Liputan6.com, Jakarta Seringkali kita dengar bahwa penyakit batuk dan pilek ini penyakit musiman, sebab suka datang dan terjadi secara tiba-tiba baik di kalangan anak-anak maupun orang dewasa. Penyakit yang disebabkan oleh virus ini masuk kategori penularan cepat sebab dapat menular lewat udara juga kontak dekat.
Baca Juga
Advertisement
Itulah yang menyebabkan ada istilah 'musim batuk dan pilek', karena biasanya di suatu masa banyak orang yang terkena batuk dan pilek tersebut. Namun bukan tanpa alasan, rupanya penyakit batuk pilek yang kerap dialami orang tersebut ada alasannya.
Salah seorang dokter spesialis pulmonologist yakni penyakit yang melibatkan saluran pernapasan, dr Jaka pradipta SpP, dalam unggahan story di akun instagram pribadinya @jakapradiptaa, membagikan alasan mengapa belakangan ini banyak orang yang sedang mengalami batuk dan pilek. Berikut ulasannya:
1. Musim pancaroba
Dokter yang bekerja di rumah sakit Dharmais, RS Siloam Asri dan juga RS Mayapada Kuningan, itu mengatakan bahwa saat ini kita memasuki musim pancaroba yakni pergantian dari musim kemarau ke musim hujan, biasanya udara dingin ini akan menyebabkan aktivitas virus jadi meningkat khususnya virus influenza atau jenis virus yang menyebabkan batuk pilek.
2. Mukosa hidung menjadi kering
Dr Jaka juga menjelaskan jika udara dingin membuat mukosa (lapisan dalam) saluran pernafasan kita menjadi lebih kering sehingga virus menjadi lebih mudah masuk ke dalam membran saluran pernapasan kita.
3. Penurunan imunitas
Dokter juga menjelaskan bahwa perubahan cuaca yang sangat ekstrem dapat membuat peningkatan kadar kortisol (hormon steroid) dalam tubuh kita sehingga menyebabkan penurunan imunitas atau penurunan daya tahan tubuh.
4. Tingginya risiko penularan
Dokter mengatakan bahwa sekarang ini banyaknya orang yang sakit secara bersama-sama khususnya infeksi virus, akan bisa meningkatkan risiko penularan terkhusus di ruangan tertutup seperti rumah, sekolah maupun kantor.
5. Alergi menjadi kambuh
Dokter mengatakan bahwa perubahan cuaca yang menjadi dingin akan menyebabkan seseorang yang memiliki riwayat alergi seperti asma menjadi kambuh sehingga akan muncul gejala batuk pilek.
6. Meningkatnya penyebaran covid XBB
Adanya peningkatan kasus covid XBB sehingga dokter menyarankan jika Anda mengalami batuk pilek untuk melakukan swab PCR atau Antigen untuk memastikan apakah Anda mengalami batuk pilek biasa atau justru terinfeksi covid-19.
Advertisement
Kasus COVID-19 Melonjak Sepekan Terakhir, Gegara Subvarian XBB?
Sebelumnya, kasus Covid-19 mengalami lonjakan dalam sepekan terakhir. Pada 2 November kemarin, penambahan kasus positif di hari itu mencapai 4.873. Penambahan ini nyaris bersamaan dengan munculnya subvarian XBB di Indonesia. Sehingga, subvarian dari Omicron ini pun dikait-kaitkan dengan lonjakan tersebut.
Terkait hal ini, Ketua Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan mengatakan bahwa kenaikan kasus saat ini tidak bisa dikatakan karena XBB.
“Kita tidak bisa mengatakan bahwa kenaikan kasus saat ini adalah karena XBB karena jumlah XBB yang baru ditemukan dan dilaporkan masih sedikit, di bawah 20 kasus,” kata Erlina dalam konferensi pers daring, Kamis (3/11/2022).
“Tapi kita kan tidak tahu, banyak sekali orang yang batuk, pilek, demam enggak memeriksakan diri hanya isolasi mandiri saja. Kalau melakukan antigen pun tidak diteruskan dengan PCR sehingga kita tidak tahu apakah variannya XBB, BA.4, atau BA.5, kita enggak tahu,” tambahnya.
Gejala Covid Varian XBB
Saat ini tidak ada data yang menunjukkan bahwa varian XBB menyebabkan gejala yang berbeda dari jenis SARS-CoV-2 sebelumnya, atau memicu pada gejala tertentu dalam kasus rata-rata.
Cara paling akurat untuk mengetahui apakah Anda mengalami infeksi varian XBB adalah dengan melakukan tes. Karena tidak ada dua kasus COVID-19 yang memicu jenis gejala yang sama dengan tingkat keparahan yang sama, kasus saat ini yang mungkin dipicu oleh XBB dan subvarian Omikron lainnya dapat menyebabkan kombinasi gejala COVID-19 yang diketahui.
Jika saat ini Anda mengalami dua atau lebih gejala berikut secara bersamaan terutama jika terasa parah, Anda harus mencari tes COVID-19 secepatnya. Melansir laman goodhousekeeping, Senin, (7/11/22) di bawah ini adalah gejala umum COVID-19 yang terkait dengan banyak subvarian Omicron yang saat ini beredar:
- Demam dan badan menggigil,
- Kelelahan kronis dan nyeri tubuh yang meluas,
- Sakit kepala berat,
- Batuk, sakit tenggorokan,
- Sesak napas atau kesulitan bernapas termasuk pilek,
- Hilangnya rasa atau bau,
- Mual atau muntah Diare.
Advertisement