Pemilu Midterm AS Dimulai, 35 Juta Orang Beri Suara Lebih Awal

Pemilu Midterm 2022 di Amerika Serikat dimulai.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Nov 2022, 11:05 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Ibu Negara Jill Biden memberikan suguhan kepada anak-anak saat perayaan Halloween di South Lawn Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 31 Oktober 2022. Presiden dan Ibu Negara menjamu anak-anak petugas pemadam kebakaran, perawat, polisi, dan anggota Garda Nasional di Gedung Putih untuk melakukan trik-or-treat. (AP Photo/Alex Brandon)

Liputan6.com, Washington, DC _ Amerika Serikat telah memulai voting untuk pemilihan midterm 2022. Rakyat AS akan memilih perwakilan mereka di Kongres AS pada pemilu midterm

Pemilihan ini sangat krusial bagi Presiden Joe Biden. Apabila Partai Republik unggul di Kongres AS, maka program-program Partai Demorkat akan terancam. 

Berdasarkan laporan VOA Indonesia, Senin (7/11/2022), ada lebih dari 35 juta warga AS telah memberikan suara dalam pemilihan anggota Kongres di seluruh AS menjelang pemilu paruh waktu pada Selasa (8/11). Sementara, para tokoh Republik pada Minggu (6/11) memprediksi bahwa mereka akan merebut kontrol DPR dan Senat dari Demokrat, dalam paruh kedua masa jabatan Presiden Demokrat Joe Biden di Gedung Putih.

Tren early voting atau memilih awal terus berlanjut berlanjut. Proyek Pemilu AS mengatakan total hari pra-voting tahun ini telah melampaui pemilihan kongres pada 2014 dan 2018 yang terjadi di tengah masa jabatan Barack Obama dan Donald Trump.

Peraturan voting berubah di banyak negara bagian menjelang Pemilihan Presiden 2020 ketika Joe Biden mengalahkan Trump. Ketika itu, pemberian suara lebih awal memungkinkan banyak pemilih untuk menggunakan hak pilih semasa pandemi virus corona, tanpa harus khawatir tertular virus itu.

Kini, banyak pemilih yang sudah terbiasa memberikan suara sebelum Hari Pemilu, terutama Demokrat. Sementara, Trump dan sebagian tokoh Republik lain berulangkali mengecam pemilu awal. Mereka mengklaim, tanpa bukti, bahwa itu bisa mendorong kecurangan.

Ke-435 kursi DPR dan 35 dari 100 kursi di Senat dipertarungkan. Partai Demokrat AS telah mendominasi kontrol di kedua majelis itu sejak 2021, memungkinkan Biden untuk menggolkan sebagian prioritas legislatifnya, meski mendapat tentangan beberapa tokoh Partai Republik AS.


Joe Biden Minta Semua Pihak Terima Hasil Midterm

Ketua DPR Nancy Pelosi menutup dokumen pemakzulan Presiden Donald Trump yang ditandatanganinya di Capitol Hill, Washington, Amerika Serikat, Rabu (13/1/2021). Donald Trump dinilai berbahaya jika dibiarkan hingga pelantikan Joe Biden pada 20 Januari mendatang. (AP Photo/Alex Brandon)

Sebelumnya dilaporkan, Presiden AS Joe Biden telah memperingatkan setiap kandidat yang menolak untuk menerima kekalahan dalam midterm election di AS atau pemilihan paruh waktu dapat membuat negara itu berada di "jalan menuju kekacauan".

Dilansir BBC, Kamis (3/11), ia juga mendesak Amerika untuk bersatu menentang "kekerasan politik" dalam pemungutan suara pada 8 November.

Biden, seorang Demokrat, mengatakan mantan Presiden Donald Trump dan para pendukungnya menjajakan "kebohongan konspirasi dan kedengkian".

Kontrol kedua kamar Kongres dan gubernur negara bagian kunci tergantung pada keseimbangan dalam pemilihan minggu depan. Sebagian besar perkiraan menunjukkan Partai Republik akan memenangkan kendali Dewan Perwakilan Rakyat, sementara Senat bisa memilih jalan mana pun. 

Biden berbicara dalam pidato yang disiarkan secara nasional pada Rabu malam di Union Station Washington DC - hanya beberapa meter dari tempat para pendukung Trump menyerbu US Capitol tahun lalu dalam upaya untuk membatalkan hasil pemilihan 2020.

 


Sindir Trump?

Donald Trump joget sambil mengajak warga memilih di Pemilu AS 2020. Dok: Twitter @realdonaldtrump

Presiden Joe Biden menyalahkan Trump - yang tidak dia sebutkan namanya, tetapi disebut sebagai "mantan presiden yang kalah" - karena menginspirasi ancaman oleh beberapa kandidat Partai Republik untuk menolak menerima hasilnya jika mereka kalah minggu depan.

"Itulah jalan menuju kekacauan di Amerika," kata Biden. 

"Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Ini melanggar hukum. Dan itu bukan Amerika."

Presiden juga berusaha menghubungkan retorika pemilihan Trump dengan serangan pekan lalu terhadap suami Ketua DPR AS Nancy Pelosi.

Dia berpendapat bahwa "kebohongan besar Trump bahwa pemilihan tahun 2020 telah dicuri" adalah kekuatan pendorong di balik serangan terhadap Paul Pelosi yang berusia 82 tahun dan kerusuhan Capitol AS.

"Itu adalah kebohongan yang memicu peningkatan berbahaya dalam kekerasan politik dan intimidasi pemilih selama dua tahun terakhir," kata Biden.


Risiko

Presiden Amerika Serikat Joe Biden berbicara tentang berakhirnya perang di Afghanistan dari Ruang Makan Negara Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, Selasa (31/8/2021). "Perang di Afghanistan sekarang sudah berakhir," kata Joe Biden. (AP Photo/Evan Vucci)

Presiden berbicara ketika hakim federal di Arizona mengeluarkan perintah penahanan terhadap sekelompok pendukung Trump, yang telah dituduh melecehkan pemilih di dekat kotak suara di negara bagian perbatasan.

Pemerintah AS pekan lalu mendistribusikan buletin kepada lembaga penegak hukum yang memperingatkan "ancaman yang meningkat" dari ekstremisme kekerasan domestik, menambahkan bahwa kandidat dan petugas pemilu dapat menjadi sasaran individu dengan "keluhan ideologis".

Partai Republik bereaksi terhadap pernyataan Biden dengan berargumen bahwa dia mencoba mengalihkan perhatian orang Amerika dari peringkat persetujuannya yang rendah dan inflasi AS.

Infografis Ragam Tanggapan Kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya