Sebelum Makin Parah, Ini Cara Setop Kebiasaan Menggigit dan Menjilat Bibir

Menggigit dan menjilat bibir adalah perilaku yang biasanya sering dilakukan tanpa sadar. Meskipun demikian, dampak yang ditimbulkan cukup besar.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Nov 2022, 10:00 WIB
Ilustrasi Menjilat Bibir Credit: pexels.com/Shiny

Liputan6.com, Jakarta - Menggigit dan menjilat bibir adalah kebiasaan yang umum dilakukan banyak orang. Bahkan, kadang-kadang Anda tidak sadar sedang melakukannya. Menurut para profesional kesehatan mental, Anda bisa melakukan kedua hal itu lebih sering dari biasanya jika stres.

Psikolog Rebecca Berry mengategorikan menggigit bibir sebagai perilaku berulang yang berfokus pada tubuh ( body-focused repetitive behavior/BFRB) ini merupakan tindakan yang menyebabkan kerusakan pada kulit, rambut, atau kuku sendiri.

"BFRB terjadi sebagai mekanisme koping dalam situasi di mana seseorang merasa tidak nyaman atau cemas; gejala sering diperburuk oleh stres," jelas Berry.

Orang dengan BFRB menemukan bahwa perilaku berulang dapat melegakan diri dari emosi yang menyakitkan. Ini juga befungsi untuk menenangkan diri, tambahnya.

Rasa bosan juga menyebabkan Anda menggigit bibir. "Orang lain mungkin merasa bosan atau tidak puas dan menemukan bahwa menggigit dan mengunyah menawarkan stimulasi sensorik dan terkadang meningkatkan fokus akan tugas," kata Berry.

Perilaku ini dilakukan berulang karena dampak positif yang dirasakan pelaku setelah melakukannya. Akan tetapi, dampak yang ditimbulkan juga tidak main-main.

Menurut dokter kulit, efek samping jangka pendek dari menjilat dan menggigit bibir secara konsisten tidak berat. Dokter kulit yang berbasis di Connecticut Mona Gohara mengatakan Anda dapat dengan cepat terkena apa yang dia sebut "ruam bibir" yang berwarna merah muda dan bersisik (bibir ekstra pecah-pecah).

Dokter kulit Evan Rieder menambahkan bahwa ruam seperti ini memberi sensasi terbakar.

 

 


Dampak Lainnya

Bibir Kering, Jangan Dijilat!

Ruam bibir memang kedengarannya tidak terlalu berbahaya. Akan tetapi, hal yang terjadi setelah terkena ruam jangka pendek bisa jauh lebih berbahaya dan menjijikkan.

"Kulit yang rusak dapat menyebabkan infeksi yang mengakibatkan pembengkakan, rasa sakit, dan perubahan warna kulit memutih," kata Rieder.

Dokter kulit New York City Roy Seidenberg menambahkan bahwa menggigit bibir secara khusus dapat menyebabkan bekas luka serta luka dingin (cold sore) karena potensi infeksi kulit yang rusak meningkat.

"Menggigit bibir juga dapat menyebabkan pecahnya atau penyumbatan kelenjar air liur, yang bermanifestasi sebagai nodul di bibir yang disebut mukokel," katanya.

Meskipun tidak serius, ini mengganggu dan menghalangi jalan sehingga terus tergigit. Dengan demikian, butuh beberapa saat untuk mengatasinya.

Di atas semua itu, Gohara mengatakan bahwa menggigit atau menjilati bibir secara terus-menerus dapat menyebabkan sesuatu yang disebut likenifikasi, yaitu area kulit menebal yang sering ditandai dengan perubahan warna coklat atau putih.

 


Cara Berhenti Menggigit atau Menjilat Bibir

Kista berwujud benjolan mirip balon berukuran kecil bisa muncul di area mulut anak yang memiliki kebiasaan buruk menggigit bibir bawah.

Mempelajari cara berhenti menggigit atau menjilat bibir bisa sangat sulit karena sebagian besar merupakan kebiasaan bawah sadar, kata Seidenberg.

Menghilangkannya mungkin butuh bantuan dari beberapa perawatan topikal, tetapi besarnya kemauan dan upaya yang dilakukan akan menentukan keberhasilannya.

Berikut adalah tips dan trik saran para ahli:

1. Identifikasi kebiasaan Anda dan apa yang mungkin memicunya

"Langkah pertama adalah memastikan bahwa pasien menyadari perilaku mereka dan menginginkan bantuan," kata Rieder.

"Tanpa itu, rekomendasi apa pun tidak membuahkan hasil."

Setelah melakukannya, Anda harus fokus pada pelatihan modifikasi perilaku dan teknik relaksasi sebelum melihat perawatan topikal yang tersedia.

2. Lakukan terapi untuk membantu mengelola emosi pemicu kebiasaan

Jika kebiasaan menggigit dan menjilati bibir mencapai tingkat yang parah, Anda perlu mencari bantuan dari seorang profesional kesehatan mental.

Berry menguraikan beberapa metode terapi perilaku kognitif seperti "pelatihan kesadaran" dan "terapi penerimaan dan komitmen" di mana pasien mengidentifikasi emosi yang memicu kebiasaan mereka dan belajar untuk mengalaminya secara langsung.

"Seorang individu dapat belajar untuk menerima tanpa menindaklanjutinya," lanjut Berry.

 

 

 


3. Sabar dan Nikmati Proses

Dengan beberapa cara sederhana ini kamu bisa mengatasi bibir pecah-pecah yang buat penampilan kamu tidak maksimal.

Perlu diingat bahwa jenis terapi ini tidak akan bekerja hanya dalam semalam.

"Menangani perilaku berulang yang berfokus pada tubuh dapat menjadi tantangan dan membutuhkan waktu serta upaya untuk memantau perilaku, melatih keterampilan, dan belajar menanggapi dorongan secara berbeda," kata Berry.

4. Mulai perawatan topikal

Setelah memulai terapi yang diperlukan untuk berhenti menggigit atau menjilat bibir sendiri, Anda dapat mulai merawat bibir dengan perawatan topikal selama dibuat dengan bahan yang tepat.

5. Perhatikan produk perawatan bibir yang digunakan

Seidenberg mengatakan bahwa menjilati bibir secara konsisten paling sering terjadi pada pasien dengan kulit kering atau eksim yang disebabkan oleh iritasi atau alergen kulit lain yang mendasarinya.

Baca dengan teliti produk perawatan kulit yang paling sering Anda gunakan untuk iritasi dan beralihlah ke produk yang lebih ringan.

Selain itu, gunakan pelembap bibir untuk mencegah bibir kering yang membuat Anda merasa tidak nyaman sehingga terus menjilati dan menggigitnya.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

Infografis Pasien Covid-19 Omicron XBB Pertama di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya