Ekonomi Tumbuh di Atas 5 Persen Sepanjang 2022, Indonesia Jangan Lengah!

BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2022 sebesar 5,72 persen (yoy).

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Nov 2022, 14:16 WIB
Deretan gedung perkantoran di Jakarta, Senin (27/7/2020). BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2022 sebesar 5,72 persen (yoy). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2022 sebesar 5,72 persen (yoy). Angka ini lebih tinggi dari capaian di kuartal II-2022 sebesar 5,44 persen (yoy).

"Bila dibandingkan dengan tahun lalu, ekonomi Indonesia tumbuh 5,72 persen (yoy)," kata Kepala BPS, Margo Yuwono dalam konferensi pers, Jakarta, Senin (7/11).

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan tingginya pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang tahun ini terjadi karena perbandingan basis yang rendah (low base effect) dari tahun lalu.

"Pertumbuhan ekonomi terjadi karena low base effect atau basis yang rendah," kata Bhima kepada merdeka.com, Jakarta, Senin (7/11).

Dia menjelaskan, tahun lalu pada kuartal III terjadi kenaikan kasus pasien positif Covid-19 hingga 26 ribu kasus. Tingginya kasus tersebut membuat pemerintah melakukan pembatasan kegiatan ekonomi dan sosial.

"Kuartal ke III tahun lalu terjadi gelombang kasus covid-19 dengan 26 ribu kasus, disusul pembatasan sosial ketat," kata dia.

Kondisi sebaliknya terjadi pada kuartal III tahun ini. Pemerintah telah banyak memberikan kelonggaran beraktivitas kepada masyarakat. Selain itu, pertumbuhan tahun ini juga didorong tingginya harga komoditas produk ekspor.

"Kemudian motor dari harga komoditas ikut sumbang net ekspor," kata dia.

 


Tak Boleh Lengah

Anak-anak dengan latar gedung bertingkat menikmati minuman di Jakarta, Sabtu (19/3/2022). Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan meningkat lebih tinggi, pada kisaran 4,7 persen hingga 5,5 persen, dari pertumbuhan 3,69 persen pada 2021. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bhima menilai, dengan kondisi yang demikian, Indonesia tidak boleh lengah. Mengingat tahun depan akan ada banyak indikator yang menjegal pertumbuhan ekonomi nasional.

"Masalahnya indikator yang terkesan positif bisa berbalik arah di tahun depan," kata dia.

Beberapa indikator tersebut antara lain kenaikan tingkat inflasi, suku bunga pinjaman, tekanan biaya produksi manufaktur dan pelemahan kurs rupiah. Hal ini akan membuat suasana pemulihan ekonomi akan terasa berbeda dari tahun ini.

"Kondisi akan jauh berbeda dan pemerintah tidak bisa lengah," pungkasnya.

 

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com


Prestasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Tak Pernah di Bawah 5 Persen pasca Pandemi

Pandangan udara permukiman warga dan gedung pencakar langit di Jakarta, Senin (27/7/2020). Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta mengalami penurunan sekitar 5,6 persen akibat wabah Covid-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2022 sebesar 5,72 persen (yoy).

Capaian ini memperpanjang tren pemulihan ekonomi secara tahunan yang konsisten tumbuh selama 4 kuartal berturut-turut meski masih dalam suasana pandemi Covid-19.

"Kalau diperhatikan tren pertumbuhan ekonomi tahunan meningkat persisten selama empat kuartal berturut-turut di atas 5 persen sejak kuartal IV 2021," kata Kepala BPS, Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Jakarta, Senin (7/11/2022).

Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2021 tercatat 5,02 persen. Lalu 5,02 persen di kuartal I-2022, 5,45 persen di kuartal II-2022 dan 5,72 persen di kuartal III-2022.

Berdasarkan data tersebut kata Margo, menunjukkan pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut dan semakin kuat. Hal ini pun dinilai positif bagi Indonesia di tengah ketidakpastian perekonomian global.

"Ini prestasi di tengah terpaan kondisi global, bisa menjaga ekonomi dan trennya menguat," terang Margo.


Pendorong Ekonomi

Suasana gedung perkantoran di Jakarta, Sabtu (17/10/2020). International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi minus 1,5 persen pada Oktober, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni sebesar minus 0,3 persen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Tren pemulihan ekonomi tersebut ditopang oleh sejumlah sektor unggulan Indonesia. Mulai dari industri, pertambangan, pertanian, dan konstruksi.

"Itu adalah empat sektor utama penopang ekonomi Indonesia," kata dia.

Di kuartal III ini, sektor industri memiliki kontribusi 17,88 persen dan sektor pertambangan berkontribusi 13,47 persen. Kemudian sektor Pertanian berkontribusi 12,91 persen, sektor perdagangan berkontribusi 12,74 persen, dan sektor konstruksi berkontribusi 9,45 persen.

Dilihat dari sisi pertumbuhannya, Margo mengatakan seluruh sektor mengalami pertumbuhan kecuali di sektor jasa kesehatan. Sektor jasa kesehatan di kuartal III mengalami kontraksi sebesar 1,74 persen.

Turunnya kontribusi sektor kesehatan karena pencarian dari insentif kesehatan di periode ini lebih rendah dibandingkan triwulan III-201 atau secara tahunan.

"Juga karena ada penurunan insentif pada kesehatan baik secara yoy, ctc maupun qtq ini yang menyebabkan bawa jasa kesehatan mengalami kontraksi di kuartal III-2022," pungkasnya.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya