Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) pada kuartal III-2022 mengalami surplus sebesar USD 14,92 miliar atau setara Rp 234,20 triliun. Angka ini tumbuh 12,58 persen dibandingkan kuartal III-2021.
"Neraca perdagangan Indonesia pada kuartal III-2022 ini surplus sebesar USD 14,92 miliar tumbuh sebesar 12,58 persen (yoy)," kata Kepala BPS, Margo Yuwono dalam konferensi pers, Jakarta, Senin (7/11/2022).
Advertisement
Surplus NPI di kuartal ketiga tahun ini berasal dari ekspor sejumlah komoditas unggulan. Pertama, batubara yang tercatat USD 13,31 miliar.
Kedua, komoditas kelapa sawit yang nilai ekspornya mencapai USD 8,9 miliar. Ketiga komoditas besi dan baja yang mencatatkan nilai ekspor mencapai USD 6,38 miliar.
Selain ketiga komoditas tersebut, surplus NPI juga didukung pertumbuhan negara mitra dagang Indonesia di kuartal III-2022.
Mulai dari China yang ekonominya tumbuh 3,9 persen di kuartal III. Disusul Amerika Serikat tumbuh 1,8 persen, Singapura 4,4 persen. Kemudian Vietnam tumbuh 13,7 persen, Taiwan tumbuh 4,1 persen, dan Uni Eropa 2,4 persen
"Jadi kalau dilihat dari mitra dagang kita di kuartal III semuanya mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan tertinggi ada di Vietnam 13,7 persen," kata Margo.
Kondisi ekonomi negara mitra dagang ini kata Margo sangat memberikan pengaruh kepada Indonesia. Mengingat kinerja ekspor Indonesia menjadi salah satu tulang punggung ekonomi nasional.
"Kondisi ini akan berpengaruh ke perdagangan kita karena biar bagaimanapun kita ekonomi terbuka, sangat tergantung kepada perkembangan ekonomi mitra dagang kita," pungkasnya.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal III 2022 Sentuh 5,72 Persen, Pendorong Masih Pulau Jawa
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia di Kuartal III 2022. Sejauh ini terlihat bahwa pemulihan ekonomi Indonesia masih terus berlangsung dan semakin menguat.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menjelaskan, ekonomi Indonesia kuartal III 2022 terhadap triwulan III 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 5,72 persen (y-on-y).
“Pertumbuhan ekonomi kuartal III 2022 tumbuh 5,72 persen kalau dibandingkan kuartal III 2021. Tren pertumbuhan ekonomi tahunan semakin kuat dan menuju pemulihan,” ucap Margo Yuwono dalam konferensi pers di Kantor BPS Senin (7/11/2022).
Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 25,81 persen.
Dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 21,64 persen.
Secara spasial, perekonomian Indonesia pada triwulan III 2022 mengalami peningkatan di seluruh provinsi, dimana kelompok provinsi di Pulau Jawa menjadi penyumbang utama dengan kontribusi sebesar 56,30 persen dan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,76 persen (y-on-y).
Advertisement
UI Ramal Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,81 Persen di Kuartal III 2022
Sebelumnya, Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) mengungkapkan perkiraan terbaru mereka tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III 2022.
"Kami mengestimasi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia per kuartal III 2022 mencapai kisaran 5,81 persen yoy, dengan range 5,77 - 5,85 persen," demikian paparan Peneliti Makroekonomi di LPEM, Teuku Riefky dalam konferensi pers Indonesia Economic Outlook 2023, pada Kamis (3/11/2022).
Beberapa faktor pendukung, adalah low-base effect yang masih cukup dominan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga 2021, konsumsi domestik yang kuat, dan surplus neraca perdagangan yang menonjol mendongkrak perkiraan pertumbuhan untuk kuartal ketiga 2022.
Teuku Riefky pun menyatakan bahwa LPEM optimis pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mampu mencapai di atas 5 persen.
"Melihat perkembangan terakhir, Indonesia kemungkinan akan mencapai pertumbuhan PDB di atas 5 persen secara keseluruhan kuartal 2022," ungkap Teuku.
LPEM pun memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun fiskal 2022 mampu mencapai sebesar 5,3 - 5,4 persen yoy.
"Ke depan, kami masih optimistis Indonesia dapat mencapai tingkat pertumbuhan 5 persen pada tahun 2023 di tengah perlambatan global," tambahnya.
Namun, Teuku juga melihat sejumlah tantangan yang akan dihadapi ekonomi Indonesia mengingat situasi di berbagai negara maju yang menghadapi lonjakan inflasi dan kenaikan suku bunga yang agresif.
"Di tahun 2023 memang masih akan ada banyak tantangan, baik untuk perekomonian global dan perekomonian Indonesia. Beberapa tantangannya, adalah harga komoditas yang nampaknya akan relatif ternormalisasi di 2023, dan agresifnya sikap moneter bank sentral di seluruh dunia, serta inflasi yang tampaknya masih akan meningkat hingga akhir 2023," bebernya.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com