ITDC Resmikan Proyek PLTS Jelang Hajatan KTT G20 Bali

Jelang KTT G20, ITDC Utilitas telah mencatatkan langkah awalnya dalam mengembangkan konsep keberlanjutan di kawasan pariwisata The Nusa Dua, Bali, melalui pemanfaatan energi surya atau PLTS.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Nov 2022, 20:32 WIB
ITDC Utilitas telah mencatatkan langkah awalnya dalam mengembangkan konsep keberlanjutan di kawasan pariwisata The Nusa Dua, Bali, melalui

Liputan6.com, Jakarta Perhelatan KTT G20 yang berlokasi di Bali, Indonesia telah menjadi bagian dari sejarah bangsa Indonesia. Berbagai pihak terus berupaya mengambil langkah strategisnya guna memberikan dukungan.

Hal ini sebagaimana harapan dari berlangsungnya KTT G20 adalah menghasilkan aksi dan kolaborasi nyata untuk menjadi solusi dari isu strategis Presidensi G20.

Transisi menuju energi keberlanjutan telah dicatatkan menjadi salah satu fokus utama dari pelaksanaan KTT G20, yang juga akan menjawab permasalahan lingkungan seperti krisis iklimglobal.

Upaya perwujudan transisi energi ini tidak hanya memerlukan regulasi, namun juga komitmen nyata dari para pelaku industri untuk memulai langkah keberlanjutannya.

Seperti yang dilakukan oleh PT ITDC Nusantara Utilitas (ITDC Utilitas), anak usaha PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN pengembang dan pengelola kawasan pariwisata di Indonesia.

“ITDC Utilitas akan terus melakukan berbagai improvement dalam pemenuhan kebutuhan utilitas di dalam kawasan, termasuk dalam mengembangkan zona hijau energi," ungkap dia.

"Saat ini sebagai langkah awal transisi energi di dalam kawasan dan dukungan pada percepatan transisi energi sesuai BALI COMPACTdan Bali Energy Transitions Roadmap, kami mengembangkan project pioneer PLTS Rooftop diarea Command Centre The Nusa Dua dan Lagoon ITDC," lanjutnya.

ITDC Utilitas telah mencatatkan langkah awalnya dalam mengembangkan konsep keberlanjutan di kawasan pariwisata The Nusa Dua, Bali, melalui pemanfaatan energi surya sebagai sumber energi keberlanjutan.

Aksi transisi energi ini sejalan dengan salah satu pokok bahasan PresidensiG20 Indonesia yakni mendorong transisi energi menuju energi baru dan terbarukan denganmengedepankan keamanan energi, aksesibilitas, dan keterjangkauan.

Instalasi PLTS Rooftop tahap awal dengan kapasitas 97 kWp, atau setara dengan 10 persen jumlah konsumsi energi operasional utilitas kawasan ini, akan menjadi bagian dari sumber energi listrikgedung-gedung vital pada saat penyelenggaraan KTT G20, yaitu gedung-gedung Command Center di kawasan The Nusa Dua.

PLTS Rooftop The Nusa Dua ini dikembangkan oleh ITDC Utilitas berkolaborasi dengan SUN Energy, perusahaan pengembang PLTS yang telah mencatatkan ragam portfolio bisnisnya pada berbagai jenis industri.

“Pertambahan portofolio bisnis dari beragam jenis industri yang terus kami catatkan menjadi bukti dari pertumbuhan minat pasar akan pemanfaatan energi surya di Indonesia. SUN Energy telah berkomitmen untuk terus memberikan layanan terbaiknya dalam melakukan elektrifikasi secara menyeluruh dengan energi bersih lintas industri," kata Direktur Utama PT Surya Utama Nuansa Roy Wijaya.

"Setelah instalasi Solar Charging Station di kawasan pariwisata lainnya di Indonesia, instalasi PLTS berkapasitas 97 kWp di di kawasan The Nusa Dua merupakan wujud dukungan SUN Energy terhadap transisi hijau dalam sektor pariwisata," lanjut dia.

Melalui potensi pemanfaatan energi surya di Indonesia, SUN Energy sebagai salah satu solar developer terbesar di Indonesia telah mencatatkan dukungannya terhadap kemajuan transisi hijau di Indonesia. Seperti produk stasiun pengisian daya listrik berbasis energi surya “Chargee”,yang diperkenalkan pertama kali di kawasan pariwisata seperti Mandalika dan Labuan Bajo.

“SUN Energy berupaya menjadi bagian dari proses transisi energi bagi ragam sektor industri, pada hari ini, dengan bangga kami meresmikan sistem PLTS Rooftop yang turut mendukung kemajuan sektor pariwisata hijau di Indonesia,” imbuh Roy Wijaya 

 


Menko Luhut Bakal Pensiunkan PLTU di KTT G20 Bali

Pemerintah siap mempensiunkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) pada acara puncak KTT G20 di Bali. (Dok. Kemenko Marves)

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, menegaskan kepada mata dunia bahwa Indonesia berkomitmen untuk turut aktif mengurangi emisi karbon. Salah satu langkah nyatanya, pemerintah siap mempensiunkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) pada acara puncak KTT G20 di Bali, pekan depan.

Luhut menjelaskan, dalam upaya mengurangi emisi karbon perlu adanya kolaborasi. Melalui kolaborasi dalam penurunan emisi karbon, maka bisa bermanfaat bagi masa depan.

"Pada kesempatan yang baik ini di COP 27, saya mengajak semua orang untuk bisa menghadiri puncak acara KTT G20, Presidential Summit di Bali. Kami akan mengumumkan salah satu langkah sukses kami dalam menghentikan operasional pembangkit batubara dan mengubahnya ke pembangkit berbasis EBT," ujar Luhut dalam pertemuan COP 27, Selasa (8/11/2022).

Luhut menilai, untuk bisa mengakselerasi target net zero emission (NZE) diperlukan akselerasi sistem dan juga memperkaya framework dalam transisi energi.

PLN akan mempensiunkan PLTU-nya secara bertahap. Ini memerlukan kerja bersama karena untuk menjalankan proyek ini butuh investasi yang tidak sedikit.

"Kami sangat terbuka atas kolaborasi dengan para partner dan juga negara tetangga. Kami akan menjelaskan success story kerja sama kami dengan Jepang untuk bisa menurunkan emisi global," kata Luhut.


Insiatif PLN

Pemerintah siap mempensiunkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) pada acara puncak KTT G20 di Bali. (Dok. Kemenko Marves)

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, mempensiunkan PLTU merupakan insiatif PLN dalam mempercepat tercapainya target NZE di 2060. PLN akan mempensiunkan 6,7 Giga Watt (GW) PLTU pada 2040 mendatang dan total 16 GW hingga 2060 mendatang.

"Sebagai bagian dari komitmen NZE 2060, PLN berkomitmen untuk menghentikan PLTU pada umur ekonomisnya, bukan memperpanjang. Dan kami bahkan mempercepat masa pensiun ini sebagai bukti komitmen kami dalam mengejar target NZE," terangnya.

Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN Evy Haryadi mengatakan, proses mempensiunkan PLTU tetap membutuhkan waktu. Untuk itu, PLN tidak tinggal diam, PLN tetap berupaya untuk bisa mengurangi emisi karbon melalui peningkatan teknologi co-firing, maupun Carbon Capture Storage (CCS).

"Kami terus terbuka dalam aksi kolaborasi sisi teknologi sehingga bisa mempercepat target NZE. Melalui rencana ini kami secara paralel juga mempercepat pembangunan pembangkit EBT sehingga bisa memenuhi kebutuhan listrik masyarakat," tuturnya. 

Infografis Indonesia Terima Tongkat Estafet Presidensi G20. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya