Liputan6.com, Jakarta Bursa efek Indonesia (BEI) kedatangan enam emiten baru hari ini, Selasa 8 November 2022. Keenam emiten baru itu antara lain; PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk (PRAY), PT Jayamas Medica Industri Tbk (OMED), PT Global Digital Niaga Tbk (BELI).
Kemudian PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK), PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT), dan PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR).
Advertisement
Direktur BEI, Sunandar menerangkan, enam emiten itu resmi menjadi perusahaan tercatat masing-masing ke-45, 46, 47, 48, 49 dan 50 di BEI pada 2022.
Dia mengatakan jika pencapaian perusahaan hingga titik ini merupakan bagian dari kerja keras manajemen dan karyawan perushaana yang sangat, sehingga Bursa turut memberikan apresiasi.
“Langkah ini sekaligus menjadi langkah awal untuk jadi lebih bessar lagi. Bursa berharap, sebagian perusahaan tercatat dapat merealisasikan prosit yang telah dihimpun. Menjadi semakin maju, transparan sdan akuntabel atas operasional perusahaan,” kata dia dalam Seremoni Pencatatan Perdana Saham PRAY, OMED, BELI, BSBK, CBUT & MKTR, Selasa (8/11/2022).
Lebih lanjut, Sunandar mengatakan Bursa akan dukung perusahaan tercatat untuk mencapai kinerja terbaiknya sehingga dapat memberikan kontribusi yang optimal pada stakeholder.
Wulandari Bangun Laksana Kelebihan Permintaan 25,37 Kali
PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK) melaksanakan pencatatan perdana saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Selasa 8 November 2022.
BSBK merupakan perusahaan yang bergerak di sektor properti & real estate pemilik Balikpapan Super Block, yang dikembangkan dengan konsep kawasan terpadu “One Stop Living” dengan luas sekitar 14 hektar.
Perseroan telah mendapatkan izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 31 Oktober 2022. Selama masa penawaran umum perdana saham pada tanggal 2–4 November 2022, saham Wulandari Bangun Laksana mendapatkan minat yang cukup positif dari para investor dan seluruh saham yang ditawarkan dapat terserap dengan baik.
“Bahkan mengalami kelebihan permintaan (oversubscribe) sebesar 25,37 kali dari nilai penjatahan terpusat,” ungkap Direktur Utama PT Wulandari Bangun Laksana Tbk, Christopher Sumasto Tjia, dalam keterangan yang diterima, Selasa (8/11/2022).
Perseroan melepas sebanyak 2.750.000.000 saham melalui penawaran umum perdana (initial public offering/IPO). Harga penawaran sebesar Rp 100 per saham. PT Artha Sekuritas Indonesia bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam IPO ini.
Target dana yang diperoleh dari hasil IPO ini sebesar Rp 275 miliar. Setelah dikurangi dengan biaya IPO, rencananya akan digunakan sekitar sebesar Rp 100 miliar untuk pembelian tanah seluas sekitar 1,2 hektar di wilayah kota Balikpapan dan sekitarnya.
Pembelian tanah akan meningkatkan jumlah land bank yang telah dimiliki perseroan saat ini sehingga dapat mendukung rencana ekspansi Perseroan di masa yang akan datang untuk menangkap peluang bisnis dari pengembangan Ibukota Negara (IKN). Sedangkan sisanya akan digunakan untuk operasional dan modal kerja perseroan.
“Dengan diperolehnya dana dari hasil Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan, persediaan tanah yang dimiliki oleh perseroan akan meningkat, dan sebagai salah satu sumber pendanaan dalam pengembangan Balikpapan Super Block Perseroan,” kata Christopher.
Pengembangan tersebut, sambung dia, akan menopang penjualan Perseroan kedepannya yang pada akhirnya akan meningkatkan laba Perseroan di masa yang akan datang. Selain itu dengan diperolehnya dana hasil IPO, Perseroan akan memiliki struktur permodalan yang semakin sehat.
Advertisement