Liputan6.com, Jakarta - Ini adalah situasi yang orang tua ketahui dengan sangat baik. Meskipun seorang bayi tampak sangat tenang, ada kemungkinan besar mereka akan mulai rewel saat Anda duduk di kursi.
Dalam kondisi ini mereka ingin tetap digendong dalam posisi berdiri atau dibawa berjalan. Namun, situasinya Anda sangat lelah dan butuh duduk.
Advertisement
Jika Anda pernah menghabiskan malam mondar-mandir tanpa henti dengan bayi dalam pelukan dan hanya satu hal dalam pikiran yang terlintas: "Mengapa anak saya tidak mengizinkan saya duduk?
Seperti yang dijelaskan oleh Fatherly, fenomena yang agak menjengkelkan itu bisa jadi berasal dari evolusi, demikian dikutip dari laman Mentalfloss.com, Senin (8/11/2022).
Bayangkan Anda menerobos hutan dengan predator haus darah dalam pengejaran; peluang Anda untuk bertahan hidup lebih tinggi jika anak menempel di dada Anda.
Selama jutaan tahun, spesies kita mungkin telah berevolusi secara otomatis tetap diam ketika orang tua kita sedang bergerak, dan kembali ke keadaan kegelisahan setelah gerakan itu berhenti.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Current Biology edisi 2013, para peneliti melacak detak jantung 12 bayi dalam tiga situasi berbeda.
Pertama, saat ibu mereka menggendongnya; sementara ibu mereka duduk bersama mereka; dan saat mereka berbaring di tempat tidur bayi. Selain terlihat menenangkan saat digendong, detak jantung bayi juga terasa lebih rendah.
"Data ini menunjukkan bahwa bayi lebih rileks selama digendung daripada tidak," tulis para peneliti.
Respons Fisiologis
Respons fisiologis bawaan untuk digendong tidak spesifik untuk bayi manusia, tetapi juga mamalia lain, termasuk kucing, tikus, dan singa.
Dalam studi yang sama, para peneliti mengamati bahwa anak tikus "mempertahankan postur tubuh yang tidak bergerak " saat induk memegangi tengkuk mereka.
Tentu saja, kita tidak dapat secara pasti menyimpulkan dari satu penelitian kecil bahwa bayi manusia, tanpa disadari, berusaha membantu kita bertahan hidup dengan menenangkan diri setiap kali kita berjalan-jalan.
Advertisement
Rumah Sakit di Senegal Kebakaran Tewaskan 11 Bayi Baru Lahir
Sementara itu, 11 bayi yang baru lahir tewas dalam kebakaran di unit bersalin sebuah rumah sakit di kota barat Tivaouane di Senegal. Kebakaran itu disebabkan oleh arus pendek, kata Wali Kota Demba Diop Sy.
Dilansir dari laman BBC, tiga bayi berhasil diselamatkan, tambahnya. Menteri Kesehatan Senegal Abdoulaye Diouf Sarr sejak itu dipecat.
Tragedi itu telah memicu gelombang kesedihan dan kemarahan di seluruh Senegal atas keadaan rusaknya beberapa fasilitas perawatan kesehatan negara itu.
Keluarga bergegas ke Rumah Sakit Mame Abdou Aziz Sy Dabakh untuk mencari tahu apakah bayi mereka selamat.
Beberapa terlihat duduk di luar sambil menangis dengan kepala bertumpu di tangan, diliputi oleh berita bahwa bayi mereka termasuk di antara yang meninggal.
"Kami hancur," kata seorang pemuda, yang hanya menyebut namanya sebagai Abdou, kepada BBC.
"Adik ipar saya melahirkan bulan lalu tapi kemudian dia meninggal. Bayi itu lahir di kehamilan tujuh bulan, jadi dia harus dirawat dan sekarang dia menjadi salah satu korban kebakaran ini," katanya.
Moustapha Cissé mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa keponakannya yang berusia tiga minggu, Mohamed, termasuk di antara yang tewas.
Ibunya Ramata Gueye juga meninggal setelah melahirkan. Dia dan suaminya, El Hadj Gueye, telah berusaha untuk memiliki bayi selama tujuh tahun dan Mohamed adalah anak tunggal mereka.
"Sungguh memilukan melihat dia kehilangan istri dan sekarang anaknya," kata Cisse.
"Aku bahkan tidak bisa menatap matanya."
"Apakah ini rencana Tuhan atau hanya rumah sakit Senegal yang gagal? Kita perlu mengajukan pertanyaan ini kepada pemerintah," tambah Cisse.
Rumah Sakit Baru Diresmikan
Rumah sakit itu baru saja diresmikan, menurut AFP, mengutip laporan media lokal. Presiden Macky Sall telah mengumumkan tiga hari berkabung nasional.
"Kepada ibu dan keluarga mereka, saya menyampaikan simpati saya yang terdalam," tulisnya dalam tweet.
"Saya mendengar berita kebakaran tadi malam, tetapi saya tidak memberi tahu putri saya. Saya menunggu sampai pagi untuk memberi tahu dia," kata Ndeye Absa Gueye, yang kemudian mengetahui cucunya termasuk di antara yang tewas.
"Ini menyakitkan seluruh Senegal," kata penduduk Tivaouane Ousmane Kane kepada Reuters.
Sebelum pemecatannya, Menteri Kesehatan Sarr mengatakan: "Situasi ini sangat disayangkan dan sangat menyakitkan."
Dia menghadiri pertemuan Organisasi Kesehatan Dunia di Jenewa pada saat itu, di mana dia mengatakan penyelidikan sedang berlangsung dan dia akan mempersingkat perjalanannya untuk segera kembali ke Senegal.
Advertisement