Rilis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bayangi IHSG, Cermati Rekomendasi Saham Hari Ini 7 November 2022

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berada di kisaran 6.954-7.172 pada Senin, 7 November 2022.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Nov 2022, 06:00 WIB
Layar komputer menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melemah pada perdagangan saham Senin, (7/11/2022).  Sentimen global seperti data inflasi dari Amerika Serikat dan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan bayangi IHSG.

CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, IHSG berpeluang melemah seiring pola gerak IHSG masih belum terlihat ada kemauan beli yang kuat. Sedangkan menurut William potensi tekanan masih terlihat cukup besar.

"IHSG masih ditopang oleh capital inflow yang masih terus terlihat berlanjut ke dalam pasar modal Indonesia. Hari ini IHSG berpotensi melemah,” ujar dia dalam catatannya.

Ia prediksi, IHSG berada di kisaran 6.954-7.172 pada Senin pekan ini.

Sementara itu, Associate Director of Research and Investments Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menuturkan, IHSG berpotensi menguat dengan rentang pergerakan IHSG 7.000-7.150. Ia menambahkan, sentimen akan datang dari luar negeri seperti data inflasi Amerika Serikat (AS) yang diprediksi turun dari 8,2 persen menjadi 7.9 persen.

"Ada data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2022 yang kami perkirakan akan alami kenaikan dari sebelumnya 5,44 persen menjadi 5,60 persen-5,65 persen,” tutur dia saat dihubungi Liputan6.com.

Untuk rekomendasi saham hari ini, William memilih saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan PT Wijaya Karya Beton (WTON). Selain itu, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).

Sedangkan Nico memilih saham PT Semen Indoensia Tbk (SMGR), PT Blue Bird Tbk (BIRD) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Sedangkan sektor saham yang bayangi IHSG antara lain keuangan, siklikal dan energi.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Kinerja IHSG pada 31 Oktober-4 November 2022

Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan bursa saham 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada periode 31 Oktober-4 November 2022. Analis menilai, IHSG masih dipengaruhi data ekonomi global dan domestik seperti inflasi.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (5/11/2022), IHSG turun tipis 0,15 persen ke posisi 7.045,52 pada 31 Oktober-4 November 2022. Pada pekan lalu, IHSG berada di posisi 7.056,04. Kapitalisasi pasar bursa turun 0,27 persen menjadi Rp 9.342,69 triliun. Kapitalisasi pasar tersebut susut Rp 25,6 triliun dari pekan lalu Rp 9.368,322 triliun.

Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa merosot 1,98 persen menjadi 1.195.583 transaksi selama sepekan dari 1.219.787 transaksi pada pekan sebelumnya. Sementara itu, rata-rata volume transaksi bursa merosot 6,35 persen menjadi 20,651 miliar dari 22,052 miliar saham pada pekan lalu.

Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian bursa menguat 2,62 persen menjadi Rp 13,35 triliun dari Rp 13,01 triliun pada pekan lalu.

 

 


Prediksi IHSG

Papan elektronik menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG selama sepekan dipengaruhi oleh rilis data ekonomi baik dari dalam dan luar negeri.

“Dari luar negeri kita dapat cermati laju inflasi yang masih tinggi di negara-negara Eropa dan naiknya suku bunga the Federal Reserve (the Fed) ke level 4 persen sesuai dengan estimasi konsensus, di samping itu, ada kenaikan imbal hasil UST note 10 years ke angka 4 persen,” ujar dia.

Sementara itu, Herditya menilai, investor pun masih khawatir dan mencermati akan kebijakan moneter the Fed yang akan semakin ketat dan agresif dalam membendung inflasi di Amerika Serikat (AS) dengan target 2 persen.

Dari dalam negeri, terdapat rilis data inflasi Oktober yang cenderung turun ke angka 5,71 persen YoY. Pada September 2022 tercatat 5,95 persen. “Dan juga masih adanya rilis kinerja emiten-emiten dalam negeri yang turut mempengaruhi pergerakan IHSG,” ujar dia.

Pada pekan depan, Herditya prediksi, IHSG berpotensi melemah. “Untuk sepekan ke depan, kami memperkirakan pergerakan IHSG cenderung volatile dan rawan koreksi dengan area support di 6.962 dan resistance di 7.128,” kata dia.


Penutupan IHSG pada 4 November 2022

Pengunjung melintas dekat layar monitor pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan saham 2019 menguat 10,4 poin atau 0,16% ke 6.204. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah menguat pada perdagangan saham Jumat (4/11/2022). Penguatan IHSG tersebut terjadi di tengah tiga sektor saham yang menguat.

Mengutip data RTI, IHSG naik tipis 0,16 persen ke posisi 7.045,52. Indeks LQ45 menguat 0,47 persen ke posisi 1.005,98. Sebagian besar indeks acuan menghijau. Jelang akhir pekan ini, IHSG bergerak di zona merah sepanjang perdagangan, dan sentuh posisi terendah 6.973,31.

Kemudian IHSG berbalik arah menghijau dan naik tipis hingga ke posisi tertinggi 7.045,52. Sebanyak 211 saham menguat dan 167 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.163.322 kali dengan volume perdagangan 20 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 12,1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.716.

Sebagian besar sektor saham melemah. Sedangkan indeks sektor saham IDXbasic menguat 1,66 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXtransportasi menanjak 1,2 persen dan indeks sektor saham IDXnonsiklikal bertambah 0,11 persen.

Sementara itu, indeks sektor saham IDXenergy melemah 0,29 persen, indeks sektor saham IDXindustry melemah 0,32 persen, indeks sektor saham IDXsiklikal tergelincir 0,18 persen, indeks sektor saham IDXheatlh susut 0,21 persen.

Selain itu, indeks sektor saham IDXfinance merosot 0,76 persen, indeks sektor saham IDXproperty melemah 0,41 persen, indeks sektor saham IDXtechno merosot 0,41 persen, dan indeks sektor saham IDXinfrastruktur terpangkas 0,79 persen.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya