Ucapan Ahok Soal 'Orang Pinter Ngomong Disuruh Kerja' Dianggap Multitafsir Pendukung Anies

Surya menilai pernyataan Ahok yang terkesan tendensius tidak mencerminkan gaya Ahok yang sebenarnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Nov 2022, 08:11 WIB
Reuni relawan Jokowi dihadiri beberapa tokoh diantaranya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Diaz Hendropriyono, Ade Armando dan Habib Kribo. (Foto:Liputan6/Delvira)

Liputan6.com, Jakarta Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok hadir dalam acara reuni relawan pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 di salah satu mall bilangan Jakarta Selatan, Minggu, 6 November 2022.

Saat silaturahmi tersebut, pembawa acara memantik jawaban Ahok soal sumur resapan.

"Kita tidak ngomong politik lah, kita enggak bicara yang ke arah politik, tapi kita bersyukur 5 tahun Tuhan izinkan kasih ke orang yang pintar ngomong untuk kerja. Iya itu kita syukuri, kita bersyukur," kata Ahok saat itu.

Tidak hanya soal itu, Ahok juga memantik perhatian saat mengatakan 'orang pintar ngomong dikira hebat'. Dalam konteks ini, Ahok tidak memang menyebut nama siapa pun dalam tendensi ke arah politik.

Meski begitu, Surya Tjandra, seorang rekan dekat Ahok yang kini secara terbuka dikenal sudah mendukung kontestasi Anies Baswedan sebagai calon presiden, mengaku pernyataan tersebut bukanlah gaya khas Ahok yang dikenalnya dulu.

“Itu bukan Ahok seperti yang saya kenal dulu. Ahok itu orang yang lugas, jujur dan apa adanya. Orang yang lebih memberikan perspektif, bukan prasangka. Dan kalimat-kalimat yang bernuansa insinuasi itu bukan khas dia” kata mantan Wakil Menteri ATR/ BPN ini seperti dikutip Selasa (8/11/2022).

Walau sudah mendukung Anies, Eks kader PSI ini tetap menghormati sosok Ahok sebagai orang yang tulus mencintai warga Jakarta. Sehingga, dia berharap pernyataan demi pernyataan tersebut bukanlah sesuatu yang diniatkan untuk menimbulkan kegaduhan publik.

"Hingga saat ini saya masih kagum kepada Ahok. Dia tokoh yang benar-benar mencintai warga Jakarta, sehingga saya berprasangka baik saja bahwa itu tidak diniatkan sebagai sesuatu yang politis dan menimbulkan polemik atau kegaduhan politik ke depannya,” ungkap pria yang kini berprofesi sebagai pengacara pro bono ini.

 


Menilai Harus Berdasar Fakta

Gubernur DKI Basuki T Purnama atau Ahok saat bertemu Anies Baswedan di Balai Kota DKI. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Terlepas dari hal itu, Surya menambahkan, kinerja gubernur DKI harus berdasarkan data dan fakta. Salah satunya, soal statistik yang didapatkan dari jajak pendapat publik melalui lembaga survei.

Surya menyebut, dua lembaga survei yang diyakininya kredibel yakni Populi Center dan Lembaga Survei Indonesia baru saja membuat jajak pendapat tentang tingkat kepuasan publik DKI Jakarta. Hasilnya, Gubernur Anies Baswedan mendapat skor tinggi.

"Jika membicarakan prestasi kepala daerah, kan salah satu indikatornya adalah tingkat kepuasan publik. Gubernur terakhir Pak Anies yang mencapai kisaran di atas 80 persen. Jadi itu saja menurut saya”, akademisi hukum Universitas Atmajaya Jakarta ini menutup.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya