Liputan6.com, Jakarta - Sembilan orang ditembak di Philadelphia, Amerika Serikat (AS) pada Sabtu 5 November malam waktu setempat. Dua korban kini berada dalam kondisi kritis, kata polisi.
Dilansir VOA Indonesia, Senin (7/11/2022), sejumlah pria bersenjata keluar dari kendaraan di daerah Kensington di Kota Pennsylvania dan mulai menembak. Mereka melepaskan sekitar 40 tembakan, ujar Wakil Komisaris Polisi Philadelphia John Stanford dalam konferensi pers yang disiarkan televisi.
Advertisement
Korban luka-luka dilarikan ke rumah sakit, tujuh di antaranya dalam kondisi stabil, katanya.
Belum diketahui motif di balik penembakan tersebut. Setelah menembak, mereka kembali ke kendaraan dan pergi. Pihak kepolisian sedang melakukan investigasi terkait hal itu.
Menurut Inspektur Departemen Kepolisian Philadelphia D.F. Pace, penembakan itu terjadi sekitar pukul 22.45 di luar sebuah bar di daerah itu. Orang-orang bersenjata itu keluar dari kendaraan hitam dan menembaki kerumunan di trotoar sebelum kembali ke dalam kendaraan dan melarikan diri.
Dia mencatat ada petugas polisi di daerah itu yang mendengar suara tembakan.
"Pria dan wanita kami berada di tempat yang seharusnya dalam arti berada di sini berpatroli, tetapi kami memiliki beberapa individu yang kurang ajar di kota ini yang tidak peduli. Mereka tidak peduli berapa banyak petugas polisi di luar sini, dan beberapa dari mereka tidak peduli dalam hal berapa banyak orang di luar sini," ungkapnya.
Masih dalam Penyelidikan
Polisi tidak segera melakukan penangkapan, mereka juga tidak dapat segera menentukan motifnya.
NBC10 berbicara dengan Perwakilan negara bagian Amen Brown, seorang Demokrat yang mewakili Philadelphia Barat, yang mengatakan dia menerima telepon "dari kepala polisi" dan turun dari tempat tidur untuk sampai ke lokasi penembakan.
Brown menyalahkan kekerasan senjata kota pada Walikota Jim Kenney, kantor Jaksa Distrik Larry Krasner dan "anggota Dewan Kota yang lemah."
"Perempuan dan anak-anak yang tidak bersalah sekarat setiap hari, dan itu harus dihentikan," kata Brown, menambahkan bahwa solusi hanya akan ditemukan dengan legislator yang bekerja di seluruh garis partai.
Advertisement
Studi: Kasus Penembakan di AS Meningkat, Moral Polisi Menurun
Amerika Serikat masih mengalami peningkatan penembakan selama pandemi, sementara moral polisi turun, demikian laporan dari CBC News.
Pembunuhan di Amerika Serikat melonjak hampir 30 persen pada tahun 2020, kemudian naik dan turun dalam dua tahun sejak itu, kata laporan itu, mengutip statistik FBI.
Sementara itu, opini publik tentang penegakan hukum turun pada tahun 2020 -- yang saat itu dianggap sebagai tahun kemarahan global atas pembunuhan polisi terhadap orang kulit hitam Amerika.
Menurut laporan itu, di tahun 2020 minat orang untuk mendaftar menjadi anggota kepolisian turun.
Pihaknya bahkwan semakin putus asa untuk merekrut pelamar baru menjadi anggota kepolisian.
Tingginya Kasus Penembakan
Sebelumnya insiden ini terjadi, AS telah dihantui oleh serangkaian peristiwa penembakan massal di sejumlah sekolah yang menyebabkan puluhan orang tewas dan terluka pada tahun ini.
Salah satu peristiwa yang paling mematikan terjadi pada bulan Mei ketika seorang pria bersenjata membunuh 19 anak-anak dan dua orang dewasa di Uvalde, Texas.
Advertisement