Kominfo: Indonesia Siap Gerakkan Ekonomi Dunia Lewat Presidensi G20

Indonesia memiliki peran dalam G20 karena dari skala ekonomi mampu memberikan dampak besar bagi perekonomian dunia.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 07 Nov 2022, 17:05 WIB
Ilustrasi Foreign Ministers Meeting atau FMM G20 (KTT Menlu G20) yang digelar di Nusa Dua, Bali 8 Juli 2022. (YouTube MOFA RI)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo Usman Kansong menyebut Indonesia siap menggerakkan perekonomian dunia dan berperan dalam mengatasi krisis multidimensional global lewat Presidensi G20 di Bali.

Usman Kansong menjelaskan Indonesia memiliki peran dalam G20 karena dari skala ekonomi mampu memberikan dampak besar bagi perekonomian dunia. Buktinya, Indonesia berhasil memunculkan gagasan pembuatan dana abadi.

"Indonesia berhasil mengajak G20 membuat dana abadi, yang mana digunakan untuk ancang-ancang semisalnya pandemi masih berlangsung," ujar Usman Kansong dalam keterangannya, Senin (7/11/2022).

Menurut Usman Kansong, perekonomian Indonesia sejatinya mampu menguasai sekitar 80 persen ekonomi dunia. Apalago, dengan pertemuan G20 ini, menurut Usman Kansong berhasil membuka dan memperluas lapangan pekerjaan.

"Sebagai tuan rumah, Indonesia sama sekali enggan jika pertemuan berskala Internasional tersebut nyatanya hanyalah merupakan ajang adu gagasan saja dengan konsep yang masih belum jelas," kata dia.

Maka dari itu, menurut dia, Indonesia terus mendorong negara-negara anggota G20 bisa menunjukkan hasil yang konkret demi perubahan dunia. Ia menambahkan produk domestik bruto (PDB) di Indonesia terus mengalami penambahan dan menunjukkan fundamental ekonomi bangsa.

"Dengan adanya data itu, secara otomatis mampu menggerakkan perekonomian dunia karena juga ada penambahan pada nilai pasar unit usaha barang dan jasa pada suatu negara," kata dia.

Usman Kansong juga menegaskan bahwa forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 bukan hanya membuat Indonesia berperan bagi perekonomian dunia saja. Melainkan, jika ada hal-hal lain seperti konflik global yang juga dampaknya mampu mempengaruhi ekonomi, pasti akan langsung diperhatikan.

“Walaupun G20 ini fokusnya terhadap perekonomian negara, namun jika terjadi dampak dari konflik global, akan tetap diperhatikan. Apalagi berdampak buruk bagi ekonomi,” jelasnya.

 


Undang Seluruh Pemimpin Dunia

Pada kesempatan lain, Presiden Joko Widodo alias Jokowi juga pernah menyatakan bahwa dirinya memang mengundang seluruh pemimpin ekonomi dunia dengan tujuan pemulihan global yang jauh lebih kuat.

“Saya mengundang seluruh pemimpin ekonomi dunia untuk berkontribusi pada Presidensi G20 untuk memastikan pemulihan global yang lebih kuat, yang lebih inklusif. Kerja sama tidak hanya antara pemerintah, not only G-to-G but also G-to-B, or even B-to-B,” ujarnya.

Sebagai informasi, Puncak penyelenggaraan acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 akan dilakukan pada tanggal 15 hingga 16 November 2022 mendatang. Indonesia sebagai tuan rumah sekaligus Presidensinya telah menyiapkan setidaknya tiga fokus utama kajian yang akan dibahas.

Pertama adalah mengenai promosi produktivitas, kemudian peningkatan ketahanan dan stabilitas, hingga upaya memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dengan cara yang inklusif.Sebagai wakil dari negara berkembang, Indonesia bahkan secara substansial benar-benar berkontribusi untuk memunculkan beragam solusi bagi krisis multidimensional dunia.


Berikan Dampak Positif

Tahun ini, Indonesia dinobatkan sebagai tuan rumah atau presidensi G20 2022 melalui serah terima dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada Oktober 2021 silam. Adanya presidensi G20 ini, dinilai akan memberikan dampak yang baik bagi banyak sektor, terlebih pada sektor ekonomi yang akan memperkuat kepemimpinan Indonesia di mata dunia.

Merujuk dari laman Kemenkeu, presidensi G20 akan memberikan dampak positif bagi Indonesia terkhusus bagi sektor ekonomi. Hal ini dibenarkan oleh Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB), Nunung Nuryartono.

Dirinya menilai, G20 yang telah dilaksanakan kurang lebih setahun ini, banyak memberikan manfaat bagi Indonesia. Nunung Nuryartono menerangkan, pertama, dapat dilihat banyaknya side event tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang dilakukan selama adanya presidensi G20, tidak hanya menuju puncak G20 di November nanti.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB ini menerangkan, akan lebih baik lagi jika kita sebagai stakeholder dapat menjadikan ajang G20 sebagai wadah untuk mempromosikan Indonesia, baik berupa produk, tempat, dan budaya. Nunung mengatakan, keuntungan dari presidensi G20 sangat dapat dirasakan bagi sektor ekonomi, terlebih dirinya merupakan salah satu dari bagian rangkaian acara G20.

“Jadi, sebelum adanya acara puncak G20, terdapat acara sebelumnya yang dirangkai untuk mempertemukan Indonesia dengan delegasi negara lain guna mempererat hubungan antar negara, hal tersebut menjadi momen yang tidak boleh dilewatkan untuk optimasi memberikan manfaat kepada negara kita,” KATA Nunung Nuryartono.

 


Ancaman Resesi Ekonomi

Selanjutnya, Nunung Nuryartono menambahkan dalam konteks situasi genting sekarang yang tengah dirasakan seluruh lapisan masyarakat, yakni meskipun dampak dari pandemi Covid-19 sudah mulai mereda, namun konflik resesi ekonomi yang kian datang mengancam perekonomian di seluruh negara.

“Dalam hal ini, Indonesia berkesempatan untuk ikut serta dalam memberikan solusi jitu bagaimana cara menuntunkan tensi konflik dunia agar dapat diturunkan, atau tentang bagaimana kita bisa melihat dunia yang sudah mengalami resensi ini diperlukan kerjasama dan saling menguatkan antar negara yang membutuhkan komitmen besar,” terangnya.

Lebih lanjut, Nunung Nuryartono berharap adanya KTT G20 ini agar Indonesia dapat mengambil peran yang lebih besar untuk berkomitmen bersama dalam meradakan ketegangan yang terjadi di dunia, terlebih dengan posisi strategis dan geografis yang Indonesia miliki. Hal tersebut seharusnya memberikan peran yang manfaat bagi Indonesia.

“Yang perlu dicatat, momen G20 ini bukan hanya menjadi pertemuan rutin, namun terdapat hal yang seyogyanya untuk dibahas dan menyelesaikan apa yang menjadi bahan diskusi dan memunculkan setidaknya satu pemahaman bersama,” terang Nunung Nuryartono," tutup Nunung Nuryartono.

Infografis Presidensi G20 dari Tahun ke Tahun. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya