Liputan6.com, Jakarta- Fenomena alam kerap dijadikan bahan hoaks, hal ini tentu dapat menimbulkan kekhawatiran bagi pihak yang mempercayainya.
Cek Fakta Liputan6.com pun telah menelusuri sejumlah informasi seputar fenomena alam, hasilnya sebagian terbukti hoaks.
Berikut kumpulan hoaks seputar fenomena alam.
Bocah Kritis Akibat Tersambar Petir Saat Main Handphone
Sebuah video yang diklaim seorang bocah mengalami kritis akibat tersambar petir saat bermain handphone beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 14 Oktober 2022.
Akun Facebook tersebut mengunggah artikel berjudul "Viral ! Bocah Sedang Bermain HP Saat Musim Hujan Disambar Petir?" dari situs marklcole.com.
Baca Juga
Advertisement
Pada artikel tersebut termuat juga foto wajah bocah yang disebut-sebut kritis akibat tersambar petir saat main handphone.
"Seorang anak sedang asyik bermain hp disaat hujan deras, disambar petir hingga kritis. Di dalam video itu seorang anak sedang kesakitan akibat tersambar petir.
Kedua tangan nya berdarah dan 1 tangan kirinya sudah rusak tidak ada telapak tangannya.
Kejadian ini merupakan suatu pembelajaran bagi kita semua agar tidak bermain HP saat hujan karena akan mendatangkan sinyal.
Sehingga petir bisa menyambar kepada orang yang sedang bermain HP baik di luar ataupun di dalam rumah sekalipun," tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah beberapa dibagikan dan mendapat respons dari warganet.
Benarkah dalam video itu seorang bocah kritis akibat tersambar petir saat main handphone? Simak hasil penelusurannya di sini.
Fenomena Air Laut di Pantai Bangka Surut Simulasi HAARP untuk Membuat Bencana
Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim fenomena air laut di Pantai Bangka surut adalah simulasi High Frequency Active Auroral Research Program (HAARP) untuk meciptakan. Informasi tersebut diunggah pada 13 Oktober 2022.
Unggahan klaim fenomena air laut di Pantai Bangka surut adalah simulasi HAARP untuk meciptakan berupa video yang menampilkan dataran pasir dan sedikit air. Sejumlah orang terlihat menyaksikan dataran pasir tersebut.
Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
"12-10-2022
Air laut pantai Sampur Bangka Belitung kering dan surut.
https://kabarbanten.pikiran-rakyat.com/.../viral...
apakah fenomena dari simulasi H A A R P hanya sekedar dibuat viral [membuat publik panik dan takut] atau uji coba H A A R P untuk "action required disaster"??
[seperti petunjuk di beberapa card game Iluminati untuk bencana di New World Order].
1 Tesalonika 5:6
Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.
1 Tesalonika 5:17
Tetaplah Berdoa"
Benarkah klaim fenomena air laut di Pantai Bangka surut simulasi HAARP untuk membuat bencana? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com di sini.
Advertisement
Video Padang Bulan Medan Turun Salju
Sebuah video yang diklaim kawasan Padang Bulan, Medan turun salju beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 25 Mei 2022.
Video berdurasi 30 detik itu memperlihatkan seorang pengendara merekam suasana jalan yang tertutup benda mirip salju. Si pengendara menyebut bahwa salju tengah turun di Padang Bulan, Medan, Sumatera Utara.
"Salju di Padang Bulan," ucap si pengendara.
Video tersebut kemudian dikaitkan dengan kabar bahwa salju turun di Padang Bulan, Medan, Sumatera Utara.
"Subananaallah kuasa allah yg terjdi di medan ini y loksh di Padang bulan ber tubi tubi bencna alan yg di beri kan banjir rob di semarang jawa tengah mari la kta ber do'a buat negara ini agar tdk ad lgi bencna alam ini wahai saudra ku sklian dan ber pikir fositif aj jngn yg aneh," tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan salah satu akun Facebook telah 52 ribu kali dibagikan dan mendapat 96 komentar warganet.
Setelah ditelusuri, video yang diklaim Padang Bulan, Medan, Sumatera Utara turun salju ternyata tidak benar. Faktanya, sebagian jalan di Padang Bulan bukan tertutup salju, melainkan busa.
Baca selengkapnya di tautan berikut ini.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement