DPR Belum Terima Surpres Calon Panglima TNI Pengganti Andika Perkasa

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco mengaku belum ada surat presiden (surpres) tentang nama calon Panglima TNI pengganti Jenderal TNI Andika Perkasa.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 08 Nov 2022, 17:07 WIB
Wakil Ketua DPR RI Kordinator Bidang Ekonomi dan Keuangan (Korekku) Sufmi Dasco Ahmad. (Foto: Ist/nvl)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco mengaku belum ada surat presiden (surpres) tentang nama calon Panglima TNI pengganti Jenderal TNI Andika Perkasa. Andika akan mengakhiri masa jabatannya dan memasuki masa pensiun menjelang akhir tahun ini.

"Sampai saat ini Surpres Panglima TNI belum kami terima. Nanti akan di-update ke media kalau sudah ada," kata Dasco di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (8/11/2022).

Sementara itu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku sudah mengantongi nama calon Panglima TNI pengganti Andika.

"Sudah semua di kantong memang harus dari kepala staf nanti segera dipilih," kata Jokowi saat ditemui awak media usai menghadiri HUT Perindo di Jakarta, Senin 7 November 2022.

Aturan mengenai pengangkatan calon Panglima TNI tertuang dalam UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, tepatnya pada pasal 13, yaitu Panglima akan diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas persetujuan DPR. Pergantian masa tugas tersebut dilakukan berdasarkan kepentingan organisasi TNI.

Posisi Panglima TNI dapat dijabat secara bergantian oleh perwira tinggi aktif dari tiap angkatan yang sedang atau pernah menjabat Kepala Staf Angkatan. Nama calon Panglima TNI adalah hak dan usulan prerogatif dari Presiden.

Sebelum dijabat Andika Perkasa dari matra darat, Panglima TNI diemban oleh Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dari matra udara. Dua sosok pendahulu Hadi diketahui juga berasal dari matra darat yakni Jenderal TNI Moeldoko dan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Sepanjang kepemimpinan Jokowi sebagai kepala negara, matra laut belum pernah diamanahkan untuk memegang tongkat komando Panglima TNI.

 


Soal Calon Panglima TNI, Andika Perkasa: Presiden Tak Pernah Tentukan Jauh-Jauh Hari

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa saat mengikuti rapat dengan Komite I DPD di Nusantara VI, Kompleks Parlemen MPR/DPR-DPD, Senayan, Jakarta, Selasa (8/2/2022). Rapat kerja ini membahas mengenai Pelaksanaan UU Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengaku belum mengetahui siapa sosok calon Panglima TNI yang akan menggantikan dirinya. Menurut dia, Presiden Joko Widodo atau Jokowi biasanya menentukan calon Panglima TNI dalam waktu mendadak.

"Sejauh pengalaman saya, presiden itu enggak pernah jauh-jauh hari ngomong, enggak pernah. Beliau pasti mendadak," kata Andika kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (5/10/2022).

Adapun masa jabatan Andika sebagai Panglima TNI akan habis pada bulan terakhir tahun ini karena memasuki usia pensiun. Andika sendiri tak mau menanggapi soal wacana perpanjangan masa jabatannya.

"Waduh, saya enggak tau. Itu bukan kewenangan saya," ujarnya.

Andika menegaskan hanya menjalankan tugas yang diberikan kepadanya. Dia pun siap melakukan apapun yang diperintahkan Presiden Jokowi.

"Ya, apapun perintah saya laksanakan," ucap Andika.

Sebagai informasi, Andika Perkasa dilantik Presiden Jokowi menjadi Panglima TNI pada 17 November 2021, sesuai dengan Surat Keputusan Presiden Nomor 106/TNI 2021. Andika saat itu menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto.

Menurut Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, usia pensiun prajurit paling tinggi ialah 58 tahun bagi perwira dan 53 tahun bagi bintara dan tamtama.

Andika lahir pada 21 Desember 1964 atau 57 tahun lalu, dan pada 21 Desember 2022 dia akan berusia 58 tahun atau memasuki pensiun.


Gelar Pasukan dan Peralatan, Kapolri dan Panglima TNI Ingin KTT G20 Berjalan Sukses

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bersama Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa memimpin apel gelar pasukan Operasi Puri Agung 2022 untuk pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November mendatang. (Ist)

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bersama Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa memimpin apel gelar pasukan Operasi Puri Agung 2022 dalam rangka pengamanan puncak forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November mendatang.

Dalam amanatnya, Kapolri menyampaikan gelar pasukan ini adalah bentuk kesiapan TNI-Polri dalam mendukung pengamanan pelaksanaan KTT G20.

"Kita laksanakan pengecekan langsung berbagai macam peralatan yang kita miliki sehingga masing-masing tentunya memiliki kesiapan terkait dengan pelaksanaan tugasnya, mulai dari kondisi normal sampai dengan kondisi kontijensi, mulai dari pengamanan rolakir sampai apabila ada permasalahan baik unjuk rasa, ada ancaman bom dan juga bagaimana kita melakukan evakuasi serta kesiapan sarana dan prasarana lainnya apabila diperlukan," kata Kapolri di Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, Senin (7/11/2022).

Mantan Kabareskrim Polri ini menuturkan, Polri akan melaksanakan pengamanan mulai dari awal saat masuk lewat bandara atau pelabuhan. Pihaknya sudah menyiapkan personel khusus yang dilengkapi teknologi CCTV hingga face recognition, dimana hal tersebut bisa memonitor data orang-orang yang dalam tanda kutip mendapatkan pengawasan, baik dari luar negeri maupun dalam negeri.

"Tentunya kita sudah mengklasifikasi target-target tersebut masuk dalam kelompok ancaman apa. Mulai potensi unras sampai melakukan serangan-serangan yang bersifat teroris," katanya.

Dengan koordinasi pengamanan ini, Kapolri menegaskan yang paling utama adalah jangan sampai ada peristiwa di ring 3 yang dapat mengganggu di ring 2 dan ring 1.

"Ini menjadi satu kesatuan pengamanan yang harus kita laksanakan bersama-sama," katanya.

Apel gelar pasukan ini, kata Sigit, adalah bagian proses pengamanan yang dilaksanakan bersama-sama dimana Panglima TNI sebagai ketua pengamanan KTT G20. Polri, lanjut mantan Kapolda Banten ini siap mendukung agar pengamanan KTT G20 bisa berjalan dengan aman, lancar, dan baik serta membawa harum nama bangsa Indonesia di kancah dunia.

 


Panglima TNI Terjunkan 18.030 Personel Gabungan Amankan KTT G20 di Bali

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa saat mengikuti rapat dengan Komite I DPD di Nusantara VI, Kompleks Parlemen MPR/DPR-DPD, Senayan, Jakarta, Selasa (8/2/2022). Rapat kerja ini membahas mengenai Pelaksanaan UU Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menyebut secara total akan menerjunkan 18.030 personel gabungan untuk amankan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15 hingga 16 November 2022.

Andika menyebut, untuk TNI sendiri akan diterjunkan sekitar 14.300 prajurit.

"Secara umum, personel yang kami siapkan, sesuai tugas kami sebagai pengamanan VVIP. Maka kami siapkan total itu sekitar 18.030 personel," ujar Andika dalam jumpa pers virtual, Kamis (20/10/2022).

Andika menyebut, pihaknya juga akan menyiapkan satuan tugas khusus pengamanan VVIP yang akan melekat kepada setiap kepala negara peserta KTT G20.

Menurut Andika, dia mendengar ada sekitar 30 kepala negara yang akan hadir. Meski demikian, dia sudah menyiapkan pengamanan untuk 42 kepala negara.

"Ini untuk menjaga segala kemungkinan. Apabila semuanya hadir, maka kami siap, karena persiapan itu tidak bisa mendadak. Jadi, kami sudah menyiapkan paket pengamanan untuk 42 kepala negara atau setingkat kepala negara," kata Panglima TNI ini. 

Infografis Deretan Bintang Tiga Calon KSAD Pengganti Andika Perkasa. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya