Liputan6.com, Jakarta - AS tengah menggelar midterm election atau pemilu paruh waktu juga pemilu sela. Pertarungan paling sengit diperkirakan akan berlangsung di negara bagian Arizona, Nevada, Georgia dan Pennsylvania, di mana selisih suara tokoh-tokoh yang memperebutkan kursi di DPR dan Senat akan sangat tipis.
Di tengah gelaran tersebut, nama-nama sejumlah presiden AS pun mengemuka. Menyoroti siapa yang paling cerdas.
Advertisement
Mengutip VOA Indonesia, Rabu (9/11/2022), Donald Trump sering membuat rujukan sebagai sosok yang memiliki kecerdasan paling unggul dan pernah menyebut dirinya sebagai “orang genius yang sangat stabil.”
Kendati demikian, Donald Trump disebutkan menolak untuk merilis transkrip sekolahnya, tetapi sejarawan kepresidenan Barbara Perry memiliki pandangan tentang kekuatan otak mantan presiden itu.
"Saya kira ia adalah presiden yang paling licik, dan saya pikir ada sejumlah kecerdasan yang diperlukan untuk itu,” tutur Perry, Direktur Studi Kepresidenan di Miller Center, Universitas Virginia.
"Bagi sebagian presiden, mereka menutupi kekurangan kecerdasan asli dan kebenaran berpikir dengan kepintaran. Dia (Trump) jelas tahu bagaimana menyenangkan banyak orang, jadi saya tidak akan menghilangkan itu dari padanya," tambahnya.
Pada tahun 2006, psikolog Dean Simonton mulai mengukur kecerdasan presiden Amerika dengan memperkirakan tingkat IQ mereka. Kecemerlangan intelektual dan keterbukaan atas pengalaman yang dimiliki adalah sebagian faktor yang digunakan Simonton untuk mendapatkan gagasan tentang presiden mana yang benar-benar genius.
Patokan Nilai IQ, John Quincy Adams yang Tercerdas
Meskipun John Quincy Adams, yang lulusan Harvard, memiliki IQ 175, Simonton mengatakan panglima tertinggi ketiga Amerika, Thomas Jefferson yang memiliki IQ 160, sesungguhnya adalah genius sejati dengan banyak pencapaian di berbagai bidang.
"Dia penulis hebat. Sebagaimana yang Anda ketahui, dia adalah penulis utama Deklarasi Kemerdekaan. Dia arsitek yang hebat, yang tidak hanya merancang rumahnya sendiri, tetapi juga kampus asli Universitas Virginia. Dia seorang ahli teori politik. Dia menulis banyak teori politik yang menjadi dasar Konstitusi kita,” ujar Simonton, profesor emeritus di Departemen Psikologi Universitas California, Davis.
Ditambahkannya, “Dia adalah seorang ilmuwan Alkitab. Dia juga pelopor dalam pertanian, termasuk soal menanam anggur untuk minuman anggur. Dan tentu saja, Jefferson adalah diplomat dan presiden. Yang hebat. Jadi dia adalah sosok yang sangat luar biasa secara intelektual.”
Advertisement
Obama Masuk Daftar Presiden AS Terpintar
Analisis Simonton tidak memasukkan presiden mana pun setelah tahun 2006. Tetapi Barbara Perry menggunakan beragam faktor, termasuk kecerdasan asli, nilai-nilai di sekolah, transkrip atau catatan nilai akhir, dan universitas di mana para presiden ini berkuliah untuk mengkaji pemimpin baru Amerika yang paling cerdas.
"Apakah dalam pidatonya itu kata-kata mereka sendiri, sehingga menunjukkan pemikir yang mandiri? Ini menunjukkan apakah mereka cerdas berbahasa. Apakah mereka elegan dan fasih dalam menyampaikan kebijakan? Apakah mereka memiliki kecerdasan tentang diri mereka sendiri," ujar Perry seraya menambahkan.
"Tulisan, cara bicara, kemampuan berkomunikasi dengan artikulasi yang jelas, juga kebebasan berpikir dan bertindak jadi pertimbangan. Apakah dapat menulis secara mandiri, apakah kebijakan mereka didasarkan pada ide-ide sendiri?"
Dengan menggunakan kriteria-kriteria ini, Perry menempatkan Barack Obama dalam kategori presiden dengan "kecerdasan tertinggi." Bahkan teman-temannya di Universitas Harvard menilai presiden ke-44 itu "berada di bidang yang berbeda dari kebanyakan orang brilyan lainnya di kelas mereka."
"Saya pasti akan menempatkan Obama dan Bill Clinton di lima besar," kata Perry. "Kemampuan keduanya untuk memahami, menganalisa, dan mempersatukan merupakan tanda-tanda kecerdasan sejati."
Sulit Menilai Akibat Keterbatasan Informasi, Bagaimana Trump dan Biden?
Simonton mengatakan sulit menilai Donald Trump karena keterbatasan informasi. Juga karena salah satu metode komunikasi favorit presiden ke-45 itu adalah mencuit, yang tidak menunjukkan kompleksitas pemikiran.
Sementara mengenai presiden saat ini, Perry mengatakan Joe Biden bukan salah satu pemimpin Amerika yang paling cerdas.
"Saya tidak pernah menemukan dia memiliki pemikiran intelektual yang tajam atau menarik,” ujarnya. “Saya kira ini bisa dilihat dari tempat dia bersekolah, dari nilainya. Dia (Biden) tidak pernah bersekolah di sekolah elit untuk menjadi sarjana atau pasca sarjana. Jadi saya kira ia memiliki kecerdasan rata-rata, tetapi jelas ia telah memasukkan hal itu dalam kepresidenannya. Ia unggul dari segi kepribadian.”
Presiden Amerika "jelas lebih pintar dari warga kebanyakan," ujar Simonton yang menambahkan pemimpin tidak dapat tampak terlalu cerdas dibanding orang yang mereka pimpin karena orang tidak akan mengikuti pemimpin yang tidak mereka pahami.
Baik Perry maupun Simonton setuju pada presiden-presiden Amerika di era awal adalah yang paling brilian.
Advertisement