dilakukan calon investor dalam periode book building adalah mempelajari prospektus saham.
Ketika ingin menerbitkan saham, sebuah perusahaan lazimnya akan mempublikasikan prospektus untuk memberi calon investor semua informasi yang mereka butuhkan. Calon emiten memberikan prospektus pendahuluan dan final.
Prospektus pendahuluan adalah dokumen penawaran awal yang memberikan rincian tentang transaksi yang diusulkan. Prospektus akhir ditawarkan ketika penawaran telah diselesaikan dan ditawarkan kepada publik untuk berlangganan.
Informasi dalam prospektus final meliputi jumlah saham yang diterbitkan, harga penawaran, data keuangan perusahaan, faktor risiko, penggunaan dana, kebijakan dividen, dan informasi lain yang relevan.
2.Kisaran harga saham
Ada beberapa model cara menetapkan harga saham saat perusahaan akan go public berdasarkan hasil penilaian harga saham wajar. Salah satunya ialah metode perhitungan valuasi harga saham perusahaan berdasarkan indikator price to earning ratio (PER).
3.Jadwal IPO
Calon investor juga sebaiknya memperhatikan jadwal IPO, termasuk book building, tanggal penjatahan, tanggal distribusi saham secara elektronik hingga listing di bursa.