Pendiri Snack Mi Instan Mamee Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Pendiri brand snack mi instan kering Mamee, Pang Chin Hin, mendirikan usahanya sejak 51 tahun lalu.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 07 Nov 2022, 18:01 WIB
Pang Chin Hin, pendiri brand Mamee yang memproduksi snack kering. (dok. Instagram @pierrepang/https://www.instagram.com/p/CkkAjE3Joj4/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri Mamee, Pang Chin Hin, meninggalkan dunia pada usia 96 tahun. Kepala Eksekutif Grup Mamee-Double Decker itu mengembuskan napas terakhirnya pada Sabtu, 5 November 2022, pukul 06.03, waktu setempat, seperti dilaporkan media Malaysia, Sin Chew Daily.

Dikutip dari mustsharenews.com, Senin (7/11/2022), lelaki bergelar Datuk itu meninggalkan tiga anak lelaki dan tiga anak perempuan dari mendiang istrinya. Masing-masing dari mereka telah berkeluarga dan memiliki cucu. Selama hidupnya, ia bisa bertemu dengan para cucu, cicit, dan cicit cucunya. Total lima generasi tinggal seatap hingga ia meninggal.

Pang mendirikan perusahaan yang memproduksi beragam makanan ringan, termasuk mi instan kering, 51 tahun lalu, yakni pada 1971. Pria Malaysia itu awalnya beraktivitas jual beli mobil bekas sebelum memutuskan mendirikan pabrik kecil yang memproduksi mi instan di Malaka.

Pada 1972, pabrik itu meluncurkan produk pertama mereka yang dinamai Mi Instan Lucky. Namun, penjualannya tak sukses.

Pada 1974, putra Pang, Tee Chew, memiliki ide untuk menjual mi instan siap santap yang ditambahi bumbu. Inspirasinya datang setelah melihat pekerja kebun karet memakan mi instan yang belum dimasak langsung dari kemasan.

Mereka menamai kudapan itu sebagai Mamee Monster, dikenal sebagai Mamee. Produk itu menyebar hingga ke 80 negara, termasuk Indonesia. Menurut laman resmi perusahaan, nama Mamee merupakan plesetan dari Mummy alias ibu, seseorang yang memiliki koneksi terkuat dengan anak.

Sementara, Pang Tee Chaw mengikuti jejak Pang Chin Hin di industri makanan minuman. Ia menjadi CEO dan direktur perusahaan itu. 

 


Lebih dari 50 Brand

Kudapan mi instan kering Mamee. (dok. mamee.com)

Perusahaan terus berinovasi dengan mengembangkan beragam produk dan merek setelah berhasil mempopulerkan Mamee. Mereka bahkan mengubah nama perusahaan menjadi Mamee-Double Decker pada 1992, dan kini memproduksi lebih dari 50 brand kudapan.

Kebanyakan berada di bawah nama Double Decker, snack ringan. Perusahaan itu juga memproduksi keripik kentang beragam varian di bawah nama Mister Potato.

Berkat kerja keras mereka, Mamee-Double Decker itu memenangkan penghargaan Frost & Sullivan untuk Perusahaan Makanan Kemasan yang Berkembang dari Usaha Rumahan Terbaik, pada 2014. Mereka juga menyabet Putra Brand Award di kategori Makanan sebagai 10 mi instan terbaik di dunia.

Pang juga menyabet penghargaan khusus Putra Brand Personality Award yang diberikan oleh manajer dan pemilik merek, pada 2016. Itu capaian kesuksesan lain dari sebuah perusahaan. Pada tahun ini, perusahaan tersebut dinobatkan sebagai salah satu Perusahaan Terkelola Terbaik Malaysia oleh Deloitte. 

Kini, cucu Pang, Pierre Pang meneruskan usaha keluarga. Ia menjabat sebagai CEO Mamee-Double Decker, meneruskan jejak sang kakek.


50 Tahun Indomie

Indomie goreng masuk top 10 indomie terenak di dunia versi NY magazine. (Instagram/indomie)..

Dari dalam negeri, brand mi instan lokal yang mendunia, Indomie juga menginjak usia 50 tahun pada 2022. Brand mi instan yang diluncurkan sejak 1972 itu kini sudah memiliki 46 varian rasa yang diproduksi di dalam negeri.

"Kita berterima kasih karena bisa berinovasi sampai sekarang, ada 40an lebih flavor. Kalau (digabung) dengan internasional, sudah sampai 100an lebih," kata Axton Salim, Direktur PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, dalam jumpa pers 50 tahun Indomie di Jakarta, Jumat (4/11/2022).

Peta perjalanan brand mi instan yang kini sudah ada di lebih 100 negara itu ditampilkan dalam pameran bertajuk Indomie Nation di atrium Kota Kasablanka, pada 5--6 November 2022. Dengan itu, konsumen bisa mengetahui sejarah salah satu comfort food orang Indonesia tersebut.

Menurut Axton, salah satu kunci sukses Indomie adalah keberadaan dari warung makan indomie (warmindo) di berbagai tempat. Ia berterima kasih kepada para pengusaha warmindo karena mereka bisa memberikan pengalaman menyantap mi instan secara berbeda.


Pertahankan Kualitas

Jumpa pers peluncuran Kolaboramie di Jakarta Selatan, Jumat, 4 November 2022. (dok. Liputan6.com/Dinny Mutiah)

"Kita juga berterima kasih untuk teman-teman yang bawa Indomie kalau lagi traveling atau working overseas. Yang introduce flavor kita ke mancanegara. Dengan itu, orang luar negeri bisa experience our product," sambung dia.

Kunci sukses ketiga adalah bahwa Indomie terus berusaha terkait dengan konsumen yang lebih muda, sembari terus mengelola keinginan dari generasi-generasi sebelumnya, termasuk baby boomers, Gen Y, dan milenial. "Itu yang paling susah di semua brand untuk manage," ucap Axton.

Salah satu upaya untuk tetap relevan dilakukan dengan meluncurkan Kolaboramie, sebuah platform kolaborasi antara brand mi instan itu dengan sejumlah brand lokal. Vemry Veradi Junaidi, Marketing Manager Indomie, menyebut total ada 17 brand lokal yang bergabung dalam proyek untuk merayakan ulang tahun ke-50 mereka.

"Jadi, Kolaboramie ini enggak sembarang kolaborasi biasa. Ini kolaborasi dari inspirasi... Ada cerita dari setiap brand partner kita," ujarnya.

Pihak Indomie yang melakukan pendekatan ke brand bersangkutan setelah mempelajari latar belakang usaha mitra. Jika ditemukan nilai yang sama, yakni sama-sama ingin membantu mengharumkan nama Indonesia dan memperkuat kebanggaan Indonesia, mereka bisa berlanjut.

Infografis 10 Negara Terbanyak Konsumsi Mi Instan dan Perbandingan Harga. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya