Teknologi Bikin Penyebaran Disinformasi Makin Besar dengan Kecepatan Tinggi

Laporan terbaru yang dirilis Sekretaris Jenderal PBB menyebutkan disinformasi telah berkembang sangat pesat karena teknologi yang inovatif.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 09 Nov 2022, 18:46 WIB
ilustrasi disinformasi (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Disinformasi telah menjadi masalah global saat ini. Itu sebabnya peran semua pihak dibutuhkan untuk mengatasinya.

Laporan terbaru yang dirilis Sekretaris Jenderal PBB menyebutkan disinformasi telah berkembang sangat pesat karena teknologi yang inovatif. Bahkan penyebaran disinformasi saat ini dalam jumlah yang besar dan dengan kecepatan yang belum pernah ada sebelumnya.

Laporan itu juga menyebut untuk melawan disinformasi, pemerintah diharapkan membuat kondisi bagi hak asasi manusia, pluralisme, dan toleransi untuk berkembang. Sementara pihak swasta diminta memperluas transparansi seputar kebijakan dan tanggapan mereka terhadap disinformasi.

"Disinformasi datang dalam berbagai bentuk, ini termasuk operasi yang ditargetkan oleh negara, pejabat negara, teori konspirasi tentang kebijakan kesehatan dan vaksin, kampanye kotor untuk melemahkan kelompok dan orang tertentu dan banyak lainnya," kata IlzeBrands-Kehris, Asisten Sekjen Hak Asasi Manusia dilansir laman Ohchr.org.

"Pemerintah harus bekerja untuk membangun kepercayaan termasuk melalui penguatan ruang media dan literasi informasi, memberdayakan individu untuk mengidentifikasi, menganalisis secara kritis, dan melawan disinformasi dalam lingkungan yang memungkinkan."

Namun Kehris mengingatkan pemerintah untuk tidak menjadikan disinformasi sebagai dalih untuk mengintimidasi dan melecehkan suara-suara kritis, merendahkan lawan, membenarkan penyensoran, atau menghalangi kegiatan sah para pembela hak asasi manusia dan media untuk mengakses dan menyebarkan informasi.

"Respons terhadap disinformasi harus didasarkan pada penghormatan terhadap kebebasan berekspresi," ujarnya.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya