Liputan6.com, Jakarta - DPP Partai NasDem mengungkapkan, rencana deklarasi Koalisi Perubahan batal dilaksanakan pada 10 November 2022 mendatang, dikarenakan Partai Demokrat dan PKS yang tergabung dalam Koalisi Perubahan memiliki agenda partai masing-masing.
Terkait hal itu, Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengatakan, partainya tidak ingin terburu-buru dalam mengambil sikap. Karena, hal itu akan menjadi kurang bagus jika dilakukan dengan cara tergesah-gesah.
Advertisement
"Kalau di Demokrat itu kan selalu kita sampaikan ya enggak usah buru-buru lah, komunikasi itu kan penting setiap saat, setiap waktu, dan itu keniscayaan politik. Tapi untuk buru-buru juga kan kurang bagus. Ayolah kita lihat sama-sama perkembangannya," kata Hinca kepada wartawan di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (8/11/2022).
"Ayolah kita lihat sama-sama perkembangannya, lagi-lagi masih jauh. Masih panjang dan karena itu biarkan komunikasi berjalan, tim-tim kecil berjalan. Soal waktu soal yang lain-lain biarkan itu mengalir apa adanya," sambungnya.
Ia mengaku, bakal ada waktunya untuk melakukan deklarasi. Karena, memang pihaknya tak mau terburu-buru meski ada yang ingin cepat untuk melakukan deklarasi.
"Meskipun selalu presiden bilang cepet-cepet ayo dong deklarasi-deklarasi, tapi juga bilang ojo kesusu. Ya jadi caranya dinamika politik aja komunikasi antar partai biasa. Kami juga diparlemen juga bicara, nanti ada waktunya saat janur kuning naik toh," ujarnya.
Lalu, saat ditanyakan kembali 10 November 2022 nanti terlalu cepat untuk melakukan deklarasi. Ia pun malah membagikan pengalamannya saat menjadi Sekjen era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Gini saya ini punya pengalaman sebagai Sekjen Demokrat mendampingi Pak SBY toh kami juga punya pengalaman semua partai, ujungnya adalah pada saat-saat nanti mendekati momentnya. Dan sekarang kita anggap dinamika politik komunikasi sana sini warna warni demokrasi nah itu biasa-biasa saja. Yang pasti 10 November hari pahlawan," ucapnya.
Masih Jalin Komunikasi
Selain itu, saat disinggung Partai Nasional Demokrat (NasDem) membuka opsi untuk tidak deklarasi koalisi bersamaan. Menurutnya, hingga saat ini Demokrat masih melakukan komunikasi.
"Ya sudah biarin saja, dari Demokrat juga saya sampaikan kami berkomuniaksi dan terus bekerja. Saya kira semua partai akan konsolidasi dengan serius mempersiapkan pesta demokrasi, masih panjang," ungkapnya.
Saat ditanyakan kembali apakah akan melakukan deklarasi pada akhir tahun 2022 mendatang. Dirinya mengaku belum memastikan hal tersebut.
"Bisa akhir tahun, bisa kapan saja kan. Yang penting gini, kalau anda ingin melamar harus bener dulu semua. Kondisi sudah oke, ini hari ini anggap aja dulu bagaimana bercakap-cakap," jelasnya.
Advertisement
Deklarasi di Menit-menit Akhir
Menurutnya, deklarasi pada menit-menit akhir lebih nikmat dilakukannya. Hal ini ia analogikan seperti dalam sebuah pertandingan sepak bola.
"Kita ini dianggap besok pagi sudah mau kiamat, enggak lah masih panjang. Semua masih bisa terjadi. Kalau kita main bola, sehebat hebat cetak gol di babak awal, lebih sedap mencetak di babak akhir," tutupnya.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya mengungkapkan rencana deklarasi Koalisi Perubahan pada 10 November nanti batal dilaksanakan. Hal tersebut, karena Partai Demokrat dan PKS yang tergabung dalam Koalisi Perubahan memiliki agenda partai masing-masing.
"Bisa dipastikan 10 November tidak jadi deklarasi bersama. Karena memang satu, PKS akan rapat Majelis Syuroh itu akhir tahun Desember, kedua, Mas AHY dan kawan-kawan baru pulang sekitar tanggal 10 November itu. Ya kita tunggulah ya, tentu kita harus menghormati mekanisme partai, bagaimana masing-masing partai," kata Willy, kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin 7 November 2022.
Reporter: Nur Habibie
Sumber: Merdeka.com