NasDem Akui Ada yang Coba Menggoda PKS untuk Diajak Berkoalisi

Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tampaknya belum mulus menjadi bakal calon presiden di Pemilu 2024. Pasalnya, hingga hari ini, hanya NasDemnya yang resmi mengusungnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Nov 2022, 06:00 WIB
Tim kecil NasDem, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) melakukan pertemuan dengan bakal calon presiden Anies Baswedan pada Selasa (25/10/2022). (Istimewa)

 

Liputan6.com, Jakarta Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tampaknya belum mulus menjadi bakal calon presiden di Pemilu 2024. Pasalnya, hingga hari ini, hanya NasDem yang resmi mengusungnya.

Nama Demokrat dan PKS yang konon mendukung Anies, sampai sekarang masih belum mendeklarasikannya. Bahkan, NasDem mengamini ada yang mencoba untuk mengajak PKS untuk bergabung ke koalisi lain.

"Kalau saling goda menggoda kan sebelum janur kuning ada kan ya, kedipan mata lah rayuan gombalan tuh wajar saja, sama seperti orang pacaran," ujar Ketua DPP NasDem Willy Aditya di kawasan Jakarta Pusat, Minggu (6/11/2022).

Namun, Dia yakin PKS akan bersama-sama NasDem dan Demokrat membangun koalisi yang mengusung Anies Baswedan sebagai capres. Apalagi koalisi yang dibangun setara.

"Ya sejauh ini sangat confidence lah kami ya bisa bersama," jelas Willy.

Malah, godaan-godaan tersebut diyakini akan menguatkan kebersamaan NasDem, Demokrat dan PKS. Kata Willy, semakin hari ketiga partai semakin mesra.

"Jadi proses itu yang kemudian membangun kami sangat cair sangat setara dan bener-bener ya godaan kiri dan kanan wajar sajalah kita anggap itu sebagai sebuah faktor yang justru semakin menyolidkan kita semua di dalam," kata Willy.

 


Diklaim Sudah 90 Persen

Sementara, Juru Bicara PKS Muhammad Kholid, koalisi sudah 90 persen. Ia optimis akan menemukan jalan terbaik.

"Perjalanan di koalisi perubahan sudah 90%, jadi sudah banyak hal yang disepakati. Kami optimis akan menemukan jalan yang terbaik," ujarnya kepada wartawan dikutip Minggu (6/11/2022).

Saat ini proses masih membahas kriteria cawapres yang tepat. Serta tata cara atau mekanisme pengambilan keputusan.

Bila kriteria dan mekanisme pengambilan keputusan disepakati, maka PKS, NasDem dan Demokrat berkomitmen bersama-sama untuk menerima keputusan tersebut untuk diputuskan sesuai mekanisme internal partai.

"Kami merasa proses komunikasi di koalisi perubahan berlangsung sangat kondusif, guyub, dan saling menghormati sikap masing-masing," kata Kholid.

 


Tak Mau Berspekulasi

PKS tidak ingin berandai-andai misal cawapres yang didorong, yaitu Ahmad Heryawan tidak dipilih.

"Kami tidak mau berandai-andai. Kita lalui saja prosesnya dengan rasional dan obyektif sesuai dengan kesepakatan," kata Kholid.

Menurutnya, PKS, Demokrat dan NasDem sama-sama mencari titik temu, bukan titik tolak. Kalau ada titik temu akan terbuka jalan untuk koalisi.

"Baik PKS, NasDem dan Demokrat sama sama berjuang mencari titik temu bukan titik tolak. Kalau semangatnya titik temu, maka akan ada kata sepakat, terbuka jalannya," ujar Kholid.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya